Selasa 21 Oct 2014 13:00 WIB

Pertamina Bangun FSRU

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akan membangun dua terminal penerima gas alam cair terapung atau floating storage and regasification unit (FSRU) skala kecil yang berlokasi di  Cilacap, Jawa Tengah, dan Cilamaya, Jawa Barat.

Senior Vice President Engineering and Operation Pertamina, Salis Aprilian, mengatakan bahwa kedua FSRU tersebut direncanakan masing-masing berkapasitas 70 juta kaki kubik per hari (mmscfd). “FSRU ini dibuat bertahap mulai dari 70 mmscfd. Semacam modul yang bisa ditambah kapasitasnya,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/10).

Menurut Salis, FSRU Cilacap sudah mendapatkan persetujuan investasi akhir atau final investment decision (FID) Konstruksi FSRU Cilacap yang dimulai akhir 2015 dan direncanakan selesai pembangunannya pada pertengahan 2017. Namun, Salis belum mau berkomentar perkiraan nilai investasi proyek FSRU Cilacap.

Ia hanya mengatakan, FSRU Cilacap akan menyuplai kebutuhan kilang milik BUMN tersebut, pabrik semen Holcim, dan sejumlah industri lainnya di wilayah Cilacap dan sekitarnya. Pasokan gas alam cair untuk FSRU Cilacap direncanakan berasal dari dalam negeri, seperti Kilang Tangguh dan Kilang Bontang, serta menyusul blok yang dikelola ENI dan Chevron maupun dari impor.

Selain itu, menurut Salis, FSRU Cilamaya belum memperoleh persetujuan FID. “Pasokan gas dari Cilamaya ini untuk kebutuhan industri dan pembangkit yang dibangun Pertamina bekerja sama dengan mitra yang berlokasi di koridor Cirebon-Jakarta,” katanya.

Pembangunan FSRU Cilamaya, ia melanjutkan, akan disesuaikan dengan pelabuhan yang direncanakan pemerintah di wilayah sama. Salis menambahkan, di luar kedua FSRU tersebut, Pertamina juga akan membangun terminal penerima gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di Bojanegara, Banten.

Proyek yang merupakan kerja sama Pertamina dengan pihak lain tersebut berlokasi di darat dengan kapasitas sekitar 400-500 mmscfd. “Saat ini, sedang studi kelayakan,” ujar Salis.

Pertamina merencanakan pelelangan terminal LNG Bojanegara bisa dimulai 2015 dengan target konstruksi dua tahun sehingga pada 2018 sudah terbangun. “Salah satu pasar Bojanegara ini, PT Krakatau Steel,” katanya.

n antara ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement