Senin 02 Feb 2015 15:00 WIB

Berswasembada Beras dengan Metode Hazton

Red:
  Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)

Pulau Kalimantan dikenal sebagai wilayah yang kaya akan hasil pertambangan dan perkebunan. Selama bertahun-tahun, pertumbuhan ekonomi di Pulau Borneo ini ditopang oleh produk komoditas, seperti batu bara dan kelapa sawit. Siapa sangka, di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, tersimpan potensi sebagai lumbung padi.

Bukan karena lahannya yang luas sehingga bisa menghasilkan padi dalam jumlah yang besar, melainkan Dinas Pertanian setempat menemukan suatu metode tanam yang mampu meningkatkan hasil padi hingga dua kali lipat. Adalah Anton Komaruddin, salah seorang staf di Dinas Pertanian tersebut yang menemukan metode tanam Hazton. Nama Hazton berasal dari gabungan namanya dan nama Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Hazairin.

Anton mengatakan bahwa metode Hazton ini unik. Keunikannya terletak pada jenis bibit padi yang ditanam dan jumlah bibit yang ditanam pada satu lubang. Jika umumnya metode biasa hanya menggunakan tiga bibit dalam satu lubang, metode Hazton menggunakan 20-30 bibit untuk satu lubang penanaman padi sehingga lebih rimbun.

Metode Hazton ini, kata Anton, umumnya menggunakan bibit padi yang lebih tua. Alasannya, bibit padi yang semakin tua akan lebih tahan terhadap penyakit. Dari hasil penelitian yang dilakukan Anton dan Hazairin didapati bahwa semakin padat bibit padi yang ada dalam satu lubang akan menghasilkan padi yang semakin banyak dan berkualitas. Selain itu, bibit padi yang semakin banyak akan lebih tahan berkompetisi di lapangan.

Menurut Anton, selama ini masyarakat salah kaprah dengan mitos bibit padi tua tidak dapat menghasilkan butir padi yang banyak. Ia mengatakan dengan metode ini, bibit padi yang semakin tua justru menghasilkan padi yang makin baik lantaran tahan dengan hama. Adapun kebutuhan air dari penanaman metode Hazton dibandingkan metode umum menurutnya relatif sama.

"Hama keong suka dengan bibit padi yang muda. Kalau keong bertemu padi yang ditanam dengan metode ini, tidak dimakan," ujar Anton kepada Republika, akhir pekan lalu.

Metode Hazton pertama kali diuji coba pada 2012. Jika umumnya padi yang ditanam dengan metode biasa dipanen dalam waktu 115 hari, dengan metode ini waktu panen padi bisa dipercepat menjadi 15 hari. Sekarang, penggunaan metode tersebut kian populer.

Menanam padi dengan metode Hazton telah dikembangkan di kalangan petani di Aceh dan Sulawesi Utara. Bahkan, Malaysia, Anton mengungkapkan, kini sudah mulai melakukan riset ke sentra-sentra produksi padi Hazton. Dengan metode ini, ia mengakui, produksi padi bisa meningkat dari lima hingga enam ton menjadi 10-16 ton per hektare (ha). Anton mengatakan bahwa Kementerian Pertanian akan mulai melakukan uji coba metode Hazton ini pada lahan seluas 500 ribu ha di Karawang, Jawa Barat.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Hazairin, mengungkapkan bahwa potensi lahan pertanian di Kalimantan Barat mencapai 500 ribu ha. Namun, karena ada masalah di irigasi, baru 54 ribu ha lahan yang bisa ditanami. Kini, menurutnya, pemerintah mulai fokus untuk perbaikan irigasi. Akan ada sekitar 126 ribu ha lahan yang akan diperbaiki sistem pengairannya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara berharap produksi padi dengan metode Hazton bisa menjadi percontohan untuk meningkatkan produksi padi nasional. BI, ia mengatakan, berkepentingan untuk meningkatkan produksi padi sehingga inflasi bisa dikendalikan. Selama ini inflasi memang banyak disumbangkan oleh kenaikan harga komoditas pangan.

Kepala BI perwakian Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto, mengatakan bahwa metode Hazton diharapkan menjadi alternatif lain pertumbuhan ekonomi di Kalimantan yang selama ini telanjur tergantung pada pertambangana dan perkebunan. Ia mengakui bahwa pelemahan harga komoditas cukup berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan.

"Yang paling dominan dan kita juga mampu di bidang pertanian padi. Targetnya tahun ini akan ada penanaman di seribu hektare lahan di pebatasan karena pertumbuhan ekonomi di daerah itu masih jomplang," ujar Dwi. rep Dwi Murdaningsih ed: Nidia Zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement