Rabu 19 Aug 2015 17:00 WIB

300 Ribu Sapi akan Diimpor

Red:

JAKARTA -- Pemerintah akan mengimpor 300 ribu ekor sapi hingga akhir tahun ini. Impor sapi ini diharapkan dapat mengatasi kelangkaan pasokan daging sapi akibat aksi penimbunan dan menjaga stabilitas harga komoditas ini yang sekarang melambung tinggi di beberapa daerah.

Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengatakan, keputusan melakukan impor sapi itu didapat setelah ia berkoordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terkait terbatasnya suplai daging sapi yang menyebabkan lonjakan harga.

"Kami siap mengguyur pasar dengan mengimpor 300 ribu ekor sapi. Ini supaya para penimbun daging sapi berpikir dua kali," kata Thomas, di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/8).

Thomas yakin, dengan adanya impor sapi yang akan dilakukan pemerintah, para penimbun tidak akan lagi menahan pasokan ke pasar. Dengan begitu, harga daging sapi pun bisa lebih terjangkau. Pengganti Rachmat Gobel ini mengakui, pemerintah sangat tidak senang lantaran harga sapi saat itu begitu tinggi. Karena itu, impor sapi dinilai menjadi langkah tepat untuk menstabilkan harga.

Meski begitu, Thomas tidak membeberkan apakah sapi yang diimpor adalah sapi potong atau sapi bakalan. Yang pasti, proses impor sedang berjalan. "Kalau sapi sudah diguyur ke pasar, saya yakin para penimbun sapi akan mengalami kerugian finansial yang cukup berat," ujar dia.

Mendag juga berjanji akan terus berkoordinasi dengan Mentan karena penambahan stok melalui impor juga dilakukan berdasarkan kebutuhan daging sapi di dalam negeri. "Saya kira beliau punya strategi untuk pengembangan industri ini agar dalam jangka panjang sangat bagus. Tapi, tentunya saya yang ditugaskan untuk menertibkan pasar," kata dia.

Pada hari Ahad (9/8) hingga Rabu (12/8) pekan lalu para pedagang daging sapi di sejumlah daerah di Indonesia menggelar aksi mogok akibat melonjaknya harga daging yang pada pasca-Lebaran mencapai Rp 110 ribu per kg dan kini sudah menyentuh Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kg. Sementara, harga karkas (daging dan tulang) sudah mencapai Rp 94 ribu per kg, padahal sebelum Lebaran masih dipatok Rp 86 ribu per kg dan saat kondisi normal hanya Rp 80 ribu per kg.

Pemerintah Kota Sukabumi belum berencana menggelar operasi pasar (OP) daging sapi. Hal ini karena harga komoditas tersebut di pasaran mulai turun dari harga sebelumnya. "Kita ditawari OP daging oleh pemprov, namun belum diambil,'' ujar Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi Ayep Supriyatna, Senin (17/8).

Pemkot Sukabumi mengambil langkah tersebut karena harga daging di pasaran mulai turun dengan kisaran antara Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kg. Sebelumnya, harga daging sapi mencapai Rp 130 ribu per kg. Oleh karena itu, pemkot belum akan mengambil pilihan OP daging sapi meski harga daging OP yang ditawarkan jauh lebih murah yakni Rp 90 ribu per kg.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan, kasus dugaan kartel daging sapi akan menjadi perkara baru yang akan disidangkan. Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan, proses investigasi kasus dugaan kartel memang sudah dilakukan sejak 2013 sampai 2015 oleh KKPU.

"Kemarin sudah kunjungi rumah pemotongan hewan (RPH), termasuk di Tangerang, terus kita lakukan kunjungan feedloter importir," kata Syarkawi, di kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).

Menurut Syarkawi, hasil investigasi yang mulai dari 2013 ini serta inspeksi ke RPH yang dilakukan belum lama ini telah dibawa ke sidang komisioner KPPU. Dan hasilnya, kata dia, kasus harga daging sapi menjadi perkara yang baru.

"Berdasarkan yang kita temukan dalam rapat komisi yang dihadiri komisioner bahwa investigasi kartel daging kita jadikan sebagai perkara baru yang akan kita sidangkan di KPPU," tuturnya. n antara ed: nidia zuraya

Data Impor Sapi Bakalan

2015 **:

Izin: 350.000 ekor

Realisasi: 298.861 ekor

2014:

Izin: 877.955 ekor

Realisasi: 729.400

2013:

Izin: 409.137 ekor

Realisasi: 312.687 ekor

2012:

Izin: 283.000 ekor

Realisasi: 297.462 ekor

** Januari-Juni

Sumber: Kementerian Perdagangan/Kementerian Pertanian

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement