Senin 16 Jan 2017 14:00 WIB

ITB Targetkan 40 Prodi Terakreditasi Internasional

Red:

BANDUNG — Institut Teknologi Bandung (ITB) menargetkan pada 2019 nanti sebanyak 40 program studi (prodi) bisa terakreditasi internasional. Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Administrasi Umum, dan alumnus ITB Miming Mihardja mengatakan, dari 131 prodi di ITB yang sudah memperoleh akreditasi internasional baru 24 prodi.   

"Untuk memperoleh akreditasi internasional ini memang tak mudah. Syaratnya cukup ketat," ujar Miming di Bandung, Jawa Barat, Ahad (15/1).

Syarat memperoleh akreditasi internasional, di antaranya, dilihat dari kualitas pengajar, kurikulum, alumni, dan lainnya. Saat ini, ITB memfokuskan proses akreditasi internasional untuk S-1. Pihaknya menginginkan lulusan ITB bisa bersaing dengan lulusan perguruan tinggi di luar negeri.

Miming mengatakan, beberapa lembaga akreditasi program studi internasional yang telah memberikan jaminan akreditasi kepada ITB, di antaranya, Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), United States of America, Accreditation Agency for Study Programs in Engineering, Natural Science, Mathematics, and Informatics Germany (ASIIN), The Royal Society for Chemistry, dan United Kingdom (RSC).

Penelitian ITB menunjukkan skala pertumbuhan positif. Jumlah judul penelitian sebanyak 677 hingga akhir tahun. Selain dibiayai ITB, penelitian ini juga hasil dari dukungan berbagai pihak, di antaranya, hibah Kemenristekdikti, hibah institusi dalam dan luar negeri, serta kerja sama penelitian dengan dunia industri. Total dana penelitian di ITB pada 2016 mencapai Rp 148,62 miliar.

Anggaran penelitian tersebut memang belum ideal karena di negara maju seperti Amerika Serikat, alokasi anggaran untuk penelitian jauh lebih besar. Semakin besar anggaran penelitian, semakin berkualitas penelitian yang dihasilkan. "Kalau bernilai ekonomi, produk hasil penelitiannya bisa dijual, tak hanya berakhir di rak buku," katanya.

Ke depan, kata dia, dana penelitian tersebut harus terus ditingkatkan. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas laboratorium yang sangat diperlukan untuk memperkuat penelitian pada bidang teknologi mutakhir.

Karena keterbatasan anggaran penelitian, kata dia, ITB pun menempuh strategi untuk mengembangkan jejaring kerja sama penelitian yang kuat dengan berbagai pihak. Di antaranya, dengan lembaga riset nasional maupun internasional serta dengan dunia industri.

Miming mengatakan, hasil penelitian ITB telah berkontrubusi pada peningkatan jumlah publikasi internasional. Saat ini, jumlah publikasi di ITB telah mencapai angka 1.186 pada 2016. Prestasi ini telah meningkatkan posisi ITB dalam ranking world class university versi Qs.

"Peringkat ITB naik dari 431-440 pada 2015 lalu menjadi peringkat 401-410 pada 2016 atau naik 30 poin," katanya.

Kenaikan ini telah memenuhi harapan Kemenristekdikti untuk menambah dan memperkuat jajaran perguruan tinggi di Indonesia berhasil masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik di dunia. Hal itu dapat dilihat pada topik publikasi bertaraf internasional yang dihasilkan peneliti ITB didominasi bidang teknik, ilmu komputer, fisika, astronomi, ilmu kebumian, ilmu material, dan lain-lain.

"Topik-topik tersebut sangat penting untuk mendukung kebijakan nasional menggembangkan STEM (science, technology, engineering, and mathematics)," katanya.     rep: Arie Lukihardianti, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement