Jumat 03 Jun 2016 14:00 WIB

Kemenristekdikti: Kuota Bidikmisi tidak Turun

Red:

JAKARTA -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengatakan, kuota beasiswa Bidikmisi tidak turun. Jumlahnya masih pada angka 60 ribu mahasiswa. "Itu sama seperti tahun lalu angkanya," kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kemenristekdikti Prof Intan Ahmad kepada Republika, Kamis (2/6).

Saat ini, memang terdapat perbedaan pada mekanisme penetapan kuota awal yang didistrbusikan ke perguruan tinggi dibandingkan tahun lalu. Kuota awal penerima Bidikmisi di perguruan tinggi sebesar 10 persen dari daya tampung. Kuota yang diterima tahun ini seakan lebih kecil dibanding tahun lalu. Kuota Bidikmisi per kampus sebenarnya belum final. "Yang terisi itu kan baru di jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), sedangkan kita masih ada dua jalur lainnya, seperti seleksi bersama masuk PTN (SBMPTN) dan seleksi mandiri," ungkap Intan.

Kampus sebenarnya masih bisa mengusulkan tambahan kuota Bidikmisi. Saat ini, Intan menjelaskan, terdapat tambahan 25 PTN baru yang akan menerima kuota Bidikimisi. Pembaginya lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 98 PTN. Kuota per kampusnya pun terkesan lebih kecil dibandingkan tahun lalu.

Pada dasarnya, setiap kampus harus memberikan kuota 20 persen untuk mahasiswa miskin yang berprestasi. Bidikmisi menjadi salah satu cara untuk memenuhi kuota tersebut. "Dan untuk memenuhi kuota yang tersisa, kampus bisa menyediakan beasiswa dari ikatan alumni atau kerja sama dengan pihak swasta," kata dia menjelaskan.

Dalam menetapkan calon penerima Bidikmisi, perguruan tinggi seharusnya lebih teliti dan cermat. Perguruan tinggi juga perlu melakukan verifikasi dan validasi data calon penerima Bidikmisi. Ini perlu dilakukan agar calon mahasiswa penerima Bidikmisi betul-betul layak memperoleh bantuan Bidikmisi sehingga program Bidikmisi bisa memenuhi prinsi 3T, yakni tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu.

Kuota calon mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tahun ini turun. Tahun lalu, kuota Bidikmisi ITS mencapai 650, turun menjadi 333 pada tahun ini. Rektor ITS Joni Hermana menyebutkan, tahun ini penerima Bidikmisi dari jalur SNMPTN sebanyak 139 calon mahasiswa. Sebanyak 129 calon mahasiswa telah melakukan daftar ulang. Sedangkan, tujuh mahasiswa harus dilakukan visitasi ke rumah mereka.

Dorong alumni

Pihak IPB tidak tinggal diam mendapati kenyataan ada ratusan calon mahasiswa baru (camaba) IPB Angkatan 53 yang terancam gugur. Mereka belum bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT) sampai batas akhir tanggal 2 Juni 2016.

IPB mendorong kepedulian alumni, dosen, dan berbagai pihak untuk menghimpun dana bantuan bagi para mahasiswa baru pelamar Bidikmisi yang diterima melalui SNMPTN. "Tujuannya agar mereka dapat membayar UKT untuk memenuhi persyaratan registrasi," kata Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc kepada Republika, Kamis (2/6).

Selain itu, Herry menambahkan, IPB telah memutuskan untuk memperpanjang masa pembayaran UKT bagi para calon mahasiswa yang betul-betul memerlukan bantuan sambil menggalang kepedulian para donatur. Pihaknya memperpanjang masa pembayaran UKT dan registrasi program pendidikan sarjana (S-1).

Bagi calon mahasiswa baru yang betul-betul memerlukan perpanjangan waktu, diberi kesempatan untuk membayar sampai 8 Juni 2016 pukul 16.00 WIB. Pelayanan registrasi mahasiswa baru dapat dilakukan pada 9 dan 10 Juni 2016.

Terkait kuota Bidikmisi IPB yang tahun ini turun drastis, Herry berharap pemerintah mengembalikan kuota tersebut seperti tahun lalu. "Saya berharap kuota Bidikmisi untuk setiap PTN dapat dikembalikan seperti tahun lalu," kata Herry.

Tahun lalu, IPB mendapatkan kuota Bidikmisi 800 orang. Namun, tahun ini turun menjadi hanya 270 orang. rep: Wilda Fizriyani, Dian Erika Nugraheny Dyah Ratna Metha Novia ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement