Kamis 19 May 2016 14:00 WIB

IPB Buka Dua Program Studi Baru

Red:

BOGOR — Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka dua program studi baru pada tahun ajaran 2016/2017. Kedua program studi baru yang akan dibuka dinilai sangat strategis dan sangat dibutuhkan pemerintah.

 

"Dua program studi baru kita, yaitu aktuaria dan teknologi hasil ternak (THT) yang baru disahkan pada 4 Mei 2016," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yonny Koesmaryono, Rabu (18/5).

 

Dia menjelaskan, program studi (prodi) aktuaria di bawah naungan Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sementara, program studi THT berada di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan.

 

Yonny mengungkapkan, prodi aktuaria jenjang S1 merupakan yang pertama di IPB. "Ada lima universitas yang menerapkan aktuaria, tapi hanya IPB yang siap untuk S1. Di Universitas Indonesia baru ada jenjang D3 dan Institut Teknologi Bandung (ITB) baru S2 saja," jelas Yonny.

 

Sama dengan profesi lain, lanjut Yonny, ahli aktuaria atau aktuaris merupakan bidang yang berkembang seiring dengan semakin majunya peradaban dan beragamnya kebutuhan manusia. "Aktuaria itu keahlian matematik, statistik, dan ekonomi. Banyak perusahaan asuransi, lembaga keuangan yang membutuhkan," ujar Yonny.

 

Sementara, Dekan Fakultas FMIPA Sri Nurdiati mengungkapkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membutuhkan sekitar 5.000 aktuaris. Sayangnya, lanjut Sri, aktuaris di Indonesia hanya tersedia sebanyak 300 orang.

 

Begitu pun dengan THT, Dekan Fakultas Peternakan IPB M Yamin menilai, prodi tersebut bisa menyiapkan tenaga terdidik dan terampil untuk mengembangkan inovasi. "Tentunya inovasi dan kreativitas dalam pengembangan pengolahan hasil ternak," jelas Yamin.

 

Mahasiswa prodi THT, kata Yamin, akan diajarkan ilmu dasar pengetahuan bahan dan komoditas ternak. Komoditas yang dipelajari bisa dari susu, daging, telur, madu, dan lainnya. Sementara, untuk komoditas nonpangan bisa mengolah kulit, bulu, tulang, dan darah di rumah potong hewan hingga urine dan biogas.

 

Untuk mendapatkan gelas sarjana dalam prodi tersebut harus menyelesaikan masa kuliah selama empat tahun atau 146 SKS untuk sarjana aktuara dan 144 SKS untuk sarjana peternakan. IPB menyiapkan kuota masing-masing 40 orang untuk aktuaria dan THT dengan pendaftaran dibuka pada 11 Mei 2016 hingga 9 Juni 2016, ujian tulis pada 18 Juni 2016, serta pengumuman pada 29 Juni 2016. 

Terpisah, Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) berkumpul di Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/5), untuk berdiskusi guna membahas berbagai persoalan terkait dengan kedaulatan pangan hewani.

Pertemuan di Fakultas Peternakan IPB Kampus Dramaga itu dihadiri Ketua Umum ISPI Prof Ali Agus, dekan fakultas peternakan dari IPB, Universitas Andalas, Universitas Hasanuddin, dan UGM.

Selain itu, juga hadir sejumlah perwakilan dari perguruan tinggi, seperti Universitas Diponegoro, Aceh, Universitas Padjajaran, dan anggota GOPAN, PPUN, FPPTPI, serta pemangku kepentingan peternakan.

"Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan ISPI di Unand Padang bersama stakeholders peternakan lainnya untuk mengantisipasi berbagai tantangan industri peternakan nasional," kata Dekan Fakultas Peternakan IPB Muh Yamin.

Dalam diskusi tersebut dipaparkan begitu banyak persoalan di bidang peternakan Indonesia, baik dari unggas, sapi, maupun domba/kambing dan babi. Prof Jefri Nur dari Universitas Andalas selaku moderator menyampaikan perlu dikembangkan potensi ternak lain untuk menggantikan dampak komoditas sapi sentris yang terjadi di semua wilayah.

"Kita punya perunggasan yang bisa dikembangkan, juga ada potensi ternak lain, aneka satwa harapan bisa jadi komoditas nasional yang bisa dikomersialkan," katanya.   c32,/ antara, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement