Kamis 05 Mar 2015 13:00 WIB

Risma Raih Gelar Honoris Causa ITS

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

SURABAYA - Keberhasilan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menata kota memang bukan isapan jempol. Sejumlah pengakuan diterima perempuan yang akrab disapa Risma itu dari berbagai pihak.

Terbaru, pengakuan secara akademis diterimanya dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berupa gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa. Gelar tersebut diterima Risma dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Prosesi penganugerahan gelar kehormatan tersebut dilaksanakan di Graha ITS, Rabu (4/3). Dalam sejarah berdirinya ITS sejak 55 tahun silam, Risma menjadi orang kedua yang mendapatkan anugerah gelar Honoris Causa. Sebelumnya, ada nama Hermawan Kertajaya yang juga mendapatkan gelar kehormatan tertinggi dalam gelar akademik ini.

Rektor ITS Tri Yogi Yuwono menegaskan, kampus ITS memang tidak sembarangan memberikan gelar Doktor Kehormatan sebelum yang bersangkutan dipertimbangkan layak untuk mendapatkan gelar itu. Tri Yogi mengatakan, Risma dinilai berhasil mengembangkan Surabaya dengan tiga kekuatan sekaligus, yakni Surabaya sebagai kota profit, ekologi, sekaligus menghimpun partisipasi publik untuk berperan aktif dalam pembangunan kota.

“Selama 55 tahun ITS berdiri, baru ada dua orang yang mendapatkan gelar ini. Betapa kami sangat pelit terkait siapa yang layak dipertimbangkan untuk mendapatkan gelar ini. Termasuk Bu Risma, kita ukur prestasinya,” kata Tri Yogi.

Setelah mendapatkan gelar ini, Wali Kota Risma wajib ikut mengajar di ITS meskipun tidak setiap hari. Sementara, Ketua Senat ITS Priyo Suprobo mengatakan, usulan pemberian gelar kehormatan untuk Risma telah melalui prosedur akademik yang ditetapkan oleh pihak ITS.

Merespons penganugerahan gelar itu, Wali Kota Tri Rismaharinni mengatakan, dalam membangun kota, ia kerap menemui tantangan antara memenuhi kaidah teori atau mengedepankan kenyataan di lapangan. Menghadapi kondisi tersebut, wali kota terbaik ketiga dunia versi World Mayor Prize itu mengaku punya cara sendiri. “Saya kawinkan teori dengan kenyataan di lapangan,” katanya. N ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement