Kamis 01 Dec 2016 16:00 WIB

Presiden: Jangan Impor Pangan

Red:

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sedih jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan impor pangan. Khusus jagung, Presiden menargetkan Indonesia sudah mampu memenuhi sendiri seluruh kebutuhan jagung nasional pada 2018.

"Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget," kata Presiden di Istana Negara Jakarta, Rabu (30/11).

Presiden menyebutkan, beberapa pangan yang harusnya bisa ditanam Indonesia, tapi masih diimpor, di antaranya buah, jagung, dan beras. "Beras impor, tapi tahun ini tadi Pak Menteri Pertanian bilang sudah nggak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton, sekarang sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.

Presiden mengatakan, khusus jagung pada 2018 telah dijanjikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak akan impor kembali. Ia juga menambahkan, pemerintah akan terus meningkatkan dana desa hingga Rp 120 triliun pada 2018 guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurut Presiden, salah satu faktor yang menghambat swasembada jagung di Tanah Air, yaitu karena petani malas berpoduksi. Ini mengingat rendahnya harga yang didapat petani dari hasil menjual jagung mereka. Saat melakukan kunjungan ke Nusa Tenggara Timur, kata Presiden, ada petani yang mengeluhkan jagung mereka hanya dihargai Rp 1.600 per kilogram. Harga yang sangat rendah tersebut membuat petani merugi.

Saat ini, menurut Jokowi, harga jagung di tingkat petani mencapai Rp 3.100 per kilogram (kg). Kenaikan harga tersebut terjadi sejak pemerintah membuat kebijakan untuk mengendalikan harga jagung di pasaran. Pemerintah menjamin seluruh produksi petani akan dibeli oleh Perum Bulog dengan harga yang pantas.

Presiden menegaskan, kecukupan pangan Indonesia ini hanya masalah niat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. Menurut Presiden, ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Ada niat, mau atau tidak mau. Kalau niatnya kuat, maunya kuat, rampung urusan-urusan seperti impor.

Untuk itu, Presiden meminta tidak ingin ada laporan lagi masalah impor pangan karena sumber daya alam Indonesia mampu memproduksinya. "Jangan sampai jagung impor lah, buah impor, kedelai masih impor, garam masih impor, masa sih kita nggak bisa memproduksi itu. sumber daya alam kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan bisa bersaing dengan negara lain," katanya.

Presiden meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah, sampai kepala desa, penyuluh, peneliti, petani secara bersama-sama untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Presiden juga meminta pada tahun depan untuk fokus membangun embung, waduk sebanyak-banyaknya guna membuat penyimpanan air guna mendukung produksi pangan.

"Di negara manapun yang pertaniannya bagus, kita intip, tengok, ya air. Kalau airnya ada sepanjang tahun, bisa berproduksi tidak hanya nunggu hujan. Kunci-kunci seperti itu yang harus kita kerjakan," kata Presiden. Ia bahkan berjanji akan mengunjungi daerah jika produksi pangannya mengalami peningkatan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan tidak akan ada lagi impor jagung pada tahun ini dan tahun depan. Sebab, produksi jagung dalam negeri dinilai dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Ia memastikan sampai bulan Desember 2016, pemerintah tidak akan melakukan impor jagung karena produksi jagung terus meningkat. Kondisi ini terlihat dari penurunan impor hingga 60 persen dari tahun lalu. Tahun ini, jagung impor yang masuk baru 600 ribu ton.

Amran menjelaskan, untuk mendorong peningkatan produksi jagung dalam negeri, Kementan menjanjikan semua produksi jagung lokal akan diserap oleh Perum Bulog bila harganya jatuh di bawah Rp 3.150 per kilogram (kg) dengan kadar air 15 persen.

Amran juga memastikan tahun ini tidak ada lagi impor benih pangan yang masuk ke Indonesia dari luar negeri. Kalaupun ada yang masuk pada Januari 2016, kata dia, itu merupakan pembelian pada 2015 lalu. rep: Halimatus Sa'diyah  antara ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement