Selasa 20 Sep 2016 18:00 WIB

CSR Perlu Berdampak Jangka Panjang

Red:

Konsep corporate social respon sibility (CSR) merupakan bentuk dari sebuah tanggung jawab peru sahaan terhadap dampak, yang dihasilkan dari keputusan dan aktivitas. Baik itu dampak negatif maupun po sitif, CSR perlu menghasilkan sesuatu yang ber guna bagi masyarakat.

Sebelum masuk dalam tahap menentukan bentuk bantuan yang ingin diberikan, perusa haan perlu menelisik kebutuhan yang mesti ter penuhi. Hal ini mengingat CSR bukan hanya ajang bantuan semata, melainkan juga peme nuh an kebutuhan yang sering kali belum dida patkan karena beberapa sebab.

Pakar CSR Jalal mengungkapkan, tanggung jawab sosial perusahaan perlu dilakukan dengan pro ses yang tidak serta-merta menuntun pene rima bantuan bergerak mandiri. Perlu ada jen jang pemenuhan untuk melihat kebutuhan yang paling mendesak.

Kebutuhan mendesak ini sering kali tertuang dengan pemberian bantuan berupa materi yang langsung digunakan.

Menurut dia, CSR itu merupakan bentuk tang gung jawab atas dasar yang diakibatkan oleh keputusan dan aktivitas perusahaan. Kare na itu, misalnya untuk masyarakat kurang mam pu, bantuan yang paling terasa sering kali be rupa sesuatu yang dapat langsung diman faat kan. Meskipun setelah itu, harus ada perkem bangan yang lebih mengarah untuk mem berikan kemandirian bagi penerima bantuan.

"Lebih penting lagi, bantuan itu harus dibuat lebih mandiri setelah kesejahteraan diting kat kan, jangan sampai mereka terus bergantung pada perusahaan," ujar Jalal kepada Republika be lum lama ini.

Dia menjelaskan, bantuan yang berefek pada jangka panjang dan membuat seseorang lebih mandiri, menjadi sasaran utama yang perlu diperhatikan. Bukan hanya memenuhi kebutuh an jangka pendek yang justru membuat individu semakin bergantung. Perlu ada tingkatan yang se suai dengan kebutuhan, bukan hanya mela kukan kegiatan sosial tanpa melihat keadaan.

Memang, menurut dia, pada tahap awal implementasi program untuk menumbuhkan kemandirian atau berjangka panjang sering kali de ngan modal besar. Akan tetapi, itu bisa tertu tupi pada tahapan selanjutnya.

Jalal memandang hal itu sebagai investasi yang pada akhirnya akan membuat untung perusahaan itu sendiri, baik di mata masyarakat maupun tingkat lebih tinggi, seperti bursa saham. "Bagi perusahaan, ini semata-mata bu kan sebuah beban. Memang tentu saja ada inves tasi di depan, tapi setelah itu investasi itu akan terbayar," kata pendiri lembaga CSR In donesia ini.

Namun, dia menjelaskan, sebelum perusa haan menentukan program CSR yang akan diberikan kepada masyarakat, penting untuk menekankan dampak negatif dan positifnya kepada masyarakat.

Segala dampak negatif yang dapat dihasilkan perusahaan sebisa mungkin diminimumkan, sedangkan dampak positif dapat ditekankan semaksimal mungkin.

"Perusahaan faktanya banyak yang tidak memikirkan baik-baik. Bahkan, banyak yang justru menunggangi CSR untuk melakukan sesuatu agar menutupi dampak negatif," kata Jalal.

Padahal, menurut dia, CSR seharusnya me nguat kan sisi positif dari keberadaan peru sa haan itu di wilayah sekitar. Bukan malah men jadikan bentuk bantuan yang diberikan agar me nutupi kerusakan yang sudah dilakukan.

Dampak positif

Salah satu perusahaan yang mencoba me nge lola CSR dengan menekankan dampak positif, yaitu Bank permata. Dengan menekan kan bidang edukasi, perusahaan ini mencoba menuntaskan anjuran dari Otoritas Jasa Ke uangan (OJK), sekaligus melihat kebutuhan yang diperlukan masyarakat sesuai bidang yang se jalan dengan perusahaan yang bergerak di perbankan.

Literasi keuangan menjadi kunci mening katkan pemahaman yang memang disasar mulai dari tingkatan paling bawah, anak sekolah, hing ga bagian masyarakat umum. Pemilihan bidang edukasi pun diakui Head of CSR Bank Permata Siswa W Andayani, dilakukan melalui survei terlebih dahulu.

"Kita sebelumnya juga bertanya-tanya dahulu, CSR bidang apa yang dibutuhkan? Apa edu kasi, lingkungan, UMKM, kemanusiaan? Dan ternyata memang edukasi penting," kata Siska.

Dia menjelaskan, literasi keuangan pun da pat dilakukan dengan pelbagai tahap yang dise suaikan oleh kebutuhan. Dengan mema hami hal tersebut, akan menjadi salah satu cara mem buat kehidupan masyarakat lebih baik dalam mengenal dunia perbankan.

Hal serupa juga dilakukan Elcorps yang memilih bidang edukasi sebagai fokus program CSR. Namun, proyek yang dilakukan lebih ber sifat jangka panjang. Dengan melibatkan pon dok pesantren Subulussalam di Padang, Suma tra Barat, Elcorps mencoba mengembangkan secara keseluruhan pengelolaan.

"Kita usahkan sekali memberikan bantuan bukan hanya sifatnya sementara, tapi efeknya nggak sementara," kata Head of CSR Elcorps Fajar Fitrah.

Dia mengatakan, pesantren ini merupakan pilot project dari pengembangan CSR yang baru dilakukan selama dua tahun. Nantinya, proyek ini akan membimbing pesantren untuk bisa mandiri dalam mengelola segala kebutuhannya secara profesional.

Fajar menjelaskan, CSR yang ingin dikem bangkan Elcorps memiliki dampak jangka pan jang untuk yang menerima. Dengan keinginan tersebut, sebisa mungkin perusahaan melihat kebutuhan yang disesuaikan dengan wilayah dan keadaan masyarakatnya.    rep: Dwina Agustin, ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement