Selasa 06 Oct 2015 12:00 WIB

Target Penyaluran KUR Sulit Tercapai

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Target Penyaluran KUR Sulit Tercapai 


JAKARTA — Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, pesimistis target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) 2015 sebesar Rp 28 triliun dapat tercapai.  Sebab, sampai akhir September 2015, nilai KUR yang tersalurkan baru mencapai Rp 5 triliun.  "Realisasi masih jauh dari target. Target realistis dari ketiga bank (BRI, BNI, dan Bank Mandiri) itu Rp 19 triliun – Rp 20 triliun," ujar Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (5/10).

Sekadar catatan, pemerintah menargetkan penyaluran KUR pada 2015 sebesar Rp 28 triliun.  Sebanyak Rp 17,5 triliun di antaranya disalurkan oleh BRI. Sementara, sisanya disalurkan oleh BNI, Bank Mandiri, serta bank-bank pembangunan daerah di seluruh Tanah Air.

Menurut Puspayoga, terdapat sejumlah faktor yang mendasari minimnya penyaluran KUR.  Namun, penyebab utama adalah perlambatan ekonomi. Berdasarkan data terakhir yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 tercatat 4,67 persen atau lebih rendah ketimbang triwulan sebelumnya, yaitu 4,71 persen.

Pemerintah pun telah meminta kepada tiga bank pelat merah untuk menggenjot penyaluran KUR. "Kami diminta mengevaluasi apa-apa saja yang bisa dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan KUR," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam. Selain dari sisi perbankan, Puspayoga menyebut akan ada relaksasi kebijakan dari pemerintah untuk mempercepat penyaluran KUR.

Misalnya, KUR dapat disalurkan kepada seorang istri untuk menjalani usaha. Asalkan yang bersangkutan dijamin oleh suaminya. Kemudian, sang suami yang menjadi penjamin sang istri harus merupakan karyawan tetap.  

"Relaksasi penting dilakukan agar pelaksanaan KUR bisa lebih cepat serta meningkatkan produktivitas masyarakat," ujarnya. Selain itu, pemerintah juga berupaya melahirkan opsi lainnya untuk mendorong kinerja penyerapan KUR, yaitu dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor perbankan. "Kesulitan bank-bank pelaksana ada di SDM. Kami menawarkan beberapa opsi, kalau memang kesulitannya di SDM, ada program development service dan melibatkan konsultan maupun tenaga teknis yang bisa diperbantukan," ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo seperti dikutip dari kantor berita Antara.  

Di samping penyaluran KUR, pemerintah juga berencana memperluas cakupan KUR. Nantinya, KUR boleh disalurkan untuk sektor perkebunan. "Sehingga, masyarakat boleh mendapatkan KUR untuk tanaman keras," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Menurut Rini, tenor KUR untuk sektor perkebunan juga diusulkan diperpanjang menjadi 10 tahun.  Jangka waktu tersebut lebih panjang dibanding tenor KUR pada umumnya yang berkisar antara tiga sampai lima tahun. "Dengan begitu, kebun rakyat seperti komoditas kepala sawit atau teh bisa berkembang dengan pendanaan dari KUR," ujarnya. 

Realisasi KUR perbankan

Sampai dengan akhir September 2015, BRI telah menyalurkan KUR sebesar 3,5 triliun. Jumlah itu tercatat sejak dimulainya penurunan bunga KUR menjadi 12 persen per Agustus 2015.  Sementara, BNI mencatat realisasi penyaluran KUR hingga periode yang sama sekitar Rp 150 miliar. 

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, BNI menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 3 triliun sampai akhir tahun. "Kita usahakan bisa mencapai target," katanya. Achmad menjelaskan, demi mencapai target, BNI melakukan berbagai upaya.  

Di antaranya dengan membuka sejumlah outlet yang tadinya tidak diperbolehkan menyalurkan kredit menjadi boleh menyalurkan kredit. Langkah tersebut diharapkan dapat mempercepat penyaluran KUR. Selain itu, BNI juga menambah kuantitas sumber daya manusia (SDM) untuk mempercepat penyaluran KUR. n binti sholikah ed: muhammad iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement