Selasa 26 Aug 2014 14:30 WIB
guru menulis

Jadikan Bahasa Indonesia Bahasa MEA

Red:

Ada isu bahwa bahasa Indonesia akan dijadikan sebagai bahasa internasional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 2015 mendatang. Jika itu betul, tentu akan menjadi tanggung jawab dan tantangan bagi para guru bahasa Indonesia. Tanggung jawab dalam arti meningkatkan profesionalisme guru bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia kepada para peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku. Tantangan dalam arti para guru bahasa Indonesia hendaknya pantang menyerah jika terjadi masalah atau hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, baik dalam pendidikan formal, informal, maupun nonformal.

Upaya apa yang dapat dilakukan oleh para guru bahasa Indonesia guna menyongsong bahasa Indonesia agar benar-benar bisa dijadikan sebagai bahasa internasional dalam MEA? Pertama, guru bahasa Indonesia hendaknya lebih peka terhadap berbagai macam kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagikan angket dan atau wawancara kepada peserta didik untuk mendeteksi kesulitan belajar yang dialami oleh mereka.

Mungkin dari hasil pembagian angket dan atau wawancara kepada peserta didik, ada peserta didik yang kesulitan memahami sebuah naskah karena terlalu banyaknya jumlah paragraf. Ini salah satu contohnya. Solusinya adalah guru bahasa Indonesia sedikit demi sedikit mendidik cara mengambil intisari dari setiap paragraf. Agar, siswa mampu memahami sebuah naskah secara mandiri tanpa mengalami kesulitan belajar lagi.

Kedua, tanamkan cinta bahasa Indonesia kepada peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik untuk senantiasa menggunakan bahasa Indonesia jika mereka membuat suatu kreasi dan acara. Kecuali, untuk hal-hal yang terkait dengan bahasa asing ataupun daerah.

Misalnya, jika ada peserta didik berhasil membuat alat yang mampu mendeteksi kuman secara sederhana. Berilah nama alat itu (terlebih jika dipatenkan) dengan nama "alat pendeteksi kuman". Peserta didik juga dapat membuat iklan dengan tidak menggunakan "bahasa gado-gado", tapi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, benar, efektif, bernilai seni, sekaligus kreatif.

Ketiga, para guru bahasa Indonesia melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa Indonesia bisa membuat sebuah tes yang bisa digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kompetensi bahasa Indonesia seseorang. Kurang lebih, tes itu seperti tes yang ada pada bahasa Inggris: Test Of English as Foreign Language (TOEFL). Tes tersebut bisa diberi nama Tes Kompetensi Bahasa Indonesia (TKBI). TKBI ini bisa diuji cobakan terus-menerus hingga seluruh butir soal yang ada dalam TKBI bersifat valid dan TKBI bersifat reliabel. Hal itu sangat diperlukan untuk mewujudkan TKBI yang akuntabel. Jika TKBI yang akuntabel telah terwujud, bisa saja ini direkomendasikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk dijadikan salah satu tes yang harus dijalani bagi siapa pun yang ingin bekerja di Indonesia, baik bagi warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA). 

Oleh: Anita Eka Putri, Guru SMA Jabung II, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement