Kamis 28 May 2015 15:00 WIB

Bahasa dan Sastra Indonesia Perlu Dipisah

Red:

JAKARTA -- Pengamat Pendidikan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nuryati Djihadah meminta agar pemerintah membahas dan mengkaji kembali mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurutnya, mata pelajaran ini harus dipisah menjadi dua, yakni bahasa Indonesia dan sastra Indonesia. "Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia perlu dipisah menjadi dua mapel," ungkap Nuryati saat dihubungi Republika, Selasa (25/5).

Dengan demikian, diharapkan ada dua guru yang akan mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut. Nuryati mengatakan, selalu melihat para guru yang tampaknya tidak bisa menguasai dua bidang pelajaran, yakni bahasa dan sastra Indonesia di tingkat sekolah. Padahal, ia mengatakan, mata pelajaran tersebut berada dalam satu kesatuan yang harus dipelajari dan dikuasai oleh para siswa.

Menurut Nuryati, ada beberapa guru yang hanya menguasai bidang bahasanya saja. Sebaliknya, ada pula guru yang lebih memahami bidang sastra dibandingkan bahasanya. Melihat kondisi tersebut, Nuryati menilai, hal itu tidak seharusnya terjadi. "Ini tidak boleh terjadi mengingat mapel di sekolah menyatukan kedua bidang tersebut," tegasnya.

Karena itu, Nuryati berharap, mata pelajaran ini bisa dipisah menjadi dua mata pelajaran. Agar siswa maupun guru lebih fokus maka perlu dua guru terpisah yang mengajarkannya. Diharapkan, dari pemisahan itu, hasil dari dua mata pelajaran ini bisa tersalurkan dan dipahami dengan baik oleh para siswa.

Sebelumnya, nilai kompetensi guru bahasa Indonesia di Jawa Tengah jauh di bawah ideal. Balai Bahasa Indonesia Jawa Tengah menunjukkan, hasil nilai ujian kompetensi guru bahasa Indonesia yang cukup rendah dengan nilai rata-rata hanya 47.

Kepala Balai Bahasa Indonesia Jateng Pardi Suranto mengatakan, nilai ideal kompetensi guru bahasa Indonesia di Jateng adalah 80. Menurutnya, hal ini tentu saja akan berdampak pada hasil atau nilai siswa pada mata pelajaran itu nantinya. N  c13 ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement