Jumat 07 Aug 2015 17:00 WIB

Meneruskan Amal Ramadhan

Red:

Allah SWT telah menyediakan pahala begitu banyak bagi hambanya yang suka melakukan amal-amalan saleh. Semangat beramal saleh yang didapat Ramadhan lalu mestilah kita jaga. Supaya Allah SWT terus mencintai kita karena keistiqamahan beramal saleh.

Meski dinilai kecil, amalan ibadah yang dilakukan dengan istiqamah akan menolongnya dari kesulitan di dunia dan akhirat.

Imam al-Qurtubi mengatakan, hati yang istiqamah adalah hati yang selalu senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun berbuatan.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kp Cikijing, Desa Neglasari, Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, KH Mualim Hidayat mengartikan istiqamah sebagai jujur dalam tingkah laku dan pekerjaan.

Dia mencontohkan, orang yang istiqamah dalam hal perbuatan adalah orang yang selalu fokus dan konsisten terhadap apa yang dikerjakannya. "Misalnya, Anda kerja sebagai wartawan, sudah bosan mau coba menjadi pemborong. Pemborong bosan, Anda ingin jadi pedagang. Itu namanya tidak istiqamah," ujarnya, Selasa (4/8).

Kiai Mualim melanjutkan, istiqamah bermakna pula diam di suatu bidang namun tetap pada jalur yang bisa dikontrol. "Jadi, istiqamah itu diam dalam satu bidang, tidak mudah pindah-pindah pekerjaan sebelum diselesaikan," katanya.

Istiqamah terbagi dalam langkah, perbuatan, dan hati. Menurut Kiai Mualim, istiqamah hati yang paling berat karena mudah terbolak-balik. "Untuk itu, kita mesti sering berdoa agar Allah selalu tetapkan hati kita dalam kebaikan," katanya.

Kiai Mualim berujar, istiqamah selintas mudah diikrarkan, namun pada prakteknya butuh perjuangan. Biasanya pengaruh pekerjaan, pikiran, perilaku, dan pergaulan membuat seseorang sulit untuk mengamalkan istiqamah.

"Terus terang, istiqamah itu sulit. Untuk mengimbanginya agar tetap istiqamah, harus dengan tauhid," katanya.

Ia mencontohkan, saat Ramadhan kita begitu semangat mengerjakan berbagai amalan saleh. Agar amalan Ramadhan bisa langgeng di bulan-bulan berikutnya, keyakinan akan pahala yang besar tetap harus ditancapkan. "Diiringi sedikit pemaksaan seperti saat kita berkewajiban memberi anak istri makan yang cukup," kata dia memaparkan.

Menurutnya, kita jangan pernah sekali-kali mengikuti rasa malas yang ada di dalam diri. Sekali malas semua pekerjaan akan berantakan. "Misalnya, kita malas zakat, malas shalat Dhuha, tapi dipaksakan akan jadi terbiasa, dengan terbiasa maka kita jauh dari riya," katanya.

Pengajar di AQL Center, Ustaz Bendri Jaisyurrahman, mengartikan istiqamah dengan tegak dan lurus. "Seperti saat kita akan melaksanakan shalat, diperintahkan untuk merapatkan barisan dan meluruskannya," katanya.

Sementara itu, secara istilah, seperti yang didefinisikan para ulama, istiqamah adalah kita tetap pada ketaatan dan keikhlasan dalam ibadah kepada Allah SWT sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita menjaga hati agar tidak bermaksiat kepada Allah SWT.

"Jadi, istilahnya istiqamah itu hati. Kita tidak belok ke kanan dan ke kiri. Seperti yang disebutkan dalam Alquran, hadapkanlah wajah kita dengan lurus kepada Allah," katanya.

Pusatnya istiqamah, kata Ustaz Bendri, ada di dalam setiap kalbu manusia. Jika seorang hamba bisa mengelola hati, tak sulit untuk istiqamah.

Ustaz Bendri berbagi tips agar hati senantiasa ditetapkan dalam ketaatan kepada Allah SWT. Pertama, kita harus menguatkan keyakinan jika Allah SWT senantiasa mengawasi kita.

Dengan merasa diawasi oleh Allah SWT, ketika kita malas mengerjakan amal ibadah maka akan muncul rasa malu dan takut. Selanjutnya memperbanyak istighfar, berkumpul dengan orang saleh, dan memperbanyak belajar dari kaum Muslimin terdahulu yang ujiannya lebih berat. "Sering-seringlah ikut kajian ilmu," ucapnya.

Seseorang juga mesti paham apa saja faktor yang membuat semangat istiqamah meluntur. Terkadang seseorang tidak paham tentang amalan ibadah yang sedang ia kerjakan. "Berlebihan dalam melakukan hal yang mubah, malas membaca Alquran, dan menghindar dari orang-orang saleh juga bisa melemahkan."

Ustaz Bendri menjelaskan, iman seorang mukmin bisa naik dengan cara taat kepada Allah. Ketaatan bisa diibaratkan anak tangga yang mampu meningkatkan derajat kepada Allah. "Jadi, amal yang kita lakukan itu ibarat tangga untuk naik ke derajat berikutnya," katanya.

Sementara, perbuatan maksiat adalah perusak yang bisa menghancurkan sendi-sendi tali menuju Allah. "Semakin banyak maksiat semakin terpuruk di hadapan Allah SWT sehingga jauh dari hidayahnya," ujar dia.

Ketua Bidang Dakwah Ikadi Jakarta Pusat  Ustaz Abdul Muhith Murtadlo Lc menyampaikan, ayat yang paling berat yang dirasakan Rasulullah adalah tentang istiqamah.

Ibnu ‘Abbas RA berkata: "Tidaklah ada satu ayat pun yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang lebih berat dan lebih susah daripada ayat ini, yakni "Maka istiqamahlah kamu (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertobat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan," (QS Hud[11]: 112)

"Oleh karena itu, ketika Beliau SAW ditanya, ‘Betapa cepat engkau beruban.’ Beliau Rasulullah SAW berkata kepada sahabatnya, ‘Yang telah membuatku beruban adalah surah Hud dan surah-surah yang semisal dengannya’," kata Ustaz Muhith memaparkan.

Ustaz Muhith menyampaikan, harus dipahami bahwa perintah untuk shalat malam, shalat Witir, shalat berjamaah di masjid, shalat-shalat sunah, mendengarkan ceramah, sedekah, membantu dhuafa, menjaga lisan dari ghibah, berdusta, dan seterusnya tak hanya di bulan Ramadhan, tapi juga diperintahkan di bulan-bulan lainnya.

"Begitu pula pelipatgandaan pahala, tak hanya di bulan Ramadhan, tapi juga di bulan-bulan lainnya," katanya.

Seperti disampaikan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, kata Ustaz Muhith, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Jika seseorang berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai 10 kebaikan hingga 700 kali lipat sampai kelipatan yang banyak." n c62 ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement