Jumat 31 Oct 2014 15:17 WIB

Kemendikbud Banyak PR

Red:

JAKARTA — Ekspektasi publik yang tinggi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) era menterinya Anies Baswedan rupanya sangat tinggi. Terbukti sehari setelah diangkat menjadi menteri, Anies mengaku mendapat 3.200 pesan singkat di telepon genggamnya.

Peneliti Bidang Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Siti Juliantari, mengatakan bahwa ekspektasi tinggi kepada Kemendikbud menunjukkan lembaga itu masih banyak PR di bidang pendidikan. PR tersebut, antara lain, adanya desakan untuk menghapuskan ujian nasional (UN) serta memberantas korupsi di bidang pendidikan.

Menurut Juliantari yang akrab disapa Tari, kebijakan UN tak sesuai dengan prinsip keadilan. Hal ini terlihat dari seringnya kecurangan yang dilakukan dalam UN. Selain itu, sekolah di Indonesia tidak memiliki standar yang sama sehingga banyak sekolah yang siswanya kesulitan saat UN. Akibatnya sekolah mencari berbagai cara agar peserta didiknya lulus ujian walaupun dengan cara curang.

"Jadi, sebaiknya UN dihapuskan saja karena hanya menyulitkan siswa. Apalagi, rawan dengan kecurangan," kata Juliantari, Kamis (30/10).

Selain itu, Juliantari mengatakan, praktik korupsi di bidang pendidikan juga masih banyak. Tren korupsi pendidikan dari tahun 2003 sampai 2013 tercatat ada 296 kasus, namun yang sudah ditindak kurang banyak. Kasus-kasus itu mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Sekolah juga dinilainya kurang terbuka dalam hal anggaran. Bahkan, jika ada orang tua siswa yang mengkritisi anggaran di sekolah anaknya, malah jadi musuh sekolah.

Selain UN dan korupsi pendidikan, PR Mendikbud yang baru, Juliantari mengatakan, yakni menghapus Kurikulum 2013. Kurikulum tersebut dinilai menyusahkan. Selain itu, Mendikbud juga harus memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan akses pendidikan.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, ekspektasi publik terhadap pelayanan dasar, termasuk pendidikan, memang sangat tinggi. "Jika ekspektasi tinggi maka kepuasan jauh lebih menantang. Sedangkan kalau ekspektasi rendah maka kepuasan mudah diperoleh," ujarnya.

Anies mengatakan, dari mulai pelantikan, dalam sehari ia mendapatkan 260 telepon dan pesan singkat sebanyak 3.200 pesan. Isi pesan tersebut rata-rata soal Kurikulum 2013. Namun, ada juga yang mengucapkan selamat.

Pesan yang diterima, antara lain, Kurikulum 2013 mohon diubah karena tidak cocok bagi daerah pedalaman. Ada juga pemintaan untuk peninjauan kembali Kurikulum 2013 dan apakah Kemendibud mau memperbaiki Kurikulum 2013.

"Ini semua harapan publik yang harus ditampung. Kami akan lihat dulu bagaimana Kurikulum 2013, harus dibicarakan dulu dengan jajaran dirjen di Kemendikbud," kata Anies

Salah satu pengirim pesan singkat, yakni seorang guru dari pegunungan di Papua. Ia menuliskan pesan memberikan dukungan dan selamat guna kemajuan pendidikan. "Saya akhirnya telepon balik guru tersebut karena sinyal di sana pasti susah, tapi harapan yang besar membuatnya sms saya," ujarnya.

Anies mengatakan, saat ini sedang mencoba mendengar, membaca, membuka telinga dan  mata, baru setelah itu mulut bicara dan tangan bekerja. "Jangan di balik," katanya.

  rep: dyah ratna meta novia ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement