Kamis 26 May 2016 14:00 WIB

Sensus Ekonomi Terkendala Kejujuran

Red:

JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan, terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016. Kendala paling utama adalah ketidakjujuran masyarakat dalam menyampaikan informasi. Selain itu, ada juga pelaku usaha yang menutup diri.

Sebab, ada ketakutan data yang diberikan akan dimanfaatkan untuk kepentingan perpajakan. "Padahal, semua data kami jamin kerahasiaannya," ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (25/5). Meskipun terdapat sejumlah hambatan, Suryamin menyebut, pelaksanaan Sensus Skonomi 2016 berjalan sesuai rencana.

"Sampai sekarang sudah selesai sekitar 75 persen. Sesuai target," katanya. Suryamin berharap, seluruh lapisan masyarakat dapat bekerja sama menyukseskan Sensus Ekonomi 2016 yang akan berakhir pada 31 Mei 2016. Sebab, sensus ini sangat penting untuk mendapatkan potret terkini perekonomian Indonesia.

Menurut Suryamin, Sensus Ekonomi 2016 menyisir semua kegiatan usaha, baik skala mikro hingga besar. Tak ketinggalan aktivitas ekonomi rumah tangga. "Nanti bisa kelihatan apa yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan daya saing kita," ujar Suryamin.

Sensus Ekonomi 2016 dilakukan setiap 10 tahun sekali. Maka dapat dipastikan, dalam rentang 10 tahun, struktur ekonomi akan berubah. "Karena itu, data ini sangat penting," kata Suryamin.

Seperti dilansir Antara, BPS Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat proses Sensus Ekonomi 2016 sejak digulirkan 1 Mei 2016 hingga pekan lalu sudah mencapai 40 persen.

Kepala BPS Kota Bogor Budi Haryono mengatakan, kemungkinan cakupan sensus ekonomi yang dilaksanakan di lapangan sudah lebih dari 40 persen. Sebab, masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pencatatannya ke kantor.

Untuk evaluasi petugas Pencacah Sensus Lengkap (PCL) dan Pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lanjut Budi, sudah dilakukan dua kali, yakni pada 9 dan 18 Mei di masing-masing kecamatan. Dari hasil evaluasi tersebut, untuk dua blok sensus yang kedua (satu petugas bertugas di dua blok sensus), rata-rata sudah menyelesaikan sekitar setengahnya. "Jadi, sebetulnya bisa jadi pencatatan di lapangan tinggal 30 persen lagi. Kita optimistis target 31 Mei dapat dicapai," katanya.

BPS Kota Bogor menurunkan 1.819 petugas Sensus Ekonomi 2016 yang disebar untuk melakukan pendataan selama satu bulan di enam kecamatan. Petugas tersebut terdiri atas 1.354 Pencacah Sensus Lengkap (PCL), 454 Pengawas/pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lima koordinator lapangan, dan enam koordinator sensus kecamatan (Koseka). kegiatan sensus tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap anggota rumah tangga secara door to door, untuk mengetahui jenis usaha warga se-Kota Bogor.

"Pecatatan dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat," ujar Budi. Selain mendatangi rumah warga, lanjut Budi, petugas sensus juga mendata dan mendatangi langsung tempat-tempat usaha seperti restoran, hotel dan perkantoran. "Sensus Ekonomi 2016 memotret potensi perekonomian Kota Bogor untuk memetakan karakteristik usaha, kegiatan usaha mikro kecil dan menengah menjadi basis data sehingga pembangunan jadi lebih berkualitas."     rep: Satria Kartika Yudha, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement