Rabu 29 Oct 2014 18:11 WIB

Meme Bikin Jengkel atau Lucu?

Red:

Bruce Willis: Sayang, Papa pergi dulu

Liv Tyler: Papa mau ke mana

Bruce Willis: Kamu baik-baik ya di rumah

Liv Tyler: Papaaa!! Mau ke manaaaa….

Gambar Apollo lepas landas dengan asap tebal di sekelilingnya: Ke Bekasi!!!

Jika bermukim di Bekasi, boleh jadi meme seperti itu bisa bikin kita tersenyum masam. Kalau rajin mengikuti perkembangan akhir-akhir ini, kamu pasti tahu bahwa wilayah Bekasi memang sekarang sedang menjadi sasaran empuk bully di media sosial. Salah satunya adalah meme tentang Bekasi yang mencuplik adegan film Armageddon yang diperankan Bruce Willis dan Liv Tyler itu. Beragam meme yang mengundang tawa sampai terkesan nyinyir bertebaran di mana-mana.

Tidak hanya soal Bekasi, cobalah ingat-ingat saat pemilihan presiden beberapa waktu lalu. Hanya dalam hitungan menit, ketika satu peristiwa terjadi, entah itu saat pengumuman hasil atau kericuhan yang terjadi sepanjang proses itu, dijamin aneka meme langsung bertebaran memenuhi media sosial.

Meme (dibaca mim) sebenarnya adalah kumpulan potongan gambar yang diambil dari sebuah film, acara televisi, maupun video musik. Potongan gambar tersebut kemudian ditambahkan tulisan yang biasanya merepresentasikan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Siapa pun dapat membuat meme. Tapi, dalam prosesnya, meme harus diverifikasi oleh sebuah situs knowyourmeme.com. Apabila belum diverifikasi maka gambar tersebut hanyalah image caption biasa.

Meme memiliki perbedaan dengan rage comic. Meme biasanya menggunakan potongan gambar yang simpel disertai dengan tulisan-tulisan yang sesuai dengan keadaan di sekitar. Sedangkan, rage comic menggunakan gambar yang agak kompleks dan menciptakan sebuah cerita singkat yang berkaitan. Penyebaran meme di media sosial memang sangat cepat dan seolah menjadi sebuah virus. Isi tulisan dalam gambar meme juga beragam, mulai dari sekadar lelucon hingga kritikan kepada pihak tertentu dengan penyampaian yang ringan. Ternyata, jika ditekuni, hobi menggambar meme bisa juga menjadi aktivitas yang menyenangkan. Setidaknya, itulah yang sudah dialami oleh  Rendy Imandita. Pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini mulai membuat gambar meme sekitar dua tahun lalu.

Awalnya, dia berkreasi dengan gambar meme karena iseng belaka untuk mengisi waktu kosong di sela-sela pekerjaan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, keisengan tersebut justru menjadi sebuah hobi dan dia telah membuat lebih dari seribu meme.

Bahkan, hingga kini, Rendy menyimpan ribuan koleksi meme yang telah dibuatnya dalam akun Tumblr. Kendati begitu, dia tidak terpikir untuk mengadakan semacam pameran atas karya-karya meme yang dibuatnya selama lebih dari dua tahun. "Selain mengisi waktu luang, awalnya bikin meme sebenarnya juga ingin mengademkan suasana timeline di Twitter yang pada waktu itu sedang ramai dengan twitwar," ujar Rendy.

Biasanya, Rendy mendapatkan ide untuk membuat meme dari hal-hal yang sedang menjadi tren. Dia pun berusaha agar karyanya itu  lucu dan pesan yang ingin disampaikan bisa lebih cepat ditangkap. Untuk itu, Rendy berusaha mencari bahan yang mudah dimengerti orang lain. Misalnya, dengan menggunakan bahan gambar untuk membuat meme. Biasanya, dia mendapatkan gambar dari rekan-rekannya di Twitter dan media sosial lainnya.

Dia mengaku, membuat meme memiliki keasyikan tersendiri. Apalagi, jika meme yang dibuatnya bisa menimbulkan gelak tawa dan memancing orang lain untuk berkarya dengan meme. Pada akhirnya, pola tersebut akan semakin berkembang viral dan puncaknya orang yang menjadi korban dalam meme tersebut tidak marah dan malah senang.

Gambar meme memang menonjolkan kelucuan, tapi Rendy tak menampik bahwa dia pernah membuat meme yang tidak lucu atau terkesan hambar. Hal tersebut dialaminya pada masa awal membuat karya meme.

Namun, gagal lucu tak membuat semangat Rendy luntur karena hal tersebut dapat menjadi pembelajaran agar meme yang dibuatnya bisa lebih baik, lucu, dan menghibur. "Kalau gagal, ya bikin lagi atau dilempar aja dulu ke timeline, nanti biasanya ada yang revisi," ujar Rendy.

Sebagian besar gambar meme yang beredar di media sosial berisi tulisan yang nyinyir serta mengandung kritikan kecil untuk menyindir keadaan yang sudah ada. Menurut Rendy, sindiran yang dilontarkan lewat meme sangat masuk akal, tapi banyak juga yang tak mengena. Meme yang gagal biasanya akan hilang dengan sendirinya.

Rendy mengatakan, setiap kritik pasti ada sisi positifnya. Dia juga tidak menjamin, menjamurnya kritikan lewat meme akan mengubah keadaan di sekitar karena agar bisa berubah dibutuhkan sebuah tindakan nyata. "Setiap kritik yang disampaikan lewat media apa pun pasti memiliki nilai positif, walaupun kita nggak tahu berapa besar nilai tersebut," kata Rendy.

Pria yang bekerja di Jakarta tersebut mengatakan, selama manusia menggunakan internet dan media sosial, kemunculan meme akan selalu ada. Ini karena meme bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan. ''Apalagi, bahasanya ringan dan cepat dimengerti.''

N ed: endah hapsari

***

Buat Media Sosial Lebih Berwarna

Fajar Nugraha Wahyu

Banyaknya meme yang berkembang sekarang ini diakui Fajar Nugraha Wahyu sangat positif. Menurut dia, meme adalah bentuk kreativitas anak bangsa. Dengan banyaknya meme yang berkembang, membuat media sosial semakin asyik dan berwarna.

Bagi mahasiswa IT UIN Jakarta ini, meme memiliki banyak fungsi. Selain untuk menghibur, juga menyentil sejumlah pihak yang memang pantas untuk disentil. "Dengan melihat meme, kita bisa terhibur dengan lelucon yang kadang menyentil sejumlah pihak," ujar Fajar.

Misalnya, untuk pemerintah yang memang perlu disentil dan ditegur lewat meme untuk menjadi lebih baik. Sebab, kata dia, pemerintah sepertinya belum cukup memberikan perhatian pada semua masyarakat.

Tak heran, banyak meme yang ditujukan pada pemerintah atau presiden. Terlebih, di era pemilihan dan pelantikan orang nomor satu Indonesia itu. "Di era presiden baru ini banyak meme yang mengikuti topik, seperti ucapan terima kasih ke SBY dan lelucon yang menyindir sejumlah pihak," jelas dia.

Selain itu, ada juga meme-meme lainnya yang biasanya dibuat sesuai topik tertentu yang sedang panas kala itu.

Pria berusia 18 tahun ini mengaku sebagai salah satu orang yang sering membuat meme. Jumlah meme yang dibuatnya telah mencapai lebih dari 10 meme yang tersebar di blog maupun di @MemeIndo.

Hal itu dilakukannya untuk menyalurkan ide kreatif yang ada dalam dirinya. Selain itu, juga untuk menyuarakan isi hatinya dengan menyentil pemerintah agar lebih peduli pada rakyat. "Soalnya, pemerintah kalau enggak disindir kadang suka enggak perhatian sama rakyat. Mention presiden enggak pernah dibalas, minimal di-retweet deh," kata mahasiswa yang baru duduk di semester 1 ini.

Oleh karena itu, Fajar pun mengaku, lebih sering membuat meme tentang pemerintah. Tujuannya, agar pemerintah tahu kehidupan dan suara rakyat sekarang ini.

Alhasil, meme yang dibuat sejak dirinya masih SMA itu pun lebih banyak berisi suara hati anak muda yang didasari oleh ide kreatif pribadinya. Apalagi, dia hanya butuh waktu kurang lebih tiga jam dengan aplikasi di Android. "Buatnya enggak rutin, yang penting asal ada waktu luang dari rutinitas di radio atau lagi di jalan iseng-iseng bikin aja.''

***

Kreatif, Tapi Sekarang Negatif

Yuliana Yolla Widiana

Meski awalnya bisa menjadi lelucon, meme kini berubah fungsi. Tidak mengundang tawa, tapi beralih menjadi lelucon yang kurang pantas. Ini karena banyak meme yang menghina, mencela, menyindir, hingga menjelek-jelekkan pihak lain, entah itu perorangan, kelompok, kota, instansi, dan lainnya. ''Yang pastinya sangat mengganggu dan merugikan pihak tersebut,'' ujar Yuliana Yolla Widiana.

Padahal, meme harusnya bersifat menghibur. Namun, dari tahun ke tahun tujuanya justru bergeser. "Seharusnya, tujuan membuat meme untuk menghibur. Sayangnya, seperti yang kita lihat belakangan ini, banyak meme yang isinya menjelekkan pejabat kita, seperti presiden dan wakil presiden," ujar wanita yang biasa dipanggil Yolla ini.

Alhasil, tidak sedikit orang yang akhirnya adu mulut karena meme yang dianggap menyinggung. Untuk itu, mahasiswi jurusan IT UIN Jakarta ini kecewa bahkan sedikit terganggu dengan beragamnya meme negatif yang ada di media sosial sekarang ini. "Sedikit terhibur dan sedikit kecewa sih sama perkembangan meme sekarang. Tapi, mencoba menikmati.''

Namun, kabar baiknya, dengan banyaknya meme menunjukkan tingkat kreativitas anak muda Indonesia cukup tinggi. Itu juga yang membuat Yolla kadang terhibur sekaligus tidak habis pikir dengan ide-ide kreatif para pembuat meme.

Penasaran, dara berusia 18 tahun ini juga mengaku pernah mencoba membuat meme walaupun gagal. Hal ini dilakukannya untuk mengasah kreativitas dan inspirasi yang dimiliki. "Cuma iseng ikutan yang lain pada bikin meme. Buat mengisi waktu senggang sama buat mengasah kreativitas aja. Tapi, enggak bisa merangkai kata-kata," kata Yolla.

***

Rambu-Rambu Itu

Membuat meme yang bisa menghibur dan memancing tawa memang tidak mudah. Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

* Hindari sara.

* Jangan membuat orang marah.

* Menggunakan gambar dan lelucon yang dipahami oleh semua orang.

* Apabila ingin membuat meme yang terbatas yang hanya akan dibagikan ke orang-orang yang paham saja, jangan terlalu mengambil banyak waktu untuk membuatnya.

* Buatlah meme dengan hati riang agar pesan yang disampaikan bernilai positif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement