Kamis 09 Oct 2014 16:05 WIB

Suhu Politik Lesukan Investasi

Red: operator

JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai suhu politik Tanah Air yang masih memanas berpengaruh terhadap investasi di Indonesia. Bahkan, ketidakjelasan politik saat ini membuat investor memilih menunggu dan melihat situasi serta kondisi yang akan terjadi selanjutnya.

Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, ketidakjelasan arah politik menjelang pergantian pemerintahan membuat sejumlah investor lari. “Dengan kata lain, mereka tidak menanamkan investasinya di Indonesia dan Apindo juga tak bisa melakukan apa-apa. Padahal, untuk menarik minat investor dibutuhkan stabilitas politik,” kata Sofjan di Jakarta, Rabu (8/10).

Dia melanjutkan, situasi politik dengan gejolak-gejolak yang diperlihatkan para politikus di Senayan sangat merugikan iklim investasi nasional. Karena itu, Apindo sangat berharap pada presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa mendinginkan kembali situasi politik di Tanah Air.

Sofjan menyadari, kepemimpinan Jokowi belum terlihat saat ini. Penyebabnya tak lain karena Jokowi belum dilantik sebagai presiden menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun demikian, Apindo optimistis Jokowi mampu membawa dampak yang positif bagi iklim investasi pada masa mendatang. Apalagi, apabila Jokowi mampu menjalankan kebijakan-kebijakan pembangunan yang baik. “Jokowi kan sosok yang diinginkan rakyat. Maka, dia hanya perlu membuktikan pemerintahan baru nanti bisa membuat investasi tumbuh pesat.”

Sebenarnya, kata Sofjan, saat ini sudah banyak investor asing yang akan masuk ke Indonesia. Akan tetapi, akibat suhu politik yang serbatak jelas di Senayan, para investor lebih memilih wait and see kendati mereka telah menyiapkan aplikasinya. Apindo meyakini, para investor ini masih tetap akan melihat kinerja awal pemerintahan baru setelah Jokowi dilantik. “Terutama, pada 100 hari kerja pertama presiden terpilih,” ujarnya.

Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi menyatakan, investor asing bisa ketakutan untuk masuk ke Indonesia karena melihat dinamika politik yang terjadi saat ini. Dinamika politik di Jakarta tidak terlalu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi tersebut dapat dilihat pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai level lebih dari Rp 12 ribu.

rep:ita nina winarsih/antara ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement