Kamis 24 Mar 2016 18:00 WIB

Butuh Partisipasi Umat

Red:

Tangung jawab melestarikan lingkungan berada di pundak setiap Muslim. Perlu peran serta aktif dari umat. Peran ini dapat ditunjukkan dalam bentuk investasi atau donasi serta upaya-upaya mandiri.

"(Upaya mandiri) misalnya menghemat air, mengelola sampah, dan sebagainya, sehingga kerusakan (alam dan lingkungan) bisa kita minimalisasi. Gap antara kebutuhan air bersih dan sumber air bersih bisa sama-sama dikurangi," ujar Manager Program Semesta Hijau Dompet Dhuafa Syamsul Ardiansyah saat dihubungi Republika, Selasa (22/3).

Syamsul menjelaskan, saat ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sangat tinggi. Ini terbukti dari tingginya minat masyarakat pada program-program sukarela (charity). Bantuan juga mengalir deras pada kondisi-kondisi darurat lingkungan, misal ketika terjadi bencana.

Animo masyarakat yang tinggi ini perlu diimbangi dengan pengelolaan program yang baik. Di Dompet Dhuafa, kata Syamsul, kegiatan terkait lingkungan hidup mulai digarap dengan serius sejak berdirinya Semesta Hijau pada 2012.

Ia menjelaskan, ada empat pilar program yang kini ditangani Semesta Hijau. Program pertama yaitu Sedekah Pohon. Ini merupakan upaya rehabilitasi kawasan-kawasan kritis akibat aktivitas-aktivitas merugikan, seperti pembalakan liar, pembakaran hutan, dan sebagainya.

Kedua, Air untuk Kehidupan. Program ini dilakukan dalam situasi darurat dan reguler. "Program di situasi darurat untuk merespons daerah-daerah kekeringan. Misal musim kemarau," ujar dia.

Pada masa reguler, program Air untuk Kehidupan diselenggarakan dengan melakukan kampanye dan aksi-aksi sanitasi dan pemeliharaan sumber air yang ada di sekitar masyarakat.

Program lain digagas dalam pengembangan energi terbarukan. Saat ini program ini masih dalam tahap pengkajian, sebab memerlukan teknologi dan biaya yang tinggi. Upaya ini juga perlu disertai dengan pemberdayaan masyarakat sebagai penerima manfaat teknologi yang akan dikembangkan.

Selanjutnya, ada pula program untuk pengelolaan sampah dan limbah. Program ini telah berjalan di Kepulauan Seribu dan akan dikembangkan juga di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sejak tahun 2012, Semesta Hijau mendistribusikan dana sekitar Rp 1-2 miliar untuk program-program tersebut. Sebagian besar dana tersebut berasal dari infak pribadi umat Muslim yang disalurkan ke Dompet Dhuafa.

Syamsul menyadari, program-program yang baru berjalan selama tiga tahun ini belum dapat menjawab seluruh permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia. Ia berharap, apa yang telah digulirkan oleh Dompet Dhuafa dapat menjadi model dan inspirasi untuk dapat dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat.

Program nyata dalam pelestarian lingkungan juga dilakukan Rumah Zakat (RZ). RZ menanam 800 pohon yang terdiri dari Sengon dan Trembesi di Dusun Petung Ombo, Kel. Sepawon, Kec. Plosoklaten, Kab. Kediri, Ahad (22/3). Kegiatan ini untuk memperingati Hari Air Sedunia.

Koordinator Relawan RZ Kediri, Lia mengatakan RZ berupaya menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan, salah satunya dengan menanam pohon. "Menanam pohon merupakan salah satu usaha menjaga kelestarian lingkungan, sehingga akan menghasilkan sumber air bersih yang alami," papar Lia.

Partisipasi warga ditunjukkan dalam kolaborasi dengan RZ. Anggota Forum Pecinta Alam Kediri (FPAK) Hariyadi mengaku pihaknya sudah delapan kali bekerjasama dengan RZ melakukan aksi tanam pohon. Ia berharap aksi ini bisa berlanjut dan bisa menginspirasi masyarakat sekitar. Oleh Sri Handayani ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement