Kamis 30 Jul 2015 14:00 WIB

Garuda Kembali Raup Laba

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Garuda Kembali Raup Laba


JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) pada semester I 2015 membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar 29,3 juta dolar AS. Angka ini meningkat 114,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu, di mana saat itu Garuda merugi 201,3 juta dolar AS. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menjelaskan, peningkatan kinerja perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang lesu dapat dicapai berkat penerapan strategi pengembangan bisnis perseroan berjuluk “Quick Wins”, serta upaya efisiensi secara internal. 

“Selain itu, Garuda juga berhasil meningkatan market share pasar domestik maupun internasional. Pasar domestik, market share kami 44 persen. Pasar internasional 28 persen,” ujar Arif, di Jakarta, Rabu (29/7). 

Garuda Indonesia juga mencatat pendapatan usaha sebesar 1,84 miliar dolar AS, meningkat 4,7 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 1,76 miliar dolar AS. Sementara itu, beban usaha ditekan sebesar 11,6 persen, dari 1,99 miliar dolar AS tahun lalu menjadi 1,76 miliar dolar AS pada tahun ini. 

Dari segi angkutan penumpang, Garuda Indonesia mengangkut 15,9 juta penumpang pada semester I 2015 ini. Angka ini meningkat 19,5 persen dibanding tahun lalu sebesar 13,3 juta penumpang. Selain itu, tingkat isian penumpang juga tercatat melonjak menjadi 75,8 persen, dari tahun lalu yang hanya 69 persen. 

Selain itu, perbaikan kinerja keuangan Garuda Indonesia didukung kerja sama lindung nilai atau hedging dengan sejumlah bank yang dilakukan sejak awal 2015. Lindung nilai dilakukan atas obligasi rupiah ke dolar AS senilai Rp 2 triliun. Kebijakan ini dilakukan sebagai strategi untuk mengantisipasi efek melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Arif menyebut, melalui cross currency swap, Garuda dapat menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang rupiah karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Hal ini mengingat biaya spare parts, maintenance, serta sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dolar AS,” ujar Arif.

Perseroan, lanjutnya, masih melihat perkembangan pasar, di mana pada saat yang tepat akan melakukan kegiatan lindung nilai kembali terhadap leverage rupiah. Selain itu, Arif menilai pelaksanaan secara rutin transaksi lindung nilai terhadap eksposur penerimaan rupiah dari biaya dolar AS serta bahan bakar bisa menambah kinerja manajemen risiko di tengah ekonomi yang masih lesu.

Maskapai penerbangan pelat merah ini pada 2015 juga berhasil menduduki peringkat delapan dunia sebagai maskapai penerangan terbaik. N ed: nur aini 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement