Selasa 30 Sep 2014 12:00 WIB

Pangsa Asuransi Syariah Ditarget 5,5 Persen

Red:

JAKARTA -- Asuransi syariah maupun unit usaha syariah (UUS) perusahaan asuransi umum Indonesia menargetkan dapat menambah kontribusi nasional asuransi syariah menjadi 5,5 persen pada akhir tahun 2014. Salah satu caranya dengan menyediakan semua produk yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Adi Pramana tidak menampik bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berpikir mengenai keuntungan mengikuti program asuransi. Akibatnya, total kontribusi nasional asuransi syariah baru sekitar 5,26 persen atau sekitar Rp 4,48 triliun.

Angka tersebut diakuinya relatif kecil jika dibandingkan total kontribusi nasional asuransi konvensional yang menembus Rp 80,72 triliun. "Untuk itu kami menetapkan target market share asuransi syariah bisa meningkat menjadi 5,5 persen saat akhir tahun 2014 nanti," katanya kepada Republika seusai rapat kerja AASI, di Jakarta, pekan lalu.

Ia menyebutkan, ada beberapa langkah yang akan dilakukan agar target tersebut dapat direalisasikan. Pertama, pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh lembaga keuangan syariah. Dari kerja sama itu, AASI akan membuat produk yang sesuai dengan permintaan lembaga keuangan syariah.

Kedua, pihaknya akan meluncurkan produk bersama asuransi mikro syariah "Si Bijak" akhir September 2014. Asuransi ini menyasar kalangan menengah ke bawah dengan penghasilan sampai Rp 2,5 juta per bulan. Ketika setiap anggota yang mendaftar membayar premi Rp 50 ribu per tahun, maka mendapatkan keuntungan produk asuransi jiwa syariah dan asuransi umum syariah karena asuransi mikro Si Bijak ini adalah gabungan dua produk itu.

Sementara, mengenai fitur yang ditawarkan produk tersebut meliputi santunan meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan diri, santunan biaya pemakaman, dan santunan akibat usaha yang terhenti karena risiko-risiko kebakaran, kehilangan, atau bencana alam.

Untuk langkah ketiga yaitu pihaknya akan melakukan edukasi dan sosialisasi dengan membentuk departemen khusus. Departemen khusus ini dinamakan perlindungan konsumen. Melalui departemen tersebut, pihaknya berkonsentrasi dan simultan menyosialisasikan asuransi syariah supaya jumlah nasabah lebih meningkat.

Salah satu cara untuk memikat nasabah yaitu menyediakan produk sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat. Dia mencontohkan, asuransi mikro Si Bijak merupakan salah satu prototipe yang berdasarkan hasil riset dan analisis masyarakat. Sehingga, masyarakat diharapkan bisa tertarik bergabung.

"Nah, mungkin asuransi mikro Si Bijak ini tidak memiliki dampak yang besar (untuk pangsa pasar). Tetapi, ini akan jadi batu loncatan secara bertahap ke depannya," katanya.

Tidak menutup kemungkinan pihaknya secara bertahap menciptakan model produk lain untuk memperluas pangsa pasar.

Sebagai informasi, AASI berdiri sejak tahun 2004 dan hingga saat ini memiliki 48 anggota perusahaan atau UUS perusahaan asuransi konvensional, asuransi jiwa, dan perusahaan asuransi. Adapun hingga semester I tahun 2014, total aset perusahaan atau UUS seluruh Indonesia adalah sebesar Rp 19,68 triliun atau naik sebesar 22,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara total investasi di asuransi syariah sudah mencapai Rp 16,69 triliun, atau naik dari sebelumnya Rp 13,59 triliun.

Sementara, dari sisi pendapatan kontribusi tercatat cukup stagnan dengan pertumbuhan 1,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi asuransi jiwa syariah mencatat pertumbuhan 24,31 persen, sedangkan asuransi umum dan reasuransi syariah justru mengalami penurunan 10,14 persen. rep: rr laeny sulistyawati ed: irwan kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement