Rabu 19 Oct 2016 16:00 WIB

Pemerintah Fokus Pertanian di Desa

Red:

LAMPUNG -- Kedaulatan pangan semakin digenjot dengan memfokuskan bidang pertanian di desa. Sebanyak 80 persen masyarakat desa hidup dengan bertani.

Hal tersebut dikatakan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo dalam Seminar Nasional Kedaulatan Pangan di Aula Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Selasa (18/10). Menurut dia, potensi tersebut memungkinkan bagi desa untuk menjadi motor penggerak ekonomi negara.

"Desa harus memiliki fokus. Program one village one product(satu desa satu produk) bisa menciptakan skala produksi sehingga sarana pascapanen bisa masuk," katanya.

Mendes Eko mengatakan, kemajuan negara akan memberikan impact(dampak) terhadap ketahanan pangan. Dalam hal ini Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dapat berperan sebagai penyalur pangan sehingga harga menjadi terkendali.

Di sisi lain, Bumdes juga bisa membentuk sarana pascapanen melalui bantuan pihak swasta. Menurut Mendes, pihak swasta yang masuk ke pascapanen PPh (Pajak Penghasilan)-nya akan dikurangi 10 hingga 15 persen.

"Presiden memberikan kewenangan kepada desa untuk mengelola ekonominya. Tahun ini pemerintah pusat mengucurkan dana desa Rp 46,9 triliun dan tiap tahun akan terus bertambah. Dana tersebut bisa digunakan untuk pengembangan ekonomi salah satunya dengan membentuk Bumdes," ujarnya.

Mendes melanjutkan, desa memiliki potensi besar untuk menjadi desa mandiri. Namun, hal tersebut tidak terlepas dari dukungan gubernur, bupati, dan camat. "Bumdes yang ditangani BUMN geraknya cepat. Rencana ke depan akan membentuk Holding Bumdes dengan BUMN," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Gubernur Lampung Ridho Ricardo mengungkapkan, 97 desa di 14 kabupaten di Lampung adalah sebagai desa pangan. Produksi padi lampung adalah yang terbesar kedua di Sumatra dengan produksi sebanyak 3,322 juta ton per tahun, dan produksi jagung sebanyak 1,9 juta ton per tahun. Tidak hanya itu, Lampung juga kaya akan produk hasil perkebunan, yakni kopi robusta dan lada hitam.

"Saat ini kita memperkuat infrastruktur pertanian dengan perbaikan irigasi-irigasi yang ada dengan bantuan ratusan pompa air. Kita juga buat embung, selain itu mencoba untuk keluar dari sistem pupuk nasional. Karena ketahanan pangan erat kaitannya dengan ketersediaan air," ujarnya.

Di sisi lain, Rektor Universitas Lampung, Hasriadi Mat Akin, menjelaskan, ketahanan pangan terwujud apabila telah terjadi kecukupan pangan. Adapun peran perguruan tinggi adalah melalui berbagai kajian, inovasi, dan riset untuk menciptakan nilai pangan yang tinggi. "IPTEK merupakan faktor kunci untuk perubahan," ujarnya.

Sebagai informasi, Kemendes memiliki wadah untuk perguruan tinggi yaitu forum Pertides (Perguruan Tinggi untuk Desa). Ada sekitar 40 ribu mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata) yang masuk desa.    ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement