Kamis 28 Aug 2014 18:03 WIB

Mandiri Ekpansi di Luar Negeri

Red:

Sampai dengan semester I 2014, penyaluran kredit kantor luar negeri PT Bank Mandiri Tbk mencapai 1,182 miliar dokar AS. Kredit ini tumbuh 50,7 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Treasury, Financial Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan kredit didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 55,8 persen. Termasuk, kontribusi dari cabang Mandiri di luar negeri. "DPK lima kantor cabang Bank Mandiri di luar negeri mencapai 540,42 juta dolar AS," kata Royke Rabu (27/8).

Penyaluran kredit paling tinggi, yakni di Singapura sebesar 1,117 miliar dolar AS. Kredit disalurkan sebagian besar ke sektor perdagangan, pertambangan, serta minyak dan gas (migas). Trade finance memiliki porsi terbesar, yaitu 47 persen. Pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 156 persen.

Pertumbuhan kredit yang cukup tinggi itu dibarengi dengan kualitas yang baik. Hal ini tecermin dari radio kredit bermasalah atau non pertorming loan (NPL) yang turun dari 1,88 persen menjadi 1,59 persen. Sampai akhir kuartal II, kantor luar negeri Bank Mandiri membukukan laba operasi senilai 19,3 juta dolar AS. Nilai ini tumbuh 48,9 persen bila dibandingkan pada Juni tahun sebelumnya.

Saat ini, Mandiri telah memiliki lima kantor cabang di berbagai belahan negara, yaitu Singapura, Shanghai Cina, Hong Kong, Dili Timor Leste, dan Cayman Island. Perseroan juga memiliki dua anak usaha di luar negeri, yaitu BM Europe Limited dan Mandiri Remitance Malaysia.

Royke menambahkan, perseroan kini tengah melirik potensi di negara lain. Beberapa negara yang menjadi target, di antaranya Vietnam, Laos, dan Myanmar. "Nasabah kami sudah ada di sana," kata Royke.

Namun demikian, pembukaan kantor ini masih dalam tahap pertimbangan. Perseroan perlu melihat regulasi setempat dan permodalan yang diperlukan untuk membuka kantor baru di tiga negara tersebut.

Meskipun ekspansi ke luar negeri, Bank Mandiri tetap mementingkan pengembangan di dalam negeri. Sampai dengan akhir Juni 2014, total aset kantor Bank Mandiri di luar negeri mencapai 3,075 miliar dolar AS. Aset perseroan tumbuh 41,1 persen.

Tak hanya itu, Mandiri juga sedang mengajukan izin transaksi renminbi kepada Pemerintah Cina. Hal ini bertujuan untuk melayani transaksi ekspor dan impor dalam mata uang Tiongkok tersebut. "Selama ini hanya ada transaksi dalam mata uang dolar AS, kami ingin menambah bisnis renminbi karena potensinya besar," ujar Royke.

Mandiri memiki satu kantor cabang di Cina, tepatnya di Shanghai. Kantor ini telah beroperasi sejak 2010. Selama ini, kantor di Shanghai baru bisa melayani transaksi dolar AS. Untuk renminbi, perseroan baru melayani transfer.

Mandiri mengharapkan izin tersebut dapat segera keluar. Pasalnya, renminbi merupakan mata uang yang pertumbuhannya paling cepat. Mandiri menilai, Pemerintah Cina berhati-hati dalam memberikan izin. Royke mencontohkan pembukaan cabang di Cina.

Perseroan telah mengajukan izin sejak 2004. Baru pada 2010 Pemerintah Cina mengeluarkan izin operasi. "Tapi, kami harapkan izin transaksi renminbi bisa lebih cepat," katanya. Pertumbuhan trade finance di Shanghai pun cukup tinggi.

SVP Financial Institutions Coverage and Solutions Group Bank Mandiri Ferry M Robbani mengatakan, perseroan diminta untuk menambah modal guna mendapatkan izin ini. Modal tambahan yang diminta mencapai 15 juta dolar AS. Modal ini setara dengan modal awal perseroan membuka kantor di Shanghai.

n ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement