Jumat 06 Mar 2015 16:44 WIB

Pertamina Tambah Stok Elpiji Subsidi Melalui Operasi Pasar

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menggelontorkan 37.700 tabung elpiji subsidi tiga kilogram (kg) dalam operasi pasar serentak di 74 titik. Penambahan pasokan ini untuk menjamin  ketersediaan gas elpiji tiga kilogram bagi masyarakat miskin dan usaha mikro.

“Hari ini (kemarin-Red), kami gelar operasi pasar secara serentak di 74 titik untuk memastikan stok elpiji tiga kilogram aman memenuhi permintaan masyarakat,” kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Kamis (5/3).

Menurut Ali, pihaknya akan terus memonitor kondisi riil di masyarakat sehingga pengguna elpiji tiga kilogram bisa memperolehnya dengan mudah dan harga normal. Ia mengatakan, operasi pasar di 74 titik itu mencakup 21 kabupaten dan kota di Sumatra dan Jawa.

Pasokan 37.700 tabung elpiji tiga kilogram yang setara dengan 113,1 metrik ton, lanjutnya, disalurkan sebanyak 2.320 tabung di Binjai, Sumatra Utara dan 8.960 tabung di Jabodetabek. Sedangkan, 23.520 tabung lainnya untuk Jawa Barat yang mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, serta 2.900 tabung di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Ali menjelaskan, operasi pasar secara serentak merupakan kelanjutan sebelumnya yang digelar di beberapa wilayah Jawa bagian barat. Namun, berdasarkan evaluasi hasil penyaluran operasi  pasar yang telah dilakukan tersebut, realisasi pembelian elpiji tiga kilogram ternyata rendah.

“Rata-rata hanya sekitar 10 persen tabung terserap. Kesimpulan kami, pasokan sudah cukup sehingga isu kelangkaan adalah aksi para spekulan yang ingin ambil untung dengan menaikkan  harga,” kata Ali.

Dugaan tersebut, tambahnya, mengingat sifat komoditas elpiji berbeda dibandingkan beras atau minyak goreng. Jika ada operasi pasar minyak goreng atau beras maka biasanya tingkat  penyerapan masyarakat masih tetap tinggi karena keduanya bisa disimpan. “Sedangkan elpiji, jika belum habis maka masyarakat tidak akan bisa membeli karena tidak ada tabung yang dapat  ditukarkan,” ujarnya.

Selain operasi pasar, menurut Ali, Pertamina juga telah menggelontorkan elpiji tiga kilogram ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Elpiji tiga kilogram yang dikhususkan untuk rumah tangga miskin dan usaha mikro tersebut dijual di SPBU dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.

Ia juga meminta masyarakat yang mengalami kekurangan elpiji agar melaporkannya kepada Pertamina melalui kontak 500000 (GSM: 021-500000) atau pesan singkat ke 0815-9-500000.

“Sementara itu, jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait penimbunan ataupun penyimpangan lain yang melanggar hukum, bisa juga langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib,” ujar Ali.  antara ed: Nidia Zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement