Jumat 03 Oct 2014 12:00 WIB

Kesadaran Berkurban Meningkat

Red:

Setiap tahun, ada saja kisah-kisah inspiratif tentang berkurban. Seperti tahun lalu, seorang petugas kebersihan penyapu jalan yang rela menabung bertahun-tahun agar bisa berkurban. Ada juga seorang buruh cuci dan tukang becak yang ikut berkurban.

Kisah-kisah inspiratif yang diungkap media tersebut membuktikan semangat umat Islam untuk menjalankan sunah Nabi Ibrahim tersebut semakin tinggi. Mereka yang berkemampuan namun enggan berkurban seakan "ditampar" dengan kisah-kisah si miskin yang berjuang untuk bisa berkurban.

Direktur Al Azhar Peduli Ummat (APU) Harry Rachmad mengatakan, setiap tahun ghirah (semangat) umat Islam untuk berkurban kian meningkat. Menurutnya, umat Islam semakin giat mencari khazanah keilmuan Islam. Para dai semakin marak melancarkan dakwah ke seantero negeri. Sehingga, kesadaran umat Islam untuk menjalankan agamanya dengan sebaik-baiknya menjadi semakin meningkat. "Kesadaran umat Islam untuk berkurban itu makin luar biasa. Setiap tahun terus meningkat," ujarnya kepada Republika, Selasa (30/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Agung Supriyanto

Data yang dihimpun APU sendiri membuktikan, dari 35 desa binaan APU di 13 provinsi seluruh Indonesia, semuanya menunjukkan grafik peningkatan. Setiap tahun, APU terus membuat target yang jauh melebihi tahun sebelumnya.

Hal yang sama juga dirasakan Presiden Direktur Dompet Dhuafa (DD) Ahmad Juwaini. Menurutnya, meningkatnya pekurban dari tahun ke tahun tidak hanya disebabkan kesadaran beragama yang kian membaik. Tetapi juga da penopang lain, yakni pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi bangsa yang sudah di atas lima persen tentu berdampak pada penghasilan para karyawan yang juga semakin naik. "Dengan penghasilan yang meningkat, tentu kemampuan untuk melakukan amal-amal sosial semakin meningkat pula," kata Juwaini.

Menurut Juwaini, kurban umat Islam di Indonesia tahun ini bisa mencapai 20 juta ekor kambing. Juwaini mengatakan, tahun lalu kurban yang dilaksanakan DD telah mencapai 17 ribu ekor kambing. Maka, tahun ini DD menargetkan bisa menyemblih kurban sebanyak 22 ribu kambing.

Juwaini mengatakan, yang menjadi kendala saat ini malah pendistribusian daging kurban. Semangat umat Islam untuk berkurban sudah membaik, tetapi tidak diiringi dengan pengelolaan dan pendistribusian daging kurban yang merata ke seluruh pelosok negri. Menurutnya, masih banyak umat Islam yang berada di pelosok nusantara yang tidak menikmati daging kurban.

"Banyak sekali daerah yang belum terjangkau, terutama di Indonesia timur. Selain karena mereka minoritas, transportasi massal juga susah. Jadi, pendistribusian ke sana juga susah dijangkau. Akhirnya, saudara kita yang di sana belum tersentuh," ujar Juwaini. Ia mencontohkan, umat Islam yang ada di perbatasan utara dan selatan Indonesia dan daerah Papua yang susah terjangkau transportasi. Menurutnya, justru merekalah yang harusnya mendapatkan perhatian lebih.

Dalam pendistribusian daging kurban, memang saat ini DD memprioritaskan daerah yang terbilang masih kurang tersentuh dan lebih membutuhkan. Juwaini juga menyebut beberapa tempat yang hingga saat ini masih dalam pemulihan bencana, seperti Kelud dan Sinabung. Seperti halnya APU, prioritas pemberian daging kurban, yaitu desa tertinggal, daerah rawan pangan, serta daerah yang terkena dampak bencana, seperti Sinabung yang sampai saat ini masih ada warganya yang tinggal di pengungsian.

Penerima kurban juga tak tertutup kemungkinan untuk disalurkan ke luar negeri. Tahun ini, DD menargetkan pengiriman kurban ke Gaza Palestina sebanyak 200 ekor kambing. "Kita targetkan, semoga bisa mencapai 500 ekor. Seminimalnya, 200 ekor insya Allah kita jamin ada," katanya.

Menurut Juwaini, tahun ini tetap menjadi tahun terbesar pengiriman daging kurban ke luar negri. Namun, jumlah negara yang menerima memang tidak sebanyak tahun kemarin. "Tahun lalu memang banyak negara yang menerima, seperti Kamboja 100 ekor dan Timor Leste 100 ekor. Kita juga mengirim ke Somalia, Filipina Selatan karena dilanda banjir, dan Rohingya karena tragedi itu," ujarnya memaparkan.

Senior Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Syuhelmaidi Syukur menambahkan, pendistribusian daging kurban ke luar negeri cukup penting sebagai bukti kepedulian umat Islam Tanah Air dan bangsa Indonesia kepada dunia luar. ACT sendiri menargetkan kurban sebanyak 10 ribu kambing untuk tahun ini. "60 persen kita distribusikan di dalam negeri,  40 persen kita kirim ke luar negri," katanya.

Syuhelmaidi mengungkapkan, distribusi daging kurban ACT masuk ke 29 provinsi di Indonesia. Sedangkan untuk luar negeri, sedikitnya ada 20 negara yang menjadi destinasi pengiriman daging kurban. "Selain negara ASEAN, seperti Laos dan Kamboja, kita juga masuk ke Filipina. Kemudian Rohingya, Myanmar, Bangladesh, dan negara di timur Indonesia. Kita juga masuk ke Kashmir, Somalia yang saat ini kekeringan, Kenya, negara-negara di Afrika Tengah, Kamerun, dan beberapa titik di Afrika," ujarnya memaparkan.

Menurutnya, distribusi untuk Timur Tengah merupakan paling utama, seperti Palestina dan Suriah. "Kalau untuk Gaza, itu jelas. Itu prioritas," katanya menambahkan. Ia juga menjalin kerja sama dengan sedikitnya 40 mitra yang juga mengirimkan kurban ke luar negri. Syuhelmaidi mengatakan, pendistribusian ke Gazalah yang paling diminati.

Menurutnya, sejauh ini diperkirakan ada 40 persen peningkatan kurban dibanding tahun lalu. Namun, pihaknya belum bisa memastikan betul, mengingat kebiasaan masyarakat yang biasanya menunaikan kurbannya pada tiga hari menjelang Idul Adha.  rep:hannan putra ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement