Jumat 12 Feb 2016 16:00 WIB

Sentimen Dalam Negeri Perkuat Rupiah

Red:

JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak awal pekan ini terus mengalami penguatan. Mengacu kepada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah per hari ini tercatat Rp 13,369 per dolar AS.

Nilai itu menguat dibandingkan dua hari sebelumnya yang berada pada Rp 13.538 per dolar AS (10 Februari 2016) dan Rp 13.689 per dolar AS (11 Februari 2016). Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai, penguatan rupiah terjadi karena sentimen pasar terhadap Indonesia sangat positif. "Ini kalau saya lihat, persepsi terhadap Indonesia sedang bagus-bagusnya," ujar Bambang, di Jakarta, Kamis (11/2).

Sebab, di antara negara-negara emerging market, manajemen makro Indonesia penuh kehati-hatian dan stabil. Selain itu, Bambang mengklaim Indonesia tidak terkena dampak anjloknya harga minyak dunia. 

"Berpengaruh terhadap penguatan semua, tidak hanya rupiah. Pokoknya, kita jalankan dan paling penting menjaga stabilitas makro dari sisi fiskal," katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir terjadi karena membaiknya kondisi fundamental perekonomian. "Sentimen dalam negeri positif. Pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari ekspektasi dan inflasi juga rendah," ujarnya.

Menurut Perry, para pelaku pasar sedang merespons positif kondisi perekonomian saat ini. Tak terkecuali kinerja defisit neraca transaksi berjalan yang makin mengecil lantaran penurunan nilai impor.

Selain itu, kata Perry, berita positif juga muncul karena pemerintah telah mempercepat realisasi anggaran belanja yang bermanfaat untuk pembangunan infrastruktur sejak awal tahun. "Saya kira ini akan bagus pada perekonomian kita, karena akan mendukung stabilitas dan lebih baik untuk pertumbuhan kita," ujarnya.

Faktor lainnya yang menjadi penyebab penguatan nilai rupiah adalah faktor eksternal, terutama dari AS. Sebab, Bank Sentral AS (the Fed) telah memberi kepastian tidak akan menyesuaikan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) dalam waktu dekat. "Ini karena memang di AS sendiri juga kelihatan bahwa kenaikan dari ekonominya belum sekuat yang diperkirakan," kata Perry.

Analis dari Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, menilai penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak lepas dari masih kuatnya perekonomian domestik. Selain itu, keputusan pemerintah melansir paket kebijakan ekonomi X juga menambah sentimen positif. Hal itu, lanjut Rangga, dapat menjaga sentimen penguatan mata uang rupiah ke depannya. 

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, menilai, diluncurkannya paket kebijakan ekonomi X yang bertujuan untuk memperlonggar investasi sekaligus meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi dapat menambah prospek positif bagi perekonomian domestik.

Dengan semakin positif, prospek ekonomi domestik pada akhirnya dapat menopang nilai tukar rupiah untuk kembali berada di area positif. "Dengan membaiknya prospek ekonomi domestik maka akan menjaga laju rupiah untuk jangka menengah-panjang," katanya.

rep: Sapto Andika Candra,Debbie Sutrisno, antara, ed: Muhammad Iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement