Sabtu 09 Jan 2016 13:00 WIB

Volume Industri Mamin Diprediksi Tumbuh Pesat

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Volume Industri Mamin Diprediksi Tumbuh Pesat

RIZKY JARAMAYA 

JAKARTA--Ketua Umum Gabungan Asosiasi Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Luk man optimistis pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin)

pada 2016 bisa mencapai delapan persen. Pertumbuhan tersebut diharapkan dapat tercapai dari sisi volume dan bukan karena harga yang tinggi.

Adhi menjelaskan, angka pertumbuhan industri mamin pada 2015 sudah cukup baik, yakni sekitar tujuh persen, tetapi belum memuaskan. Pada kuartal I dan II 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman didorong karena kenaikan harga sedangkan volume pertumbuhan baru terlihat pada kuartal III dan IV 2015. 

\"Dengan penurunan biaya listrik dan gas yang dilaku kan pemerintah, dapat men do rong industri makanan dan mi numan menjadi lebih baik dan diharapkan pada 2016 tak ada kenaikan harga,\" ujar Adhi, Jumat (8/1).

Adhi mengaku, pertumbuhan industri mamin pada 2016 masih tetap tumbuh karena pemerintah sudah lebih siap. Ia mencontohkan penggunaan anggaran yang sudah mulai berjalan sehingga menjadi pemicu pergerakan ekonomi nasional. 

Selain itu, sejumlah lembaga perekonomian dunia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan lebih baik serta beberapa harga komoditas diperkirakan tidak akan turun lagi.

\"Dengan optimisme ini, pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat,\" kata Adhi.

Menurut Adhi, sejumlah tantangan masih akan dihadapi oleh pelaku usaha makanan dan minuman, yakni terkait bahan baku.

Adhi mengatakan, pasokan gula dan garam perlu solusi jangka panjang agar pelaku usaha mendapatkan kepastian dan tidak diha dapkan pada isu pasokan setiap tahun. 

Oleh karena itu, pelaku usaha dan pemerintah perlu kerja sama membuat peta jalan pemenuhan gula dan garam dengan menyempurnakan aturan impor gula dan garam sebagai solusi jangka pendek. Menurut Adhi, pemerintah sudah berkomitmen untuk memberikan pasokan gula dan garam selama enam bulan ke depan. 

Adhi menambahkan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), rencana investasi industri makanan dan minuman sepanjang 2015 naik sebesar 326 persen atau senilai Rp 184,92 triliun. Di sisi lain, realisasi investasi di sektor tersebut pada triwulan II 2015 hanya mencapai Rp 32,6 triliun. Menurut Adhi, tanpa dukungan kebijakan iklim investasi yang baik, minat investasi yang tinggi akan sulit direalisasikan.

Sementara, Direktur Industri Ma kanan Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, pemerintah sedang menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk sejumlah produk makanan dan minuman olahan.

 
Hal ini untuk mening katkan kualitas sumber daya manusia di sektor industri makanan dan minuman.

\"Dengan penyusunan ini, nantinya rantai nilai tidak hanya di bagian produksi, tapi juga distribusi,\" ujar Rochim. (ed: ichsan emrald alamsyah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement