Berdiri kokoh di lahan satu hektare di Jalan Raya Gajah, Demak, Jawa Tengah, Madrasah Aliyah (MA) Plus Keterampilan Al Irsyad tak henti menuai prestasi. Penanaman gerakan gemar membaca di sekolah yang akrab disebut MA Al Irsyad Gajah itu kini menuai hasilnya. MA Plus Ketrampilan Al Irsyad berhasil menyabet Juara I Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Nasional 2014 yang digelar Badan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Kepala Sekolah MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah Fachrurrozi menyebut, kunci keberhasilan sekolahnya meraih gelar perpustakaan terbaik tingkat nasional tak lepas dari kerja sama semua elemen sekolah. Budaya membaca, kerja sama, dan rasa tanggung jawab benar-benar menjadi roh di sekolah Al Irsyad, bahkan menular ke masyarakat sekitar.
"Perolehan itu tidaklah mudah untuk dicapai, sekolah harus terus menjaga kekompakkan, kerja sama, dan terus melakukan evaluasi. Apa yang kurang dan apa yang harus diperbaiki segera," ujar Fachrurrozi kepada Republika Kamis (13/11).
Kerja sama dan tanggung jawab yang dibangun dalam dinding sekolah ini dijadikan sebagai kebiasaan yang mengakar di setiap sisi sekolah. Selain mengakar, kedua hal itu pun harus menjamur ke setiap murid, guru, dan karyawan di sana. "Meskipun begitu, atas izin Allah SWT lah yang membuat semua ini terjadi," katanya.
"Kesadaran kerja sama dan tanggung jawab kami tuangkan dalam setiap kegiatan sehari-hari. Serta, evaluasi selalu kami lakukan setiap seminggu sekali," ujar Fachrurrozi menjelaskan.
Hal itu dilakukan agar madrasah terus berinovasi, baik dalam hal pembelajaran maupun prestasi anak didiknya. Salah satu hal inovatif dan menonjol dari sekolah ini, yakni Perputakaan Tabassam yang dimilikinya.
Tabassam merupakan kepanjangan dari Taman Bacaan Siswa dan Masyarakat yang dibangun sejak 1982 silam. Sejak itulah, pihak sekolah selalu berupaya membangun perpustakaan yang ideal, perpustakaan yang tidak hanya sebagai tempat singgah mencari pengetahuan, tetapi juga memberikan orientasi nyata terhadap ilmu yang tertera di dalam buku.
Kini Perpustakaan Tabassam berdiri di atas lahan seluas 415 meter persegi. Koleksi bukunya ribuan. "Lebih dari 8090 eksemplar judul buku yang kami miliki di perpustakaan Tabassam," ujar Fachrurrozi menerangkan.
Fasilitasnya pun lengkap, di antaranya ruangan berpendingin, lusinan komputer yang terkoneksi dengan internet, ruang galeri, ruang referensi, ruang home creative atau pengembangan dari audiovisual. "Ruang tersebut dipakai untuk belajar bersama-sama dan menyaksikan film-film pendek hasil karya siswa-siswa madrasah," katanya.
Selain itu, para pembaca dimanjakan dengan ruang galeri yang menunjukkan hasil praktik para siswa, seperti otomotif, menjahit, dan memasak. Sehingga, para pemaca tidak hanya mendapatkan ilmu dari membaca, tetapi juga bisa mencoba melihat aplikasi langsung dalam ruang galeri.
Fachrurrozi menceritakan, pengunjung Perpustakaan Tabassam bukan hanya siswa madrasah. "Masyarakat umum sampai ahli agama banyak yang mencari referensi di sini. Tak jarang akademisi dari luar negeri juga singgah guna penelitian," ujarnya.
Pelaksana Unit Teknis Perpustakaan Madrasah Al Irsyad Gajah Suciningtyas mengatakan, pelayanan merupakan kunci keberhasilan sekolahnya mendapat ganjaran perpustakaan SLTA terbaik tingkat nasional.
"Perpustakaan di sekolah ini jadi jantung madrasah. Bukanya seperti perpustakaan umum lainnya, yakni delapan jam sehari," katanya memaparkan. Meski terletak di lingkungan sekolah aliyah, buku-buku yang tersedia mulai dari pembelajaran tingkat PAUD hingga buku-buku untuk masyarakat umum.
Bagi pengunjung, Suci menerangkan bisa membawa pulang koleksi Perpustakaan Tabassam jika terdaftar sebagai anggota. Selain itu, guna mendekatkan diri dengan masyarakat, Perpustakaan Tabassam sering menggelar lomba. "Perpustakaan juga memberikan reward kepada pengunjung dan peminjam tergiat di perpustakaan setiap tahunnya," kata Fachrurrozi.
"Dengan adanya perpustakaan yang kami jadikan sebagai jantung dari madrasah ini, terasa banyak sekali manfaat. Yang mana, hasil nyata dapat diraih oleh anak didik kami," ujarnya.
Keberhasilan sekolah memberikan layanan terbaik diakui Fachrurrozi tak lepas dari nilai tanggung jawab di sekolahnya. Nilai itu tak hanya tertuang dalam slogan, tetapi juga teraplikasi nyata dalam tindakan keseharian. Salah satu bukti nilai tanggung jawab yang nampak dari sivitas, yakni menjaga kebersihan. "Mungkin kami satu-satunya sekolah yang tidak memiliki petugas kebersihan," ujar Fachrurrozi.
Kebijakan ini bukan tanpa alasan. Tanggung jawab kebersihan dibebankan kepada seluruh elemen sekolah. Setiap siswa melepas sepatunya saat masuk sekolah pukul 06.00 WIB. Mereka beraktivitas dengan beralaskan kaos kaki saja. Seluruh gedung madrasah hingga kelas terkoneksi dengan lantai keramik.
"Di sinilah kami mendidik anak-anak kami untuk menanamkan pentingnya kebersihan dan sadar akan tanggung jawab mereka menjaga kebersihan, karena kebersihan merupakan keindahan dan Allah mencintai keindahan," kata Fachrurrozi menjelaskan.
Ia melanjutkan, setelah memasuki kelas, anak-anak diwajibkan untuk bertadarus Quran di dalam kelas hingga pukul 07.00 WIB. Setelah itu, kegiatan formal belajar mengajar dimulai sampai menjelang pukul 16.00 WIB atau bakda Ashar. Selain kegiatan formal di madrasah, siswa siswi aliyah juga diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Sekolah memfasilitasi 25 kegiatan ekstra untuk anak didik mereka guna membangun karakter dan kepemimpinan mereka.
Yayasan tidak hanya menyediakan Madrasah Aliyah, tetapi kini juga terdapat PAUD, diniyah, tsanawiyah dan boarding school. Ia menambahkan, banyak siswa yang menjadi juara nasional, seperti juara satu dan dua pada lomba desain busana Muslim tingkat nasional 2009, juara 3 lomba karya tulis remaja tingkat nasional, juara vokasional pada ajang nasional 2012, dan yang terbaru pada juara perpustakaan terbaik tingkat nasional tahun ini. n c64 ed: hafidz muftisany
Ikuti Whatsapp Channel Republika
