Sabtu 28 Mar 2015 14:52 WIB

BI: Inflasi Maret Melonjak

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dua bulan Indonesia mengalami deflasi, Bank Indonesia memperkirakan, inflasi terjadi pada Maret 2015. Laju inflasi pada Maret diperkirakan berada pada kisaran 0,27 persen hingga 0,3 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, inflasi pada Maret tahun ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Maret dalam tujuh tahun terakhir sebesar 0,21 persen. Namun, menurutnya, tingkat inflasi tersebut masih relatif terkendali.

"Inflasi Maret (0,27-0,3 persen) itu tingginya dibatas wajar," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/3).

Agus menjelaskan, inflasi yang ter jadi pada bulan ketiga 2015 ini di pengaruhi bahan pangan (volatile food), yakni beras dan bawang. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 6.800 per liter yang berlaku awal Maret 2015 turut menaikkan inflasi bulan ini.

Meski demikian, harga daging ayam dan telur ayam menyumbang deflasi pada Maret 2015. Sehingga, Agus menilai, tingkat inflasi bulan ini berjalan sesuai arahan BI.

"Jadi (perkembangan inflasi) ini cukup baik. Yang utama di akhir tahun bisa empat persen plus minus satu persen," kata Agus.

Sebelumnya, dalam dua bulan terakhir Indonesia mengalami deflasi. Pada Januari 2015 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,24 persen (mtm) dan pada Februari 2015 sebesar 0,36 persen (mtm).

Agus menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut berkontribusi terhadap inflasi Maret. Namun, ia mengklaim, kini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah berada di jalur positif.

"Secara umum, tentu ada dampak dari nilai tukar, tapi kalau nilai tukar yang ada sekarang ini sebetulnya dibanding minggu lalu sudah ada perbaikan. Jadi, dampaknya tidak terlalu," kata Agus.

Bank sentral mencatat, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai 4,19 persen year to date dari Desember 2014 - 24 Maret 2015. Pada Desember 2014 nilai tukar rupiah sebesar Rp 12.380 per dolar AS dan pada 24 maret 2015 Rp 12.899.

Pelemahan kurs rupiah yang relatif tinggi pada Maret dipengaruhi permintaan dolar AS secara siklus di Indonesia antara Maret- Juni cukup tinggi karena pembayaran utang luar negeri dan repatria si investasi asing. Kondisi yang memperlemah kurs rupiah itu ditam bah dengan defisit transaksi berjalan dan penguatan ekonomi Amerika Serikat.  antara, ed: Nur Aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement