Jumat 15 Apr 2016 11:00 WIB

Teladan Terbaik dalam Berbakti

Red:

Islam mewajibkan seorang anak untuk berbuat kebaikan kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini. Allah SWT berfirman, "Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ibu bapak." (QS an-Nisa' [4]: 36).

Founder Fath Institute dan Rumah Tafsir Alquran (RTQ) Ustaz Amir Faishol Fath mengatakan, para Nabi, Rasulullah SAW, dan sahabatnya telah banyak mencontohkan atau mempraktikkan tentang kewajiban umat Islam untuk berbakti kepada kedua orang tua. Meskipun, kata dia, orang tuanya tersebut berbeda agama.

"Allah menjelaskan di dalam Alquran bahwa kita harus berbuat baik kepada orang tua, selama tidak memaksa untuk ikut ke dalam agama mereka, jika mereka beda agama," kata dia kepada Republika, Selasa (12/4).

Kemurkaan Allah SWT selalu berirama dengan kemurkaan orang tua. Sehingga ketika orang tua murka, tentunya Allah SWT juga akan murka. Menurut Ustaz Amir, salah satu kisah yang menggambarkan kemarahan Allah terhadap orang durhaka yaitu kisah Alqomah.

Syahdan, dalam kisah tersebut diceritakan bahwa kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqomah. Sehingga, ia tidak bisa mengucapkan syahadat menjelang kematiannya. "Alqomah ini menjadi sulit dicabut nyawanya karena ibunya tidak memaafkannya," kata dia.

Di dalam banyak hadis, kata Ustaz Amir, Rasulullah SAW juga pernah menjawab pertanyaan sahabat terkait siapa yang paling perlu dihormati. Nabi SAW kemudian menyebut ibu sebanyak tiga kali, baru kemudian seorang bapak. Tidak hanya itu, dalam hadis yang lain juga dikisahkan, ada seorang sahabat yang tidak disebut namanya pernah menggendong ibunya dari Yaman sampai ke Makkah untuk melaksanakan haji. Setelah itu, ia bertemu Nabi SAW dan kemudian bertanya, "Nabi, apakah bakti saya cukup dengan menggendong ibuku untuk melaksanakan ibadah haji? Nabi menjawab, 'Itu baru seperti tetesan air samudra'," kata Ustaz Amir Faishol menjelaskan.

Rasulullah SAW sendiri adalah seorang anak yatim setelah ditinggal wafat ayahnya, Abdullah. Ibunya, Aminah, memberikan bentuk keteladanan soal birrul walidain dengan mengajak Muhammad kecil berziarah ke makam ayahnya.

Dalam perjalanan pulang, Aminah sakit kemudian wafat. Rasulullah SAW pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, kemudian pamannya, Abu Thalib. Ustaz Amir menerangkan, meski bukan orang tua kandung, Rasulullah SAW begitu memuliakan Abu Thalib, walaupun ia berbeda keyakinan.

Abu Bakar as-Siddiq adalah sahabat yang patut diteladani akan baktinya terhadap orang tua. Ustaz Amir mengisahkan, Abu Bakar tak henti mengajak ayahnya, Abu Quhafah, masuk Islam meski sudah sangat uzur. Tutur bicaranya amat lembut, sikapnya amat baik. "Pengabdian terbaik kepada orang tua adalah dengan menjadi anak saleh," ujar Ustaz Amir Faishol.

Founder Yayasan Sahabat Ayah Ustaz Bendri Jaisyurrahman mengatakan, konsep birrul walidain bukanlah konsep balas jasa, melainkan lebih merupakan konsep tauhid. Hal ini karena Allah SWT telah mewajibkan untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua. "Ini penting untuk diluruskan, khususnya generasi muda. Pada dasarnya berbakti itu bukan karena balas jasa, tapi karena sebagai kewajiban yang diperintahkan Allah," kata dia menjelaskan.

Jika berbakti kepada orang tua dimaknai dengan balas jasa, Ustaz Bendri menyebut, akan ada anak-anak yang enggan berbakti kepada orang tua. Mereka adalah anak-anak yang sedari kecil ditelantarkan dan diperlakukan kurang baik oleh ayah ibunya.

"Jika konsep birrul walidain dianggap balas jasa, mereka akan berdalih, 'Saya saja dulu tidak diurus, kenapa harus berbuat baik kepadanya?'," kata Ustaz Bendri mengucapkan.

Ustaz Bendri menyarankan, bagaimanapun keadaannya, sudah seharusnya setiap anak berbuat baik kepada orang tua. Bahkan, kata dia, untuk memuliakan orang tuanya, Rasulullah juga berbuat baik kepada kerabat orang tuanya. "Rasulullah SAW bahkan juga berbuat baik kepada kerabat ayahnya, dan itu menunjukkan Rasulullah ingin memuliakan ayahnya," kata dia.

Kisah keteladanan soal berbakti kepada orang tua bisa didapati pada generasi tabiin. Adalah Uwais al Qarni yang dikenal di langit dan disifati Rasulullah sebagai orang yang mulia karena baktinya kepada sang ibu.

 

"Sampai-sampai Umar Bin Khattab saat bertemu ingin mencium tangannya, mencium keningnya, dan mengusap bagian tangan dari Uwais al-Qarni yang memang dikenal sangat memuliakan ibunya," kata dia menjelaskan.

Ustaz Bendri mengatakan, salah satu cara untuk membina hubungan baik dengan orang tua adalah dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Penyadaran hubungan antara tauhid dengan berbuat baik kepada orang tua ini, sejak dini harus ditanamkan," ujar dia.  c39, ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement