Jumat 24 Apr 2015 14:00 WIB

Adaro: Bisnis Batu Bara Masih Akan Tertekan

Red:

JAKARTA — Kondisi bisnis batu bara dunia diperkirakan masih akan tertekan pada tahun ini. Kelebihan pasokan dan kapasitas di pasar, menurut Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir, masih menjadi faktor penyebabnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

"Kami tetap berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan nilai maksimum dari batu bara Indonesia, termasuk membayar dividen tunai dan membantu membangun negara," ujar Garibaldi usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Hotel dan Convention Center JS Luwansa, Jakarta, Kamis (23/4).

Garibaldi menjelaskan, yang menjadi fokus perseroan adalah keunggulan operasional, menjaga kas, dan pengembangan bisnis, termasuk memperkuat bisnis logistik dan bergerak ke hilir menuju bisnis ketenagalistrikan. Dalam RUPST, kata dia, pemegang saham menyetujui seluruh agenda RUPST termasuk laporan tahunan tahun buku 2014 dan memberikan pengesahan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014.

Dalam laporan tahunan tahun buku 2014, laba bersih Adaro Energy mengalami penurunan 21 persen menjadi sebesar 183,5 juta dolar AS. Penurunan ini dipengaruhi harga batu bara yang masih rendah sepanjang 2014 karena kelebihan pasokan dan melemahnya permintaan di Cina. Meskipun demikian, neraca dan fleksibilitas likuiditas Adaro Energy tetap kokoh dengan tetap menjaga ketersediaan kas dan mengurangi utang.

Pemegang saham menyetujui penggunaan laba perusahaan pada 2014 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 178,16 juta dolar AS. Selain itu, sebesar 1,78 juta dolar AS dari laba bersih akan digunakan untuk penyisihan cadangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT) Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 70.

Sedangkan, 75,49 juta dolar AS atau sebesar 42 persen dari laba bersih akan digunakan untuk pembayaran dividen tunai final, termasuk dividen tunai interim sebesar 30,07 juta dolar AS yang dibayarkan pada 16 Januari 2015. Sementara, sisanya sebesar 45,42 juta dolar AS akan dibagikan sebagai dividen tunai final.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, jadwal pembayaran dividen tunai tersebut akan dipublikasikan pada dua surat kabar yang beredar secara nasional sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, sebesar 100,89 juta dolar AS dari laba bersih akan digunakan untuk laba ditahan.

RUPST juga memberikan wewenang kepada dewan komisaris untuk menunjuk kantor akuntan publik (KAP) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengaudit laporan keuangan Adaro untuk tahun berjalan dan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015 serta memberikan wewenang kepada dewan komisaris untuk menetapkan honorarium KAP beserta persyaratan lainnya.

Selain itu, pada RUPS tersebut Direksi Adaro Energy menyampaikan informasi pengunduran diri Sandiaga Salahuddin Uno sebagai direktur berdasarkan surat yang diterima perusahaan pada 16 April 2015. 

n ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement