Kamis 01 Dec 2016 13:00 WIB

Mencari Kapal Cepat tak Berawak Terbaik

Red:

Foto: Antara/Moch Asim  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SURABAYA-- Sebanyak 32 tim dari 18 perguruan tinggi di Indonesia mengikuti ajang Kontes Kapal Cepat tak Berawak Nasional di kolam SIER, Surabaya, Selasa (29/11) hingga Kamis (1/12). Kali ini, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) didapuk sebagai tuan rumah.

Ajang tersebut terbagi atas tiga kategori, yakni autonomous, electric remote control, dan engine remote control. Tahun ini, kontes roboboat ini mengambil tema "Robot Kapal untuk Rescue (Mitigasi Bencana Nasional)".

Pada hari pertama para peserta melakukan uji coba di lintasan yang disediakan panitia. Hari kedua merupakan perlombaan yang dinilai juri secara langsung, kemudian hari ketiga penilaian kategori desain terbaik dan penyerahan hadiah. Para peserta ini akan dinilai oleh juri yang berasal dari perwakilan Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, PPNS, dan lainnya yang diseleksi oleh Kemenristek Dikti.

Salah satu peserta dari Politeknik Negeri Madura Mohammad Hadrowi menyatakan, butuh persiapan selama 1,5 bulan untuk menghadapi kontes tingkat nasional tersebut. Timnya mengajukan proposal kepada Kemenristek Dikti, kemudian disetujui. Setelah itu, selama sebulan timnya merancang kapal yang didesain memiliki dua lambung. Kapal yang diberi nama Neptunus 1 ini akan dilombakan untuk kategori autonomous.

"Desain dua lambung ini memiliki kelebihan, dari sis keseimbangan atau stabilitas kapal lebih besar. Hasil uji coba kemarin waktunya kurang dari satu menit dalam satu lintasan," ujar mahasiswa semester III jurusan Teknik Bangunan Kapal tersebut kepada wartawan di sela-sela acara lomba, Rabu (30/11).

Direktur PPNS Eko Julianto mengatakan, lokasi kolam SIER dipilih sebagai arena lomba karena cukup representatif dibandingkan sungai maupun kolam lain di Surabaya. Sebelumnya, PPNS rutin menggelar lomba dayung perahu naga di Kalimas setiap September. "Awalnya, kami berpikir ini kolam untuk menampung air limbah, ternyata kolam penampungan air hujan, mobil pemadam kebakaran ambil airnya juga di sini, mobil penyiram tanaman juga airnya dari sini. Sehingga, lebih layak dijadikan arena," ujarnya.

Eko berharap, ajang tersebut bisa dilaksanakan secara kontinu karena dari tahun ke tahun tingkat kesulitan semakin ditingkatkan. Hal itu menuntut kreativitas dan inovasi masing-masing mahasiswa.

Terlebih, Kemenristek Dikti saat ini lebih mendorong penelitian harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau hilirisasi. Dalam lomba ini, terdapat banyak aspek, seperti desain, manufaktur, dan lain-lain. "Mudah-mudahan, dengan ini nanti ada industri pendukung. Kapal sebenarnya itu kumpulan industri, ada alat mengubah air laut menjadi air tawar dan lainnya. Dengan adanya lomba ini, mudah-mudahan kita bisa mencetak tenaga-tenaga baru," jelas Eko.

Selain itu, diharapkan para mahasiswa nantinya bisa menciptkan produk yang dapat bersaing dengan negara lain, seperti Cina. "Ini juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, Indonesia tidak ketinggalan. Selama ini, kita meremehkan bangsa kita sendiri. Bidang maritim atau perkapalan juga layak dijadikan pilihan karier masa depan," pungkasnya.

Sementara itu, Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Widyo Winarso menyatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan harus didukung pengembangan hal-hal yang terkait teknologi, informasi, maupun transportasi, termasuk kapal tanpa awak. "Kami berharap, kegiatan sejenis ini tidak hanya dilakukan pemerintah melalui Kemenristek Dikti, tapi juga komunitas atau pemda. Sehingga, menghasilkan teknlologi inovasi yang bisa diterapkan secara komersial, baik untuk militer, pengamanan, atau SAR," ungkapnya.

Menurutnya, tema SAR atau kebencanaan ini akan membantu bagaimana robot kapal ini digunakan manusia untuk membantu petugas SAR dalam mitigasi dan bantuan pencarian korban. Selain roboboat, Kemenristek Dikti juga telah menggelar ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) dan kontes robot terbang, beberapa waktu lalu. "Mudah-mudahan, kompetisi ini diperluas, juga bisa menggalakkan riset, teknologi, dan inovasi di bidang perkapalan," harapnya. rep: Binti Sholikah  ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement