Sabtu 28 Nov 2015 15:03 WIB

Aramco Garap Kilang Cilacap

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menandatangani head of agreement (HoA) untuk pelaksanaan proyek peningkatan Refinery Unit IV Cilacap. Kerja sama ini merupakan bagian Refinery Development Master Plan dengan perkiraan nilai investasi sebesar 5,5 miliar dolar AS.

Penandatanganan HoA dilakukan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Dwi Soetjipto dan President and CEO Saudi Aramco Amin al-Nasser serta disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (26/11).

Dwi menjelaskan, peningkatan RU IV Cilacap memungkinkan kilang terbesar di Indonesia tersebut memiliki keekonomian yang meningkat melalui tiga parameter kunci. Yaitu, peningkatan kapasitas total crude distillate unit(CDU) dari sekitar 345 ribu barel per hari (bph) menjadi 370 ribu bph.

Kompleksitas kilang meningkat dari tiga menjadi sembilan dan peningkatan hasil produksi dengan nilai tinggi dari semula sekitar 73 persen menjadi 96 persen.

Ekspansi yang dilakukan melalui RDMP terdiri atas tiga bagian, yaitu unit primarymelalui revampingpada CDU II dan maksimalisasi CDU I, unit secondary dengan revamping RFCC dari ka pasitas 62 ribu bph menjadi 81 ribu bph, dan pemasangan hydro crackerunit baru berkapasitas 43 ribu bph.

Serta unit petrokimia dengan peningkatan menonjol pada produksi paraxylenedari 280 ribu bph menjadi 485 ribu bph dan pembangunan pabrik produksi polypropylene baru untuk menaikkan produksi polypropylene menjadi 153 ribu kiloton per tahun.

"Untuk seluruh kegiatan tersebut, kami perkirakan akan menelan investasi sekitar 5,5 miliar dolar AS. Proyek ini ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2021," kata Dwi.

Setelah penandatanganan HoA, Pertamina dan Saudi Aramco akan melaksanakan site preparation dan basic engineering designpada tahun depan. Apabila front end engineering design (FEED) dapat tuntas pada 2017 dan EPC dimulai pada 2018, diharapkan peningkatan RU IV Cilacap akan tuntas dan beroperasi pada akhir 2021.

Sementara, Pertamina menetapkan JGC Corporation sebagai kontraktor teknik, pembekalan, dan konstruksi proyek Langit Biru Cilacap senilai 392 juta dolar AS. Kondisi itu memungkinkan produksi gasolin dari Refinery Unit IV Cilacap 100 persen memiliki RON 92 dengan total kapasitas 91 ribu bph.

Penandatanganan penetapan kontrak dilakukan Dirut Pertamina Chairman Emeritus JGC Corporation Yoshihiro Shigehisa dan Presiden Direktur PT Encona Inti Industri YB Haryono, serta disaksikan Wapres Jusuf Kalla dan jajaran menteri Kabinet Kerja di tempat sama.

Proyek Langit Biru Cilacap merupakan salah satu proyek pening katan spesifikasi gasolin dari semula RON 88 menjadi RON 92. Proyek ini adalah kelanjutan dari Residual Fluid Catalytic Cracking yang telah tuntas dan beroperasi sejak Oktober 2015.  rep: Sapto Andika Candra ed: Zaky Al Hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement