Sabtu 06 Sep 2014 13:00 WIB

Panca Amara Dapat Pinjaman IFC

Red: operator

JAKARTA -PT Panca Amara Utama menerima pinjaman sin dikasi sebesar 509 juta dolar AS bertenor 12 tahun. Sindikasi tersebut dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC) dan melibatkan tujuh lembaga keuangan internasional, yakni ANZ, HSBC, Korea Development Bank, OCBC, SMBC, Standard Chartered, dan UOB.

Direktur Utama PT Panca Amara Utama Vinod Laroya mengatakan, pinjaman tersebut digunakan untuk membangun pabrik amoniak di Desa Uso, Sulawesi Tengah. "Proyek ini untuk mendukung pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan manufaktur lokal untuk mengolah sumber daya alam menjadi produk industri," ujar Vinod seusai penandatanganan perjanjian sindikasi dengan IFC di Jakarta, Jumat (5/9).

Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 2.000 metrik ton per hari atau setara 700 ribu metrik ton pertahun dengan potensi pendapatan 3,2 miliar dolar AS untuk jangka periode lebih dari 12 tahun. Perusahaan ber harap pabrik tersebut dapat beroperasi pada akhir 2016 dan menciptakan lebih dari 1.600 lapangan kerja.

Pembangunan pabrik baru ini membutuhkan biaya 800 juta dolar AS. Pinjaman dari IFC sebesar 94 juta dolar AS. Sedangkan, tujuh lembaga keuangan internasional akan berkontribusi sebesar 415 juta dolar AS. Sisanya, 291 juta do lar AS, akan didapat dari ekuitas.

Direktur Panca Amara Utama Isenta Hioe menambahkan, IFC berkomitmen untuk ikut serta dalam ekuitas melalui pinjaman subordinasi sebesar 27,1 juta dolar AS.

"Dalam struktur pinjaman ini, ada kemungkinan IFC untuk mengonversi loan mereka jadi 10 persen kepemilikan di Panca Amara Utama," ujarnya.

Country Manager IFC Sarvesh Suri mengatakan, pinjaman kepada Panca Amara Utama menunjukkan keinginan investor asing untuk mendukung sektor manufaktur Indonesia. "Kami percaya pada kekuatan ekonomi Indonesia dan peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional."

Pinjaman ini merupakan pendanaan proyek greenfield terbesar dari IFC bagi Asia selama 10 tahun terakhir. Sarvesh mengatakan, lokasi pabrik di Indonesia bagian timur akan membantu menarik investasi-investasi lain di kawasan tersebut pada masa mendatang. rep:Satya Festiani ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement