Rabu 31 Aug 2016 18:00 WIB

Laba Bersih Adaro Alami Kenaikan

Red:

JAKARTA -- Keuangan PT Adaro Energy Tbk tetap solid dan tidak goyang di tengah penurunan pasar batubara. Capaian laba bersih emiten yang berkode ADRO ini juga mengalami kenaikan.

Tercatat, laba bersih Adaro meningkat empat persen pada semester I 2016 dibandingkan dengan perolehan semester I 2015 yang sebesar 381 juta dolar AS. Perseroan masih mencatatkan laba operasional sebelum pajak (EBITDA) sebesar 397 juta dolar AS pada semester I 2016 berkat efisiensi.

Efisiensi yang dilakukan Adaro berhasil memangkas beban pokok pendapatan sebesar 21 persen menjadi 873 juta dolar AS. Sejumlah langkah efisiensi dan produktivitas yang dilakukan Adaro menyokong hal tersebut.

Besaran utang bersih Adaro juga berkurang 36 persen, dari 1,04 miliar dolar AS pada akhir paruh pertama tahun lalu, menjadi tinggal 702 juta dolar AS pada semester I 2016. Adapun pendapatan usaha Adaro sebesar 1,17 miliar dolar AS pada semester I 2016, turun 16 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu yakni 1,4 miliar dolar AS.

"Kinerja kami mencerminkan ketahanan model bisnis perusahaan," kata Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/8). Likuiditas Adaro tetap terjaga dengan baik pada tingkat 893 juta dolar AS. Kondisi ini menyediakan ruang fleksibilitas dan menjadi penopang dalam kondisi bisnis yang fluktuatif.

Garibaldi melihat adanya peningkatan dalam dinamika pasar batubara termal akhir-akhir ini. Keadaan tersebut ditopang oleh rasionalisasi suplai di negara-negara utama penghasil batubara, serta permintaan yang berkelanjutan. 

Dikatakan Garibaldi, penurunan pasar batubara saat ini hanyalah bersifat siklikal, sedangkan fundamental jangka panjang batubara tetap kokoh. Garibaldi yakin Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya akan terus bergantung pada batubara, sehingga prospek bisnis terus berlanjut.

Garibaldi mengatakan, tiga motor pertumbuhan bisnis Adaro, yakni pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, serta ketenagalistrikan, akan menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

"Pencapaian terkini Adaro, yaitu penyelesaian keuangan dengan PT Bhimasena Power Indonesia, semakin memperkuat model bisnis perusahaan dan meningkatkan daya saing untuk jangka waktu yang lebih panjang," kata Garibaldi.

Pengamat Energi, Marwan Batubara, menilai kondisi keuangan Adaro normal. Meski pendapatan Adaro sedikit terkorosi dikarenakan harga jual rata-rata batubara yang mengalami penurunan. "Saya kira itu normal, pendapatan berkurang karena harga jual menurun," katanya kepada Republika.

Marwan melihat, apa yang terjadi pada Adaro adalah lumrah, karena semua perusahaan tambang mengalami masalah serupa di tengah fluktuatifnya harga jual batubara. Tak hanya di sektor tambang batubara, menurut Marwan, perusahaan di sektor migas pun serupa.

Mantan petinggi Indosat ini menekankan perlunya strategi dan efisiensi menghadapi gejolak tersebut hingga akhir tahun. Menurut Marwan, menekan pembiayaan wajib hukumnya agar tidak mengganggu kegiatan produksi.     rep: Frederik Bata, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement