Jumat 27 Mar 2015 20:00 WIB

Selimut Indonesia Hangatkan Suriah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Musuh rakyat Suriah bukan hanya rasa takut dan keterancaman, melainkan juga kondisi cuaca ekstrem musim dingin dengan suhu terburuk mampu mencapai -30 celcius.

Senior Vicen President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Imam Akbari menyebut kondisi pengungsi Suriah saat musim dingin sangat memprihatinkan. “Hampir empat tahun sudah keluarga-keluarga di Suriah terusir dari rumah mereka sendiri. Perang di salah satu negeri semenanjung Syam ini telah mencerai-beraikan seluruh elemen bangsa di negerinya sendiri,” kata Imam memaparkan.

Tercatat 8 juta jiwa harus mengungsi dan mencari tempat yang lebih aman. Setengah dari jumlah itu harus menyeberang ke negeri tetangga. “Dua ratus ribu orang meninggal dalam tragedi berkepanjangan ini,” ungkap Imam.

Saat ini musim dingin dengan suhu terburuk mencapai -30 celcius masih menyelimuti. “Jangankan membeli baju hangat dan selimut, untuk makan saja mereka terpaksa menanti uluran tangan yang peduli,” ujarnya.

ACT dan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) mencoba memberi bantuan untuk keluarga-keluarga pengungsi Suriah. Berkat bantuan yang dihimpun, Imam menyebut telah didistribusikan 1.433 selimut di sejumah pos pengungsian.

“Meneruskan donasi FSLDK itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dibantu IHH mitra NGO dari Turki, sejak 22 Januari hingga 6 Maret lalu, menjalankan program bantuan bertajuk ‘Winter Aid’ untuk membantu saudara-saudara di Suriah,” ungkap Imam.

Distribusi selimut berukuran 190 x 220 cm itu dilakukan di berbagai daerah di Suriah, di antaranya di Khan Al Asal dan Kafarnaha di Aleppo. Kemudian Abu Ad Dhuhur, Saraqib, Bidama, dan Alkastana di Kota Idlib dan Qaalat Al Madeek, di Provinsi Hama. “Distribusi bantuan dari rakyat Indonesia ini alhamdulillah mampu menerbitkan senyum dan raut berseri-seri saudara-saudara di pengungsian,” kata Imam. ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement