Jumat 29 Aug 2014 12:00 WIB

The Green Queen of Pattani, Memimpin dengan Kemakmuran

Red:

Ratu Hijau adalah ratu dari kerajaan Islam Melayu, Kesultanan Pattani, Thailand. Dia memerintah sekitar 1584 Masehi. Ratu Hijau atau The Green Queen adalah anak dari Raja Patani, Sultan Mansyur Syah. Anak-anak perempuan dinamai dengan nama-nama warna menandakan warna pelangi yang indah.

Adik Ratu Hijau adalah Ratu Biru dan Ratu Ungu. Keduanya juga naik takhta setelah kakak-kakaknya meninggal dunia. Kepemimpinan trio Ratu Hijau, Ratu Biru, dan Ratu Ungu adalah masa kemakmuran Kesultanan Pattani. Tonggak kesejahteraan rakyat Pattani dimulai dari kepemimpinan Ratu Hijau.

Ratu Hijau naik takhta setelah Kesultanan Pattani dilanda konflik saudara setelah Sultan Mansyur Syah meninggal. Perang antara saudara dan sepupu Ratu Hijau berlangsung hampir 12 tahun. Setelah semua ahli waris laki-laki Kesultanan Pattani terbunuh dalam konflik, Ratu Hijau naik sebagai pemimpin wanita pertama kerajaan Islam Pattani.

Ayah Ratu Hijau, Sultan Mansyur, adalah peletak dasar kesultanan Islam di wilayah Melayu utara. Sultan Masnyur dikenal sangat teguh memegang nilai-nilai Islam. Ia menyebarkan Islam ke negara-negara sekitar Patani dengan cara pernikahan. Sultan Mansyur juga sangat peduli dengan pendidikan Islam bagi anak-anaknya. Meski anak-anak lelakinya saat memimpin kerajaan kurang adil. Saat dipimpin raja wanita, Ratu Hijau, kesejahteraan warga Patani mencapai puncaknya.

Yang paling menonjol dari pemerintahan Ratu Hijau memang di segi ekonomi. Aturan perdagangan bagi pedagang asing pun sangat ketat. Terutama, dalam menetapkan pajak yang berbeda-beda di negara asal mereka. Dengan aturan ini, rakyat Patani mendapatkan bagian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh orang asing.

Masa-masa keemasan ini berlangsung hingga kepemimpinan Ratu Biru dan Ratu Ungu. Kemahsyuran Ratu Hijau telah dikenal, bahkan hingga negara di Eropa, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Perusahaan Inggris dan Belanda yang pernah mengunjungi Thailand Selatan ketika itu mengakui bahwa di bawah pemerintah Ratu Hijau rakyat Pattani hidup makmur.

Termasuk, ketika dua perusahan asing dari Amerika dan Inggris ingin berinvestasi di Thailand ketika masa pemerintahannya. Meski banyak pedagang asing masuk ke Pattani, aturan Melayu dan Islam tetap dipegang teguh.

Pola dan aturan yang mereka terapkan dalam pemerintahan dan pengadilan mengacu pada Kerajaan Malaka dan Pasai di Indonesia ketika itu.

Beberapa perubahan memang terjadi ketika pedagang Cina secara massal masuk ke Thailand untuk berdagang. Ada beberapa peraturan dalam perdagangan yang diadopsi kerajaan dari para pedagang Cina.

Perubahan yang dilakukan Ratu Hijau terlihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat di Pattani. Dia mampu membangun pelabuhan besar untuk mempermudah jalur distribusi perdagangan keluar negara.

Ratu Hijau memimpin kerajaan selama 31 tahun. Ia wafat pada 1616. Posisinya digantikan Ratu Biru yang memerintah tujuh tahun dan Ratu Ungu yang memerintah 12 tahun. Semasa pemerintahan tiga bersaudara itu, konflik dan pemberontakan yang muncul di Pattani dapat diredam. Baru setelah pemerintahan dipegang anak Ratu Ungu, Ratu Kuning Pattani mengalami kemunduran.  rep:ratna ajeng tejomukti ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement