Jumat 29 Apr 2016 16:00 WIB

BJB Cetak Laba Bersih Rp 499 Miliar

Red:

JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) mencetak laba Rp 499 miliar pada kuartal I 2016. Nilai tersebut bertumbuh 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BJB Ahmad Irfan menjelaskan, laba BJB pada kuartal I 2016 ditopang kredit konsumen. Faktor lainnya adalah peningkatan fee based income menjadi Rp 96 miliar atau naik 9,6 persen dibandingkan kuartal I 2015.

"Peningkatan imbal jasa ini menunjukkan BJB sudah bersiap menghadapi penerapan bunga single digit angka tunggal," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/4).

 

Menurut Irfan, kinerja apik BJB juga didukung turunnya rasio kredit bermasalah (NPL) dari 4,2 persen (kuartal I 2015) menjadi 2,8 persen (kuartal I 2016). 

"NPL secara keseluruhan memang turun meski khusus konsumen memang naik dari 0,09 persen menjadi 0,15 persen year on year. Tapi, NPL konsumen sifatnya musiman dan masih ditutup asuransi," katanya.

Berdasarkan paparan kinerja, pendapatan bunga bersih pada kuartal I 2016 menjadi Rp 1,41 triliun atau tumbuh 17,4 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Rasio biaya dana juga turun menjadi 5,2 persen dari 5,4 persen dengan porsi dana murah (CASA) meningkat menjadi 54,6 persen dari sebelumnya 53 persen. Rasio margin bunga bersih (NIM) juga naik menjadi 6,9 persen dari 6,8 persen.

Direktur Keuangan BJB Nia Kania menjelaskan, dari total kredit Rp 55,218 triliun pada kuartal I 2016, porsi kredit konsumen mencapai Rp 39 triliun dengan tingkat bunga antara 15 persen hingga 18 persen. Laba dari transaksi treasury pada kuartal I juga cukup baik, yaitu sebesar Rp 137 miliar.

Laba bersih hingga akhir tahun juga diharapkan tumbuh sekitar 18 persen. BJB mengalokasikan kredit komersial Rp 3 triliun tahun ini, terutama untuk proyek konstruksi pemerintah.

Dengan begitu, secara akumulatif kredit komersial diharapkan mencapai Rp 10 triliun pada akhir 2016. Pertumbuhan kredit mikro coba diperbesar menjadi 20 persen hingga 25 persen pada 2016. Sementara, kredit linkage dengan BPR 15 persen.

''Sektor yang kami prioritaskan tahun ini di konstruksi dan perusahaan pembiayaan,'' kata Nia.

Pada kuartal I 2016 ini, kredit BJB mencapai Rp 55,218 triliun, tumbuh 11,3 persen dari kuartal yang sama tahun lalu. Untuk kuartal pertama ini, kredit konsumen mencapai Rp 39,670 triliun, tumbuh 14,4 persen. Kredit mikro mencapai Rp 3,210 triliun, turun 23,3 persen. Sementara, kredit perumahan mencapai Rp 4,492 triliun, tumbuh 0,3 persen.

Pertumbuhan rata-rata kredit tahun ini juga ditargetkan berkisar 12-15 persen sehingga LDR bisa dijaga antara 85-90 persen hingga akhir tahun.

Dana akhir tahun pemerintah habis dicairkan. Untuk mengelola kualitas kredit, BJB mengandalkan penjualan aset, klaim asuransi, dan pemulihan kredit yang telah hapus buku (write off) tetap dilakukan.

Rasio kredit bermasalah (NLP) kredit mikro, kata Nia, di kuartal I 2016 memang masih tinggi. Namun, hingga akhir tahun NPL gross diharapkan bisa mencapai 2,3 persen dan NPL net 1,9 persen.   rep: Fuji Pratiwi, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement