Jumat 02 Oct 2015 13:00 WIB

Wahyu Ardianti Woro Seto Berkah Berorganisasi

Red:

Banyak yang mempertentangkan antara dunia organisasi dan akademik. Dalam dunia kampus, mereka yang fokus mengejar akademik tak mau ikut-ikutan aktif di organisasi. Mereka berpikir mahasiswa organisatoris banyak tertinggal dalam akademik. Tak jarang pula yang sampai drop out (DO) karena fokus mengurus organisasi.

Anggapan ini ditepis mantan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Muslimah bernama lengkap Wahyu Ardianti Woro Seto ini seorang akademisi yang cemerlang, lulus kuliah tepat waktu, dan penerima beasiswa penuh sampai lulus.

Bagi Muslimah yang akrab disapa Woro ini, akademik dan organisasi adalah dua hal sejalan yang satu sama lain saling mendukung. Organisasi jualah yang menyemangati dirinya untuk mencetak prestasi di bidang akademik.

"Organisasi itu suatu alat perjuangan buat saya. Ketika berani berorganisasi, ada nilai-nilai yang harus kita perjuangkan. Saya dari SMP sampai sekarang berorganisasi. Menurut saya, organisasi adalah perjuangan tanpa henti," jelasnya kepada Republika, pekan lalu. Woro mengatakan, salah satu bentuk perjuangan organisasi adalah dengan berjuang untuk berprestasi di dunia akademik.

Bagi Woro, organisasi dan akademik bukan lagi dua hal yang harus dipertentangkan. Ia menegaskan, sampai kapan pun ia akan terus berorganisasi. Banyak hikmah dan pelajaran berharga yang ia dapat dalam berorganisasi yang tidak dijumpai di bangku kuliah. Demikian juga dunia akademik yang menjadikannya lebih bijak dan cerdas dalam menakhodai organisasi.

"Selama saya kuliah, alhamdulillah dapat beasiswa terus. Saya lulus tepat waktu, empat tahun. Walau sibuk organisasi, akademik saya tak mau ketinggalan atau mengabaikan karena saya kuliah dari beasiswa," jelas Woro. Ia tak mau beasiswa pendidikan yang ia pakai membuahkan nilai akademik yang buruk. Berprestasi sebagai mahasiswa adalah tanggung jawab bagi mereka yang sudah diberi beasiswa.

Woro mengisahkan, kalaulah bukan karena beasiswa, ia pasti sangat kesusahan untuk melanjutkan kuliah. Beasiswa adalah anugerah yang menghantarkannya sampai ke gerbang kelulusan. Kedua orang tua Woro yang hanya tamatan SD sudah tak mampu membiayainya untuk melanjutkan kuliah. "Kedua orang tua cuma tamatan SD. Di keluarga, cuma saya yang disekolahkan sampai sarjana. Soal biaya pun sebenarnya tidak punya untuk melanjutkan ke UNS," katanya.

Ia mengisahkan, perjuangan masuk ke UNS benar-benar hal berat dengan berurai air mata. "Bahkan, sampai H-1 pelunasan biaya administrasi, uangnya masih belum ada. Orang tua sibuk cari pinjaman ke sana kemari, itu pun tidak ada yang mau meminjamkan uang," katanya.

Akhirnya, di detik-detik terakhir ada jua orang yang berbaik hati meminjamkan uang. Namun, permasalahan belum berakhir. Ia dinyatakan terlambat menyetorkan biaya administrasi tersebut. "Uangnya sudah ada, tapi harus ditransfer ke bank paling lambat jam tiga. Sementara, hari itu Jumat dan jam segitu bank sudah tutup. Saya sampai nangis-nangis, akhirnya diberi kompensasi sampai hari Senin," jelasnya.

Berhasil masuk ke UNS benar-benar anugerah yang senantiasa disyukurinya. Bentuk syukurnya dengan giat belajar dan memanfaatkan kesempatan sebagai mahasiswa untuk menambah wawasan. Salah satunya, aktif di berbagai kegiatan organisasi. Di sela-sela kesibukannya, Woro tak segan membantu si ibu yang berjualan nasi. Woro mengaku tak malu dengan teman-temannya ketika memperkenalkan profesi orang tuanya.

"Saya pernah tanya teman-teman, apakah mereka risih dengan pekerjaan orang tua saya. Ternyata tidak. Malah mereka mengaku terinspirasi dengan kisah saya," katanya memaparkan. Woro mengatakan, di samping bisa membantu orang tua berjualan nasi, ia bisa lebih berhemat karena jajan langsung di warungnya sendiri.

Woro dikenal sebagai gadis yang energik dan selalu bersemangat. Di bangku SMP dan SMA, ia adalah pelari maraton dan sempat mewakili Kota Surakarta sebagai atlet maraton se-Jawa Tengah. Sayangnya, bakatnya sebagai atlet harus berakhir karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kakinya patah. Sampai sekarang, ia kadang masih mengeluhkan sakit akibat kecelakaan tersebut. "Itu terhenti karena kecelakaan motor yang menyebabkan cedera patah tulang pada kaki saya. Kondisi orang tua waktu itu susah dan tidak mampu untuk mengoperasikan. Efeknya agak nyeri aja kalau jalan di bebatuan," ucapnya.

Semangat Woro juga tertuang dalam berorganisasi. Woro dinilai totalitas dan punya konsep besar memimpin teman-temannya. "Mereka melihat potensi saya besar sehingga saya dipercaya mengelola organisasi. Beberapa teman terus mendukung. Menurut mereka, saya orangnya totalitas dan punya visi-misi yang besar. Sampai akhirnya saya terpilih menjadi presiden BEM," ujarnya.

Saat ini, selain sibuk sebagai guru, Woro juga membuka bisnis katering bertajuk Islamic food. Ia juga mendirikan taman pendidikan Alquran untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan memiliki gangguan perilaku. Di sore hari, ia terlihat sibuk mengajar anak-anak TPA Darussalam di tempat tinggalnya. Terkadang, ia diminta ke berbagai daerah untuk mengisi talkshow dan seminar seputar dunia organisasi.

"Sebelumnya, saya tidak pernah naik pesawat, tapi selama menjadi aktivis organisasi ini, sering kali berkesempatan untuk terbang ke beberapa daerah. Alhamdulillah," katanya berseloroh. Menurutnya, itulah sebahagian kecil dari berkah berorganisasi. Oleh Hannan Putra  ed: Hafidz Muftisany

***

Biodata

Nama        : Wahyu Ardianti Woro Seto

Panggilan    : Woro

TTL        : Surakarta, 23 Agustus 1992

Orang Tua     : Anhar Sardi Sobari (ayah)       

 Dyah Titik Ernawati (ibu)

Alamat     : Bakalan,06/XI, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta.

Moto hidup    : Selagi hidup, berbagilah karena hidup itu seperti menanam

E-mail    : [email protected]

Facebook    : Wahyu Ardianti Woro Seto

Pendidikan     : Sarjana Strata 1 Sastra Arab Universitas Sebelas Maret tahun 2014

Prestasi     :

-Presenter of papper in The International Conference on Bussniness, Economics,and Sosial Science (ICBESS) 2013, Bangkok Thailand.

- Juara 3 Lomba Eco Creative The Symphony of Environment Techonology, Universitas Sriwijaya,Palembang

- Juara 3 Cabang musabaqoh makalah ilmiah Alquran MTQ oleh Universitas Sebelas Maret

- Juara 3 Cabang musabaqoh Tafsir Alquran MTQ oleh Universitas Sebelas Maret

- Penerima Beasiswa Aktivis Nusantara angkatan 3

- Delegasi Marching For Boundary 2014 di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Organisasi     :

- Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Surakarta (2015-2016)

- Majelis Pengawas dan Konsultasi pengurus komisariat (MPKPK) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Surakarta komisariat Muhammad Iqbal (2015-2016)

- Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Surakarta komisariat Muhammad Iqbal (2014-2016)

- Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta (sekarang FIB dan FSRD) (2012-2013)

- Pengajar Sekolah Kampung Bakti Saseru (2011-2013)

-Pengarah dan Penasihat Sastra Seni Rupa Study Club FSSR UNS (2012-2013)

- Asistensi Agama Islam Universitas Sebelas Maret Surakarta (2011-2013)

- Kepala Deputi Pengembagan Diri Organisasi BEM FSSR UNS (2011-2012)

- Humas Syiar Kegiatan Islam FSSR UNS (2010-2012)

- Anggota Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra se-Indonesia (ILMIBSI) (2010-2012)

-Humas Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Arab FSSR UNS (2010-2012)

- Bendahara Umum Keputrian Khusnul Hanifah Masjid Darussalam Kadipiro, Surakarta (2010).

Karya Buku :

- Penulis buku kompilasi Presiden Negarawan

- Penulis Berkarya untuk Umat, Bangsa, dan Negara

Pekerjaan     :

- Pengajar pramuka SDN Nayu 77 Surakarta selama 8 tahun

- Owner Catering Islamic Food

- Founder Taman Pendidikan Alquran untuk anak kebutuhan khusus gangguan perilaku

- Pengajar TPA Darussalam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement