Senin 28 Mar 2016 15:15 WIB

Harga BBM Tunggu Presiden

Red:

Foto: Republika/Prayogi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA--Pemerintah akan segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per April 2016. Perubahan harga ini dilakukan setelah harga minyak dunia yang mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Rencananya, pemerintah tak akan menurunkan harga BBM lebih dari Rp 1.000.

Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan, memang sampai saat ini belum ada kepastian besaran nominal untuk penurunan harga BBM. Sebab, Kementerian ESDM harus memasukkan usulan tersebut ke presiden untuk dipelajari telebih dahulu.

"Ini kan harus dilaporkan dulu ke presiden. Nanti kalau sudah disetujui mengenai berapa jumlah penurunannya, baru bisa disampaikan," ujar Wiratmadja melalui sambungan telepon, Ahad (27/3).

Menurut Wirat, sapaan akrabnya, dari hasil rapat di Kementerian Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian beberapa hari lalu, usulan ini kemungkinan akan bisa diketahui besok atau lusa. Artinya, paling lambat masyarakat bisa mengetahui nominal penurunan ini pada Selasa. "Iya ini (penurunan BBM) besok atau lusa. Pak menteri yang berwenang," kata Wirat.

Mengenai kemungkinan penurunan di atas Rp 1.000, Wirat belum bisa memastikannya. Sebab, penentuan nominal tersebut harus melalui berbagai kajian.

Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan, penurunan harga BBM tidak akan terjadi secara drastis. Hal ini karena kondisi harga minyak dunia yang mulai merangkak naik. Sehingga, harga jual nanti tidak akan persis pada harga keekonomian.

Apalagi, penurunan harga BBM tidak serta-merta diikuti dengan penurunan biaya layanan dan jasa yang telanjur naik. "Kita sudah konsisten meninjau per tiga bulan dan pada 1 April, kita akan turunkan harga BBM. Ini untuk jaga-jaga pada Juli," kata Sudirman, Jumat (25/3).

Sementara, pengamat energi, Marwan Batubara, mengatakan, pemerintah sebenarnya bisa saja menurunkan harga BBM lebih dari Rp 1.000. Sebab, penurunan harga minyak dunia yang cukup drastis mampu membuat harga BBM juga turun dalam jumlah besar.

Meski demikian, Marwan menilai, sikap pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM terlalu banyak telah sesuai. Hal ini merujuk pada harga minyak dunia yang mulai memperlihatkan adanya kenaikan.

Untuk itu, pemerintah diharapkan bisa lebih terbuka mengenai alasan penurunan harga BBM yang tidak besar ini. "Penurunan harga ini harus diiringi dengan transparansi kepada masyarakat. Jadi, mereka juga tahu mengapa harga BBM tidak turun banyak seperti harga minyak dunia," ujar Marwan, Ahad (27/3).

Marwan menilai, pemerintah yang ingin menahan dana cadangan dalam penurunan harga minyak dunia sebagai dana stabilitas juga harus diketahui masyarakat luas. Sehingga, masyarakat lebih paham alasan pemerintah menyimpan dana tersebut sebagai persiapan kenaikan harga minyak dunia yang sulit diprediksi.

Di sisi lain, dengan penurunan ini, pemerintah harus bisa menekan harga barang dan jasa yang selama ini ikut melonjak dengan kenaikan BBM. Dengan penurunan harga ini, barulah masyarakat bisa merasakan dengan jelas dampak dari penurunan BBM tersebut.

Ia juga menekankan, pemerintah saat ini juga harus memprediksi dalam tiga bulan ke depan harga minyak dunia akan mengarah ke mana. "Tetap harus mengantisipasi bahwa harga minyak dunia bisa kembali naik. Ini yang harus dipersiapkan," kata Marwan.

Apalagi, pada tiga bulan ke depan, bertepatan memasuki Ramadhan yang membuat masyarakat cenderung membutuhkan banyak dana dalam menjalaninya. Termasuk, saat masyarakat Muslim memasuki Hari Raya Idul Fitri. Jangan sampai saat bulan ini, pemerintah tiba-tiba memberikan kabar kurang baik dengan kenaikan harga BBM.

Melihat hal ini, Marwan lebih memilih agar pemerintah tidak menurunkan harga BBM terlalu signifikan. Sehingga, dana yang didapat dalam kurun waktu tiga bulan ke depan bisa digunakan untuk menstabilkan harga BBM tiga bulan berikutnya saat harga minyak dunia merangkak.

Namun, untuk menahan penurunan yang tidak terlalu besar, pemerintah diharapkan bisa lebih transparan kepada masyarakat. Pemerintah memberikan penjelasan ke mana dana yang ditahan ini nantinya akan dialokasikan.

Sehingga, masyarakat pun tidak bertanya-tanya mengapa harga BBM tidak turun pada saat harga minyak dunia melemah. "Karena, ini bukan uang milik negara, melainkan milik rakyat. Jadi, uang ini harus diketahui mereka untuk apa-apanya," kata Marwan. rep: Debbie Sutrisno ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement