Jumat 27 Mar 2015 19:11 WIB

Amal Melapangkan Kemudahan

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setiap pagi di Masjid Nabawi, selalu tampak seorang ibu-ibu yang menyapu dan membersihkan halaman masjid. Tak ada yang mengenalnya, tak ada pula yang memedulikannya. Siapakah seorang tukang sapu dibanding para sahabat dan sahabiyah lainnya yang menuntut ilmu bersama Rasulullah SAW.

Namun, suatu hari, Rasulullah SAW tak lagi melihatnya. Halaman Masjid Nabawi menjadi kurang terawat setelah tiga hari tanpa kehadiran si ibu-ibu tersebut. Bertanyalah Rasulullah SAW, ke manakah si ibu yang biasa menyapu Masjid Nabawi?

Para sahabat pun mengatakan, si ibu penyapu masjid tersebut sudah meninggal. Para sahabat berpendapat, hal kecil dan peran kecil seperti tukang sapu tak perlu pula harus dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW tak rela. “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku? Tunjukkan di mana kuburannnya!” pinta Rasulullah SAW. Beliau SAW langsung mendatangi kuburannya, kemudian melakukan shalat jenazah (shalat ghaib) di atas kuburnya. (HR Bukhari Muslim).

Kisah ini mengisyaratkan, sekecil apa pun peran dan amal yang dilakukan seseorang, hal itu adalah penyelamat baginya. Rasulullah SAW merasa kesal tidak diberi tahu dan Beliau SAW juga langsung menyalatkan di kuburnya. Hal ini sebagai bukti, sekecil apa pun amal ibadah jika dilakukan secara istiqamah bisa menjadi andalan.

Lihat pula kisah seorang lelaki tua, Sadi (91 tahun), warga Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Kidul, Provinsi Banten. Seperti dikisahkan Ustaz Samson Rahman, penerjemah buku best seller La Tahzan, Bapak Sadi dalam usia senjanya selalu menunaikan shalat fardhu di awal waktu. Tak hanya itu, ia juga rutin melakukan shalat Dhuha serta membaca Alquran setiap pagi dan sore hari.

Berkat amalan yang sederhana tersebut, Allah memberikan keberkahan kepada Pak Sadi. Ketika seluruh warga desa mengalami kekeringan akibat kemarau panjang, sumur Pak Sadi tetap berisi air. Keberkahan tersebut dirasakan warga satu desa. Mereka mengantre mengambil air di sumur Pak Sadi yang menjelma bak mata air yang tak pernah kering.

Ustaz Samson sangat kenal dengan Pak Sadi karena dia sendiri adalah suami dari salah satu cucu Pak Sadi. Hingga kini, ia masih dapat memperhatikan Pak Sadi yang tengah khusyuk membaca Alquran di ruang tamunya. “Beliau ini mendapatkan keberkahan karena keistiqamahannya,” jelas Ustaz Samson kepada Republika, Rabu (25/3).

Menurutnya, sangat penting bagi setiap Muslim memiliki suatu amal andalan yang secara istiqamah (konsisten) ia jalankan. Walaupun amal tersebut dinilai sangat sederhana, tapi jika dilakukan secara istiqamah bisa bernilai besar di sisi Allah SWT. “Amal itu bisa menjadi sesuatu yang sangat branded baginya. Misalkan, salah seorang sahabat, Bilal bin Rabbah. Hanya karena ia melakukan shalat sunah ba'da wudhu' saja, amal itu menjadi sesuatu yang spesifik. Karena, yang lain tidak pernah melakukan amalan itu,” jelas Samson.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah menanyakan amalan andalan kepada Bilal. “Ceritakan kepadaku satu amalan yang paling engkau andalkan dalam Islam, karena dalam suatu malam aku pernah mendengar suara terompahmu berada di pintu surga,” tanya Rasulullah SAW selepas shalat Subuh.

“Ya Rasulullah, setiap aku berwudhu, kapan pun itu baik siang maupun malam, aku selalu melakukan shalat dengan wudhu tersebut,” jawab Bilal. (HR Bukhari).

Ustaz Samson mengatakan, akumulasi amal-amal yang dilakukan secara istiqamah akan menjadi amalan yang bernilai besar. “Amal ini akan menjadikan kita kokoh. Karena seakan-akan kita sudah mempunyai pegangan tertentu, amal yang kita dawam (rutinkan),” jelas Ustaz Samson.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal yang paling Allah sukai adalah yang terus-menerus (istiqamah) dikerjakan walaupun sedikit.” (HR Abu Dawud).

Hal yang sama juga sering didengungkan oleh Ustaz kondang Yusuf Mansur. Banyak kisah dari jamaahnya yang memberikan hikmah suatu amalan kecil jika istiqamah akan berdampak besar. Dalam bersedekah saja misalnya, Ustaz penggiat sedekah ini merasakan hikmah luar biasa ketika merutinkan sedekah.

Ustaz Yusuf Mansur tidak melewatkan hari-harinya tanpa bersedekah. Baginya, sedekah adalah amalan yang dapat memberikan kepekaan kepada pelakunya. Sedekah dipercayai sebagai investasi untuk memperoleh pahala berkali-kali. Dengan sedekah pula, segala persoalan hidup akan teratasi dengan mudah.

Mubaligh kondang, Ustaz Erick Yusuf, menegaskan, setiap Muslim harus memiliki amalan-amalan andalan. Harus ada suatu amal yang ia kerjakan, yang di akhirat kelak bisa menjadi bekal masuk surga. “Islam mempunyai pintu masuk yang banyak. Para sahabat itu mempunyai keutamaan masing-masing yang beragam. Ada sahabat yang ahli sedekah, jihad, ibadah, puasa, dan lain sebagainya,” katanya kepada Republika, Rabu (25/3).

Erick Yusuf mengatakan, sekecil apa pun sebuah amalan, bisa menjadi andalan bagi pelakunya di akhirat kelak. Apalagi, amalan yang dilakukan secara istiqamah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Peliharalah wajah kalian dari api neraka, walau dengan (berinfak) sebutir kurma.” (HR Muslim).

Erick memesankan, setiap amal baru bisa menjadi andalan bagi pelakunya jika memenuhi dua syarat. Pertama, harus ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Kedua, amal tersebut (ittiba') mengikuti sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW.

“Amal itu bergantung dari niatnya. Kalau ada keikhlasan, pasti dia bisa jadi unggulan. Di samping itu, tata caranya harus ittiba' kepada Rasullah SAW. Dua ini kuncinya,” jelas Erick.

Ketika seseorang menampakkan hikmah dari amalan yang telah dilakukan, jangan langsung sombong. “Hati-hati, bisa jadi itu ujian dari Allah. Jangan kegeeran langsung berpikir Allah memuliakan saya. Padahal, semua yang kita hadapi di dunia ini adalah ujian,” katanya.

Menurutnya, keberkahan suatu amal terjadi ketika pelakunya mendapatkan sakinah (ketenangan) setelah mengamalkannya. “Berkah dari amal saleh ini, di dunia, kita mendapatkan sakinah. Ketika kita melakukan kebaikan, pasti akan membuahkan ketenangan dalam hati,” ujarnya. Oleh Hannan Putra ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement