Jumat 20 Jun 2014 12:00 WIB

Siapkan Bekal Ramadhan

Red:

Tak lama lagi umat Muslim di dunia akan menyambut bulan yang penuh berkah dan ampunan, Ra madhan. Menyambut tamu agung, tak boleh dengan persiapan ala kadarnya. Persiapan fisik hingga ilmu wajib dilakoni jika tak ingin merugi kala Ramadhan pergi.

Ketua Umum Dewan Dakwah Islam In do nesia (DDII) Ustaz Syuhada Bahri mengatakan umat Muslim harus menyambut kedatangan Ramdhan dengan penuh keikhlasan. "Dalam menyambut Ramadhan yang terpenting adalah mempersiapkan mental," paparnya.

Umat Islam harus belajar sejak sekarang untuk menjaga perbuatan dari hal yang tidak baik. Umat harus bisa menjaga mulut dan telinga dengan mem perbanyak zikir. "Rasulullah bersabda, zikir yang sebaik-baiknya adalah membaca Alquran," papar Ustaz Syuhada.

Membiasakan diri sebelum Ramadhan dengan amalan sunah menjadi resep meraih Ramadhan sukses. Perbanyak sedekah dan kepedulian terhadap orang lain menjadi bekal untuk membiasakan amalan Ramadhan.

Ilmu juga menjadi bekal penting guna meraih keutamaan Ramadhan. "Kitabkitab seperti Riyaduh Shalihin bisa jadi referensi. Banyak juga buku-buku soal puasa saat ini," kata Ustaz Suhada. Mengetahui seluk beluk amal-amal khusus saat puasa Ramadhan juga mesti dipersiapkan. Ustaz Syuhada berpesan, "Tarawih, sahur dan zakat fi trah harus jadi perhatian."

Memiliki target amalan selama bulan Ramadhan bisa menjadi penyemangat beribadah. Ustaz Syuhada memisalkan, ada target minimal khatam selama Ramadhan. Semua itu bisa diawali dengan kebiasaan tilawah satu juz per hari.

Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Hamid Fahmi Zarkasy mengatakan mempersiapkan diri dalam menghadapi Rama dhan dimulai dari diri pribadi dahulu. Salah satunya dengan memperbanyak amal-amal sosial. Pemahaman akan keutamaan Ramadhan bisa menjaga konsistensi amalan sebulan penuh. "Ingatingat bulan Ramadhan bisa menghapuskan dosa yang lalu," ujarnya.

Muhasabah memasuki gerbang Ramadhan juga perlu dilakukan. "Perbuatan apa saja yang dilakukan selama setahun, dosa-dosa apa saja yang sering dilakukan." Ketika Ramadhan, puasa jangan hanya dijadikan sebagai kewajiban saja tetapi juga sebagai kebutuhan. Kesucian Ramadhan juga tak dikotori dengan perbuatanperbuatan yang dilarang.

Makna Ramadhan ini harus dijadikan sebagai tradisi. Begitu juga dengan kebiasaan yang positif seperti meng hilangkan kemaksiatan. "Seperti penutupan Dolly merupakan hal yang positif dalam mempersiapkan Ramadhan," ujar dia. Ini juga merupakan bagian dari pluralitas sebagai wujud toleransi ibadah umat Muslim.

Penceramah berbagai forum kajian, Ustazah Dedeh Rosidah Syarifudin mengatakan persiapan fi sik tak kalah penting menyambut Ramadhan. "Setiap orang yang akan melakukan puasa harus menjaga kesehatannya agar ketika sampai bulan puasa tidak jatuh sakit," ujar wanita yang akrab disapa Mamah Dedeh ini.

Mamah Dedeh juga menilai bekal mental tak boleh diabaikan. Ketika Ramadhan tiba, mental tidak siap untuk berpuasa akan berpengaruh pada terputusnya puasa di tengah jalan. Guna memantapkan ilmu, seseorang tak perlu ragu untuk bertanya ke ustaz atau ulama ahli fi kih. "Jangan sampai tidak tahu ilmunya, tetapi berpurapura sudah bisa," ujar dia.

Mamah Dedeh menyebut ilmu yang berkaitan dengan puasa penting dikuasai. Terlebih tuntunan fi kih yang bersifat teknis seperti syarat wajib puasa, ibadah sunah saat Ramadhan, dan hal yang membatalkan puasa.

Godaan Piala Dunia

Digelarnya perhelatan Piala Dunia dan Pemilu Presiden dikhawatirkan akan menganggu kekhusyukan beribadah Ramadhan. Sejatinya, papar Ustaz Syuhada, godaan di saat Ramadhan justru kecil. "Karena seluruh setan diikat," terangnya. Alangkah ruginya jika seseorang malas beramal padahal tak ada godaan setan yang dibelenggu.

Ia berpesan, meski ada Piala Dunia dan Pilpres, umat mesti pandai memilah antara ibadah dan kegiatan masing-masing. "Piala dunia tidak ada yang mulai siang, paling cepat jam 11 malam, shalat tarawih pun telah selesai. Setelah menonton bola sebaiknya tidak tidur, dan melupakan sahur, mengaji apalagi hingga telat shalat subuh," ujar dia.

Ketika masa kampanye masih bertepatan dengan Ramadhan sebaiknya umat menjaga mulut dan hati. Jangan sampai keberpihakan pada salah satu pasangan calon jatuh pada perbuatan menghina dan mencaci maki.

Ustaz Fahmi menyarankan perlu ada skala prioritas dengan aktivitas seharihari. Apalagi dengan adanya piala dunia. "Tidak haram menonton bola, tetapi harus dihitung, jika menonton bola tapi mengajinya tidak dilakukan maka lebih baik memilih pahala yang lebih besar," ujar dia.

rep:ratna ajeng tejomukti ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement