Sabtu 22 Oct 2016 14:00 WIB

Lumbung Perbatasan Mencegah Pangan Ilegal

Red:

JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan, dalam tiga bulan ke depan penutupan jalur penyelundupan bahan pangan di daerah perbatasan akan selesai. Menyusul langkah Kementerian Pertanian (Kementan) membuat lumbung pangan di sejumlah daerah perbatasan.

Mungkin tiga bulan ke depan sudah selesai, ujarnya di Jakarta, Jumat (21/10). Kementan akan menyusun skema dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 mendatang, atau tepat pada 100 tahun Indonesia merdeka. Saat ini, baru 500 hektare lahan yang telah dibangun dari target 4.000 hektare lahan.

Menurut Amran, berdasarkan kunjungannya ke beberapa daerah, selama ini penyelundupan bahan pangan di daerah perbatasan terjadi lantaran wilayah tersebut tidak memiliki lumbung pangan sendiri. Salah satunya di wilayah perbatasan Kepulauan Riau. Ini 70 tahun tidak punya sawah, tidak kenal padi sehingga akhirnya ada selundupan dari Singapura, katanya.

Padahal, kata dia, jumlah selundupan tidak begitu banyak jika dibandingkan hasil produksi sendiri. Karena itu, untuk menghentikan penyelundupan pangan tak perlu menutup jalur itu, tetapi dengan menggenjot produksi pangan wilayah tersebut.

Amran menyebutkan, Kementan akan menyelesaikan masalah penyelundupan pangan dengan mengajak kapolda dan pangdam ke perbatasan, untuk melihat jalur-jalur tikus. Dengan adanya sawah, kata dia, lumbung padi di perbatasan nantinya dapat diketahui apa yang diselundupkan.

Jadi Kepulauan Riau menyelesaikan Singapura, Entikong selesaikan Malaysia, Nusa Tenggara Timur (NTT) selesaikan Timor Leste, Filipina diselesaikan Maluku, dan Merauka selesaikan Papua Nugini, sekarang kita sudah ekspor beras, semua di perbatasan 44 kabupaten, kita membangun lumbung pangan organik, kata Amran.

Kementan berencana mengembangkan pertanian di desa-desa daerah perbatasan. Guna menjaga ketahanan pangan di daerah yang selama ini memenuhi kebutuhan pangannya kepada negara tetangga. Bahkan, Kementan menargetkan, lumbung pangan tersebut menjadi kunci sumber pangan negara tetangga. Jenis pertanian yang akan dikembangkan di daerah perbatasan tersebut yaitu pangan organik.  Ini mengingat tanaman organik memiliki potensi besar untuk ekspor di perbatasan.

Untuk itu, dalam membangun lumbung pangan di perbatasan ini Kementan menggandeng Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui program lumbung pangan ini, setiap wilayah perbatasan didorong agar mampu swasembada padi, jagung, cabai, bawang merah, serta komoditas lainnya sesuai dengan wilayah tersebut.

Terobosan baru Kementan membangun lumbung pangan di wilayah perbatasan mendapat dukungan penuh dari wakil menteri pertanian Cina, Singapura, dan Malaysia. Komitmen bersama ini mencuat dalam pertemuan menteri-menteri pertanian negara-negara ASEAN, awal Oktober lalu, di Singapura.

Hasil pertemuan tersebut menunjukkan, pada 2045 mendatang, populasi masyarakat Indonesia akan jauh lebih banyak dari saat ini, yakni mencapai lebih dari 300 juta orang. Ini merupakan tantangan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan, sekaligus menjaga cadangan pangan dalam negeri.      rep: Fauziah Mursid, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement