Jumat 29 Jul 2016 14:55 WIB

Total Buka Peluang Pertamina Investasi Lebih Awal

Red:

JAKARTA -- Operator Blok Mahakam saat ini, yakni PT Total E&P Indonesie, membuka kesempatan bagi PT Pertamina (Persero) untuk berinvestasi lebih awal di blok minyak dan gas bumi (migas) yang berada di Kalimantan Timur tersebut. Vice President Human Resources Total Arividya Novianto menjelaskan, perusahaan masih merencanakan kegiatan pengeboran pada kuartal pertama 2017 mendatang.

Jumlah sumur bor yang akan dikerjakan akan menimbang besaran harga minyak dunia saat kegiatan dilakukan nanti. Hanya saja, hingga saat ini baru ada satu sumur bor di Lapangan Tunu yang direncanakan.

Berkaitan dengan rencana Pertamina untuk berinvestasi lebih awal di Blok Mahakam, Novi mengatakan, ada opsi bagi pihaknya untuk mempersilakan Pertamina menggelontorkan dananya pada kuartal kedua tahun depan. Pertimbangannya, pada kuartal pertama, Total sudah memiliki rencana yang tertuang dalam anggaran dan kerja (WP&B) pada 2017.

Hanya saja, segala kemungkinan dibuka oleh Total untuk melakukan pembahasan bersama Pertamina. Dengan adanya opsi masuknya Pertamina lebih awal sebagai investor, nantinya pengerjaan proyek tetap dilakukan oleh Total selaku operator hingga akhir Desember 2017.

"Kalau harga minyak 50 (dolar AS per barel), cuma ngebor di kuartal I. Sisanya, kalau Pertamina mau masuk. Jadi, Pertamina mau invest, Total kan bisa jadi mengerjakan. Programnya apa didiskusikan dengan Pertamina," ujar Novi di Jakarta, Rabu (27/7). Novi melanjutkan, pihaknya sejak awal tetap konsisten untuk berupaya menjaga laju produksi.

Total telah melakukan program-program pengembangan produksi yang dianggap masih masuk dalam hitungan keekonomian bila mengacu pada harga minyak dunia saat ini. Novi menjelaskan bahwa tahun ini Pertamina selaku operator Blok Mahakam pascahabis kontrak pada 2018, akan terlibat dalam studi lapangan yang salah satu hasil akhirnya adalah penentuan WP&B 2017.

Bahkan, Total sudah secara terbuka membolehkan adanya transfer data, termasuk data lapangan, perhitungan cadangan, dan data teknis lainnya menyangkut produktivitas Blok Mahakam. Pertamina juga dilibatkan dalam kajian untuk melihat keekonomian lapangan. Pembahasan yang bakal berlangsung tahun ini tak hanya membahas hal-hal teknis menyangkut produksi migas, tapi juga menyangkut sisi keuangan dan sumber daya manusia.

Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menyatakan, pihaknya tetap akan mengupayakan untuk bisa berinvestasi lebih awal di Blok Mahakam. Alasannya sederhana, apabila nilai investasi tetap dibiarkan dengan laju seperti ini, dikhawatirkan akan ada penurunan produksi migas tepat saat Pertamina mengambil alih Blok Mahakam pada awal 2018.

Menanggapi kemauan Total untuk membuka opsi bagi Pertamina untuk berinvestasi pada kuartal kedua 2017, Dwi menyambut dengan baik. Pembahasan soal hal ini, lanjutnya, masih dilakukan secara insentif bersama Total.

"Kalau diizinkan, kita akan masuk. Kalau memang secara legal masih berada di mereka, kita minta mereka laksanakan on be half of Pertamina," ujar Dwi. Investasinya digadang-gadang senilai 2,5 miliar dolar AS per tahunnya. Pendanaannya akan menggunakan 40 persen sumber daya internal dan sisanya, 60 persen, diambil dari sumber eksternal.    rep: Sapto Andika Candra, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement