Kamis 27 Nov 2014 14:00 WIB

Bank Kecil Didesak Merger

Red:

JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendesak bank bermodal rendah yang masuk bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II untuk berkonsolidasi. Merger dinilai menjadi pilihan terbaik bagi bank kecil untuk menghadapi risiko ke depan.

Deputi Komisioner Bidang Manajemen Strategis I OJK Lucky FA Hadibrata mengatakan bahwa tantangan perbankan ke depan akan semakin kompleks. Tantangan perbankan yang semakin kompleks membuat risiko perbankan juga meninggi. Namun, saat ini masih banyak bank yang asetnya belum mencapai Rp 2 triliun dan bermodal hanya Rp 150 miliar.

"Makanya, konsolidasi itu paling bagus untuk ketahanan perbankan," kata Lucky di Jakarta, Selasa (25/11).

Perbankan dinilai harus memperbesar modal dan pangsa pasar untuk meningkatkan kualitas. Dibandingkan negara ASEAN, kapasitas modal perbankan Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Konsolidasi tersebut juga dinilai pilihan terbaik untuk meningkatkan modal.

"Kita di sini mendorong ke arah konsolidasi itu," ujarnya.

Pada September 2014 BI mencatat ada tujuh bank yang total asetnya kurang dari Rp 1 triliun. Nilai aset Rp 1 triliun -10 triliun hanya dimiliki 53 bank yang di dalamnya termasuk bank pembangunan daerah (BPD), bank persero, bank asing, dan bank campuran. Sebanyak 36 bank memiliki aset Rp 10 triliun-50 triliun dan hanya 23 bank dengan total aset lebih dari Rp 50 triliun.

Direktur Operasional PT Bank DKI Martono Seoprapto mengatakan, pihaknya mendukung OJK yang menginginkan bank semakin solid. Menurutnya, jika BPD di seluruh Indonesia bergabung, asetnya bisa menduduki nomor empat di Indonesia. Namun, konsolidasi perbankan untuk BPD dinilai tidak mudah.

"(ide konsolidasi) Itu kan sudah dari zaman dulu kala, tapi masing-masing keberatan. Kita mau mengakuisi Bank NTT saja tidak mudah, padahal cuma dua bank," kata Martono.

Bank sentral mencatat pada September 2014 terdapat 15 BPD yang asetnya kurang dari Rp 1 triliun. Sebanyak 10 BPD beraset antara Rp 1 triliun-10 triliun dan 15 BPD beraset Rp 10 triliun-50 triliun. Selain itu,, nilai aset lebih dari Rp 50 triliun hanya dimiliki satu BPD.

Saat ini, modal di Bank DKI mencapai Rp 2,9 triliun. Tahun depan, bank DKI menargetkan akan menambah modal sehingga bisa masuk ke BUKU III. Tambahan modal rencananya berasal dari laba yang ditahan dan APBD sekitar Rp 1,5 triliun-3 triliun. rep: ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement