Sabtu 23 Jul 2016 18:23 WIB

BRI Cari Pendanaan Rp 20 Triliun

Red: Arifin

JAKARTA--BRI bersiap menerbitkan surat utang berupa obligasi dan middle term note (MTN) pada semester II 2016. Surat utang ini diharapkan bisa jadi variasi investasi bagi nasabah BRI.

Direktur Keuangan BRI Haru Koes mahargyo mengatakan, obligasi senilai Rp 12 triliun sudah selesai diterbitkan dan perseroan memulai lagi penerbitan umum berkelanjutan (PUB) obligasi baru senilai Rp 20 triliun dalam dua bagian. Obligasi bagian pertama senilai Rp 10 triliun rencananya akan diterbitkan pada paruh kedua 2016, sementara sisa Rp 10 triliun akan akan diterbitkan pada semester II 2017. Pun MTN yang rencananya akan terbit pada kuartal IV 2016.

Karena itu, saat ini BRI tengah dalam proses audit buku Juni pada 2016 ini digunakan untuk PUB. Begitu juga dengan terbitan obligasi pada semester I 2017 yang akan menggunakan buku pada Desember 2016 yang telah diaudit. Besaran kupon obligasi dan pelaksana emisi efek akan ditentukan kemudian.

`'Obligasi ini rencananya untuk refinancingsurat utang yang jatuh tempo. Kedua, menyediakan pilihan investasi bagi nasabah yang tadinya menyimpan dana di deposito, kini bisa ke obligasi yang diterbitkan oleh BRI,'' kata Haru di kantor BRI, Jumat (22/7).

Dibandingkan obligasi sebelumnya, rencana PUB obligasi baru BRI kali ini lebih besar sebab BRI sudah merasa butuh dana lebih besar yang dibuat bertahap. Bagi BRI, obligasi menjadi sumber dana jangka panjang dibanding deposito yang lebih pendek.

Nasabah pun punya pilihan produk lebih beragam. `'Obligasi kemarin tanggapan pasar bagus sampai kelebihan permintaan (oversubscribe).

Maka, sekarang coba naikkan lagi nilainya agar produk beragam. Sehingga, kami ikut menyumbang variasi dan ikut melikuidkan pasar modal,'' kata Haru.

MTN bersifat situasional karena jangkanya pendek. Saat ada investor yang berminat dan butuh, BRI bisa membuat MTN. Apalagi, biasanya investor MTN terbatas dan MTN sendiri tidak dicatat di bursa. Diakui Haru, MTN juga bisa jadi instrumen untuk menampung dana repatriasi hasil pengampunan pajak.

Orbit BRISat Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, terkait BRISat, saat ini telah berhasil masuk orbit sesuai jadwal, 10 hari setelah luncur.

BRI dan produsen BRISat asal AS, Space System/Loral (SSL), memprediksi BRISat akan masuk orbit antara 10 dan 12 hari setelah diluncurkan.

Saat ini, BRI tengah melakukan tes orbit di pabrik SSL di San Francisco, AS, untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang sudah berfungsi. Tes ini paralel dengan tes di stasiun Indonesia. Ada beberapa teknisi SSL yang berada di Indonesia yang juga turut memantau.

`'Tes orbit kami harapkan bisa rampung pada pertengahan Agustus ini. Tapi, kalau bisa lebih cepat, diupayakam bisa akhir Juli. Kami akan lihat apakah sudah sempurna atau tidak. Jika sudah, tidak ada masalah, kendati bisa segera dialihkan ke BRI,'' ungkap Asmawi di kantor BRI, Jumat (22/7).    rep: Fuji Pratiwi, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement