Senin 02 Mar 2015 16:00 WIB

Naskah UN Rawan Bocor

Red:

PADANG — Naskah soal ujian nasional (UN) 2015 di Sumatra Barat (Sumbar) akan dicetak oleh perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, Grafika. Namun pencetakan naskah soal dan lembar jawaban di daerah justru memunculkan kekhawatiran akan bocornya soal UN.

Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumbar Jamaris Jamna mengatakan bahwa kebocoran naskah soal UN merupakan penyakit lama. Terlebih, sangat rentan ketika naskah UN dicetak di daerah.

"Berdasarkan investigasi kami, bocornya soal UN itu terjadi di percetakan. Itulah mengapa dulu percetakan ditarik dari daerah ke pusat," kata Jamaris di Padang, Ahad (1/3).

Ia menambahkan, pengawasan secara menyeluruh harus dilakukan, baik operator cetak maupun orang-orang yang berada di ligkungan percetakan. Sebab, ia mengatakan, siapa pun selalu memiliki banyak cara strategis untuk mencuri naskah soal.

Selain itu, Direktur PT Grafika Dasril menjelaskan, untuk menutup celah kebocoran naskah soal UN, pihaknya telah bekerjas ama dengan aparat kepolisian. Ia mengatakan bahwa dalam satu hari akan ada empat personel polisi yang bergantian melakukan pengawasan. "Kepolisian tentu kita libatkan untuk mengawasi. Pegawai juga sudah menandatangani pakta integritas untuk menjaga kerahasiaan soal UN," ujarnya.

Dasril menyatakan, PT Grafika akan mencetak seluruh soal dan lembar jawaban UN se-Sumbar. Ia menuturkan, sesuai kontrak yang telah ditandatangani, jumlah soal yang tercetak mencapai 16 juta halaman untuk tingkat SMP sederajat dan SMA sederajat. Ia mengatakan, nilai kontrak pencetakan mencapai Rp 2,54 miliar berupa penggandaan naskah soal UN untuk SMP dan SMA.

Tahap penggandaan naskah soal SMA, Dasril mengatakan, dimulai pada Jumat (27/2). Sedangkan penggandaan untuk naskah soal SMP, dimulai pada 5 Maret mendatang.

Guna meminimalisasi naskah soal UN yang tertukar, diterapkan metode penyelesaian cetak dan pengemasan per bidang studi. Setelah itu, langsung dibagi juga per kabupaten/ kota.

Selain itu, hingga saat ini, pedoman operasional standar (POS) UN 2015 belum diterima Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo. Etty Retnowati, Kadisdikpora Kota Solo, mengakui belum menerima POS UN 2015.

Etty mengaku, sempat membaca sebagian isi POS UN 2015 yang belum disahkan. Namun, ia mengatakan hanya sepotong-potong saja dan belum menyeluruh. Oleh karena itu, dinas setempat belum berani menjalankannya.

Sejauh ini, kata Etty, Disdikpora Kota Solo berpedoman pada POS UN tahun lalu. Paling tidak, dipakai sebagai pedoman persiapan. "Mudah-mudahan tidak terlalu banyak bedanya. Atau, minimal tak ada perubahan mendasar," katanya.

Tahun ini, pelaksanaan UN akan dilakukan dua cara. Sebagian siswa akan menjalani UN berbasis komputer (online) dan sebagian lagi masih menggunakan ujian dengan lembaran kertas. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, mengatakan, untuk uji coba UN online, ia menyerahkan pelaksanaan sepenuhnya ke kepala sekolah. "Sekolah yang dipilih untuk uji coba yang memang sudah siap. Makanya, saya menyerahkan ke kepsek," ujar Anies, Sabtu (28/2).

Ia menyatakan, pusat ujian tersebut tak harus ada di setiap sekolah. Tapi, setiap daerah harus ada satu testing center. Setiap sekolah yang akan menggelar ujian nanti bisa datang ke pusat ujian tersebut. "Ini bukan hanya untuk UN, melainkan ujian yang lain juga," katanya.

Dengan ujian sistem komputer, ia mengungkapkan, soal ujian tak keluar. Jadi, ujian bisa bergantian waktunya dan akan menjadi lebih efisein.  rep: Arie Lukihardianti, Edy Setiyoko c70 ed: Andi Nur Aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement