Kamis 09 Oct 2014 18:08 WIB

Kemendikbud Hapus Program Akselerasi

Red:

SOLO — Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Achmad Jazidie mengatakan bahwa program pendidikan akselerasi akan dihapuskan mulai tahun ajaran 2015-2016. Penghapusan ini terkait dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 sekaligus untuk menghilangkan diskriminasi antara anak yang pandai dan yang biasa-biasa saja.

Ia mengatakan sebagai gantinya program akselerasi, yaitu bagi siswa kelas tiga SMU/SMK bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi. "Nantinya itu berdasarkan SKS, jadi siswa yang masih belajar di SMU/SMK bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi yang nantinya akan diperhitungkan apabila masuk di perguruan tinggi," katanya, Rabu (8/10).

Nantinya siswa yang mengambil mata kuliah perguruan tinggi itu juga belajar bersama-sama dengan yang lain di dalam kelas. "Jadi, dengan adanya program ini juga tidak menutup kemungkinan anak bisa lulus lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan."

Program percepatan belajar (akselerasi) adalah program layanan pendidikan khusus bagi siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dengan penyelesaian waktu belajar lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan pada setiap jenjang pendidikan serta mudah menangkap pelajaran.

Adapun ciri-ciri intelektual siswa yang berhak masuk kelas akselerasi, yakni siswa yang memiliki ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam, menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, serta senang dan sering membaca. Sedangkan ciri-ciri kreativitas siswanya, yaitu dorongan ingin tahu besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, dan bebas dalam menyatakan pendapat.

Untuk ciri-ciri motivasinya, siswa memiliki ketekunan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, dan ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.

Selain itu, menyinggung mengenai pembagian buku paket Kurikulum 2013, Dirjen Pendidikan Menengah mengatakan sudah mencapai 80 persen dan sekitar 20 persen yang belum dan diharapkan sampai Oktober 2014 akan bisa diselesaikan semua.

"Memang masih ada sekolah-sekolah yang belum menerima buku paket tersebut, utamanya di daerah Indonesia di wilayah timur, tapi kami berharap Oktober 2014 semuanya sudah beres," ujar Jazidie.

Ia mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013, ada buku yang dicetak pemerintah untuk dibagi-bagikan kepada sekolah, baik SD, SMP, maupun SMU/SMK, secara gratis sebanyak 245 juta. antara ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement