Selasa 24 Feb 2015 14:15 WIB

UN CBT Dinilai Lebih Efisien

Red:

JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, pelaksanaan ujian nasional (UN) dengan sistem online atau computer based test (CBT) lebih fleksibel atau dinamis karena tidak harus terjadwal secara nasional pada jam yang sama. "Justru idenya CBT itu supaya tidak ujian pada jam yang sama. Kalau pakai tertulis harus jam yang sama karena soalnya keluar," kata Anies di Jakarta, Senin (23/2).

Anies mengatakan, pada sistem CBT, hanya dilakukan transfer aplikasi dan data dari perangkat penghubung ke komputer. Sehingga, aplikasi itu dapat dipasang di komputer. Dengan demikian, soal-soal UN itu dapat diakses untuk dikerjakan melalui aplikasi yang terpasang.

Ia mengatakan, agak berbeda dengan UN online karena jika online harus melakukan 'login'. Kalau CBT, Anies mengatakan, bahannya dibawa ke USB atau perangkat penghubung untuk mentransfer data untuk disambungkan ke komputer dan kemudian dipakai untuk ujian.

Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menambahkan, penyelenggaraan UN dengan sistem CBT akan mendorong terciptanya efisiensi pelaksanaan UN. Dari segi waktu, pelaksanaan UN akan bisa lebih efektif, efisien, dan fleksibel.

Nizam mengatakan, UN tidak harus terjadwal secara nasional. Juga tidak lagi mengerikan seperti yang sebelumnya karena logistik mengirim jutaan soal ke daerah-daerah. "Itu kan luar biasa sekali, seperti pemilu tapi kami setiap tahun mengirimkan dari Sabang sampai Merauke. Semua harus dijaga dan dirahasiakan. Harus dikawal, setengah mati itu kerjanya," kata Nizam.

Dengan menggunakan sistem CBT, ia melanjutkan, hanya memerlukan sinkronisasi data. Kemudian, data diujikan dan soal ujian tetap tersimpan di komputer.

Menurut dia, pelaksanaan UN CBT akan mendorong efektivitas anggaran karena tidak perlu melakukan pengadaan percetakan soal ujian seperti pada UN tertulis. Ia berharap semuanya bisa lebih efisien setidaknya tak perlu lagi ada cetak mencetak. "Anggaran cetak mencetak itu sekitar ratusan miliar untuk satu kali pengadaan UN," ujarnya.

Ia juga mengatakan, pelaksanaan UN dengan CBT akan mendorong transformasi lebih modern dalam penilaian. Hal ini merupakan satu perubahan besar dari dunia kertas dan pensil masuk ke dunia yang lebih ramah lingkungan dan teknologi," ujarnya.

Kemendikbud sudah mencatat ada 458 sekolah di seluruh Indonesia yang akan melaksanakan UN CBT. Nizam mengatakan seluruh sekolah itu sudah diverifikasi.

Menurutnya, sekolah-sekolah itu telah lolos verifikasi data terkait pemenuhan sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya. UN CBT ini akan dilaksanakan SMP, SMA, dan SMK. Namun diakuinya yang terbanyak adalah SMA dan SMK. Sedangkan SMP, ia mengatakan, jumlahnya tidak melebihi 100 sekolah.

UN CBT akan dimulai lebih awal pada 7 April 2015. Sedangkan, UN tertulis dilaksanakan pada 13 April 2015. Karena rasio jumlah komputer dan siswanya itu 1:3, maka pelaksanaannya dilakukan tiga shift, yakni pagi, siang, dan sore.

Berdasarkan rasio jumlah komputer dan siswa sekolah pula, diputuskan pelaksanaannya hanya satu mata pelajaran yang akan diujikan setiap harinya. Pelaksanaannya pun bisa enam hari. Sedangkan pada UN tertulis, ada dua mata pelajaran dalam sehari dengan pengerjaan soal selama 120 menit.

Sebanyak 458 sekolah itu, Nizam mengatakan, diperoleh dari masukan direktorat-direktorat pembinaan dari SMP, SMA, dan SMK. Data itu kemudian dikirim ke provinsi untuk melakukan verifikasi data.

N antara ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement