Kamis 28 Apr 2016 15:00 WIB

Arkeolog Temukan Candi Baru di Medan

Red:

MEDAN--Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Medan kembali menemukan satu struktur candi di halaman belakang rumah warga di kawasan situs Kota Cina di Paya Pasir, Medan Marelan. Sejarawan dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Ichwan Azhari, mengatakan, candi yang ditemukan ini diperkirakan berasal dari abad 12.

"Candi ini ditemukan sedikit demi sedikit dalam penggalian yang dilakukan sejak 12 April," kata Ichwan, Rabu (27/4).

Pendiri Museum Situs Kota Cina ini mengatakan, penggalian tersebut masuk dalam program membangun Rumah Peradaban. Penggalian pun, lanjutnya, masih akan berlangsung hingga beberapa hari lagi.

Selain tim arkeolog dari Balai Arkeologi Medan, Ichwan mengatakan, saat ini tim dari Pusat Arkeologi Nasional Jakarta juga turun ke lokasi.

"Ini merupakan candi keempat yang ditemukan dalam lima tahun terakhir eskavasi di kawasan ini. Lokasinya berdekatan dengan lokasi temuan candi sebelumnya," ujarnya.

Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed ini pun menyayangkan perhatian Pemerintah Kota Medan yang menurutnya masih sangat minim. Bahkan, Ichwan menyebut Pemkot Medan tidak peduli.

"Sangat disayangkan walau sudah jelas di lokasi ini ditemukan candi dan kota kuno yang eksis pada abad 12-16 dan merupakan jejak awal Kota Medan, tapi Pemkot Medan tetap tidak peduli. Sampai saat ini, belum satu cm pun lokasi situs yang dibeli Pemkot Medan," kata Ichwan.

Situs Kota Cina di Medan Marelan telah diketahui sejak 1970-an. Namun, jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukannya sebuah arca kuno, tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada 1986.

Terkuburnya jejak sejarah Kota Cina yang hingga kini belum habis tergali adalah kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut (bandar) internasional yang dihuni para imigran asal Tiongkok. Pada umumnya, bangsa Cina datang dengan latar belakang keinginan untuk mencari peruntungan hidup lebih baik dari tempat asalnya dengan melakukan bisnis perdagangan.

Terpisah, tim ekskavasi dari Balai Arkeologi Yogyakarta kembali menemukan tulang hewan di Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Kabupaten Temanggung.

Ketua tim ekskavasi Situs Liyangan, Sugeng Riyanto, di Temanggung, Ahad (24/4), mengatakan, lokasi penemuan tulang tersebut berada di atas jalan batu yang di dalamnya terdapat susunan tanah berteras kuno.

"Di lokasi tersebut memang terdapat konsentrasi tulang belulang. Hingga saat ini, kami belum mengidentifikasi lebih dalam tulang hewan yang ditemukan tersebut," katanya.

Ia menuturkan, dalam ekskavasi sebelumnya, pihaknya juga pernah menemukan tulang sejenis. Setelah diteliti, ternyata tulang dari kerbau yang terpendam material vulkanis akibat letusan Gunung Sindoro sejak ratusan, bahkan ribuan tahun silam.

Ia mengatakan, ekskavasi lanjutan di Situs Liyangan kali ini mulai pada 10 April 2016 dan berakhir pada 23 April 2016. Ekskavasi terbagi atas dua fase, penelitian dari Balar Yogyakarta dan Disbudparpora Kabupaten Temanggung.  rep: Issha Harruma/antara, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement