Senin 22 Aug 2016 17:00 WIB

BINCANG BISNIS- Ridzki Kramadibrata, Mmanaging Director Grab Indonesia: Grabbike Masih Favorit

Red:

Keberadaan transportasi daring kini sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi kaum urban. Saat ingin menembus kemacetan Ibu Kota, cukup panggil ojek daring. Ketika tetap membutuhkan transportasi nyaman, tetapi sedang malas memacu kendaraan pribadi, mobil-mobil nyaman bisa dipanggil hanya dengan sentuhan pada layar ponsel pintar. Kehadiran transportasi daring memang telah menjadi fenomena.

Menggawangi Grab ke Indonesia bukan perkara mudah bagi Ridzki Kramadibrata dan tim Grab Indonesia. Aplikasi transportasi daring asal Malaysia dan berbasis di Singapura tersebut memang bukan yang pertama. Ada beberapa jenis aplikasi serupa yang menawarkan jasa angkut penumpang, dengan menggunakan motor dan mobil. Hadir sejak pertengahan 2014 lalu, Grab telah mengukir sejarah tersendiri di dunia transportasi berbasis teknologi. Lahir dengan nama Grabtaxi, layanan tersebut cukup mendapat apresiasi sehingga mantap mengembangkan bisnisnya.

Kurang dari setahun, berbagai layanan yang mengandalkan aplikasi terbentuk dalam diversifikasi beragam fitur. Mulai dari layanan angkut penumpang, pengiriman barang, hingga beli dan antar makanan berhasil dikembangkan.

Bahkan, demi menjaga eksistensinya, Grab mantap melakukan rebranding dan pergantian logo dengan alasan sederhana, yakni mewakili segala fitur layanan. Layanan yang awalnya dikenal dengan Grabtaxi berubah hanya menggunaan kata 'Grab'. Perubahan nama tersebut juga mewakili ragam layanan yang diberikan bagi pengguna.

Dengan mengadopsi konsep economic sharing Grab berkembang di Indonesia berkat bantuan para mitra. Pada prinsipnya, Grab akan terus berkembang beriringan dengan para mitra pengemudi.

Bisnis tanpa kekompakan dan kerja sama tim akan menjadi hal yang siasia. Di Indonesia, Grab tumbuh subur sebagai transportasi andalan di lima kota besar, yakni Jakarta, Denpasar, Surabaya, Bandung, dan Padang.

Tentu keberhasilan tersebut akan segera ditularkan ke kota besar lainnya. Keberadaan Grab juga sudah mulai tersebar di negara Asia Tenggara. Hingga kini, Grab sudah memiliki lebih dari 300 ribu mitra pengemudi dan 15 juta pengunduh di Asia Tenggara.

Berikut petikan wawancara wartawan Republika Nora Azizah dengan Ridzki di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Belum genap setahun di Indonesia, apa saja pen

ca paian yang sudah didapatkan? Perkembangan Grab di Indonesia memang bertahap. Mulai dari muncul dengan nama Grabtaxi, kemudian berganti nama hingga logo. Semua kami jalani secara bertahap. Dulu masyarakat mengenal kami dengan Grabtaxi, tetapi sekarang kami hadir lebih lengkap dengan beragam layanan. Alasan kami membuat beragam servis karena masyarakat merespons transportasi daring sebagai kebutuhan.

Itu sebabnya, perkembangannya begitu pesat. Lajunya juga menyesuaikan penetrasi ponsel pintar di Indonesia yang kian merata di daerah-daerah.

Pencapaian yang kami dapatkan tak hanya dari segi layan an, tapi juga ada dampak sosial bagi para mitra pengemudi.

Bentuk layanan Grab apa saja?

Dulu kami dikenal sebagai layanan Grabtaxi. Namun, awal tahun lalu kami merilis Grabbike. Menyusul kemudian di pertengahan tahun Grabcar.

Tahun ini kami juga memiliki fitur Grabexpress, dan bulan lalu meluncurkan Grabfood meskipun masih dalam versi beta. Terobosan baru kami juga hadir dalam bentuk layanan Grabpay, yakni pengguna memiliki uang digital untuk melakukan transaksi pembayaran.

Di Indonesia jenis layanan apa saja yang favorit?

Untuk saat ini, layanan paling favorit masih dalam bentuk Grabbike atau ojek motor. Itu menjadi favorit karena memang kondisi jalanan Jakarta didominasi kemacetan. Ojek motor menjadi andalan karena bisa menembus ke macetan. Namun, layanan tumpangan kendaraan roda empat juga masih diminati. Beberapa pelanggan tetap menguta makan keamanan dan kenyamanan dalam bertransportasi.

Bagaimana persaingan dengan layanan yang sejenis?

Jujur saja secara head to head pesaing kami hadir lebih dulu. Keberadaan kami mungkin ada di belakang, tetapi kami tidak terbelakang dari segi layanan.

Kami optimistis dapat menjadi nomor satu dari segi teknologi. Sejak rilis, aplikasi kami hampir tidak pernah downtime. Berdasarkan riset yang kami kumpulkan dari komentar dan saran pengguna, aplikasi kami juga memiliki akurasi yang tajam dan tepat.

Grab yakin bisa terus berkembang dan menjadi terdepan karena kerja sama dengan para mitra lokal yang ada. Hingga saat ini, untuk transportasi daring roda dua antar jemput penumpang, Grab sudah menguasai 50 persen market share. Ke depannya, Grab memang belum bisa memberikan angka. Namun, market share akan terus meluas, kami yakin itu.

Ke depannya, layanan Grab akan seperti apa?

Melihat fenomena ojek daring di Indonesia, tentu layanan ini akan terus berkembang pesat. Indonesia memang baru menapaki jenis bisnis demikian, tetapi perkembangannya tidak akan membutuhkan waktu lama.

Dari segi layanan juga tidak menutup kemungkinan akan mengadopsi servis Grab yang ada di negara lain. Contohnya, Grabbike sudah kami ekspor ke Vietnam sejak tahun ini. Bisa saja ke depannya, Indonesia akan mengadopsi la yanan Grabpremium yang laris di Singapura. Penumpang bi sa memilih mobil mewah sebagai tumpangan. Atau Grab13 Seater, dengan mobil berkapasitas 13 penumpang.

Kalau rencana dan tujuan Grab di industri bisnis transportasi daring seperti apa?

Rencana kami tentu sangat besar, dan kami selalu ber ha rap bisa memperluas market share. Tren penggunaan trans portasi daring sebenarnya hampir merata di seluruh dunia. Tak hanya di negara maju, tapi juga negara berkembang. Terlebih pula, teknologi GPS saat ini sudah sangat akurat. Bahkan, akurasinya bisa sampai tidak terbatas, satu meter saja tidak salah.

Itu sebabnya, bisnis seperti ini masih memiliki peluang cukup besar. Indonesia juga merupakan pasar yang cukup unik. Penduduknya berpendidikan dan berpenghasilan cukup. Transportasi daring ternyata diminati karena cara kerjanya yang praktis dan harganya lebih murah.

Bagaimana mengenai bisnis economic sharing di Indonesia?

Berdasarkan penelitian dari Universitas Cambridge, minat masyarakat di Asia Pasifik sangat tinggi terhadap bisnis yang mengusung konsep economic sharing. Grab juga memiliki hasil riset tersendiri, yakni mitra-mitra kami sebanyak 9,1 dari 10 pengemudi bersedia menjadi mitra, dan menjalankan profesi tersebut karena ingin mendapatkan penghasilan lebih besar dari pekerjaan sebelumnya.

Itu sebabnya, peluang bisnis dengan konsep economic sharing di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, masih akan terbuka luas dan diminati.

Terkait peraturan pemerintah dalam mencipta kan transportasi publik yang aman dan nyaman, bagaimana menurut Grab?

Posisi kami sebagai penyedia layanan transportasi publik berbasis daring, tentunya akan selalu bersinergi dengan peme rin tah. Kami akan mengikuti segala bentuk peraturan yang membawa keamanan dan kenyamanan bagi penumpang. Salah satunya, mengenai uji kelaikan kendaraan, kami sangat menyetujui hal tersebut. Sebelum pemerintah member lakukan hal tersebut, kami sudah menerapkannya.

Misalnya, penumpang bisa langsung memberikan umpan balik apabila pengemudi terlalu ngebut, kendaraannya rusak atau kotor, dan hal lainnya. Kami akan langsung menindak lanjuti hal tersebut secara cepat. Namun, perihal STNK yang harus balik nama atas nama institusi, itu justru bertentangan dengan prinsip economic sharing.     ed: Setyanavidita Livikacansera 

***

Memang Hobi Teknologi

Ketika Grab menunjuk Ridzki Kramadi brata sebagai managing director, ke sempatan ini bukan hal biasa baginya. Alasannya, Ridzki sudah mendapat 'zona aman' saat menduduki posisi chief operating officer (COO) untuk Air Asia Indonesia. Namun, lelaki yang menyabet gelar sarjana di Universitas Padjadjaran, Bandung tersebut, justru melenggang dengan ringan meninggalkan jabatannya. Alasan Ridzki terbilang sederhana saja.

Selain menjajaki dunia baru, bergabung bersama Grab sekaligus menjadi tantangan tersendiri baginya di dunia kerja. "Sejak awal saya memang minat dengan teknologi," katanya. Baginya, bergabung dengan Grab sama juga dengan menjadi bagian dari sejarah dan evolusi digital di Indonesia.

Bila mengurut kembali jenjang kariernya, Ridzki sebelumnya sudah banyak pengalaman karena kerap berkecimpung di dunia teknologi informasi. Khususnya, di bidang telekomunikasi. Ia pernah menjabat sebagai executive vice president (EVP) of marketing product and customer relationship management (CRM) di Bakrie Telecom. Pengalaman tersebut tentu memberikan reputasi tersendiri saat diberi kepercayaan oleh Grab.

Ridzki juga merasa diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang tinggi, dalam mengembangkan Grab di Indonesia. Berkolaborasi dengan tim yang bernuansa baru justru membuatnya lebih bersemangat. Terlebih ia didampingi anak-anak muda berbakat, yang memiliki gairah tinggi untuk berinovasi melalui teknologi.

Kehidupan lelaki yang meraih gelar MBA di State University of New York, Amerika Serikat (AS), tersebut di luar pekerjaannya tidak bisa lepas dari peran teknologi. Bahkan, kesehariannya tak lepas menggunakan gadget berteknologi.

Ketertarikannya dengan teknologi memang sudah ada sejak ia masih muda. Hingga saat ini, Ridzki tak pernah ketinggalan memperbarui handset miliknya, untuk mendapatkan teknologi generasi terbaru.

Mulai dari smartphone hi-tech dengan kemampuan virtual reality (VR) hingga berbagai jenis perangkat lainnya. "Teknologi itu sesuatu yang menyenangkan, apalagi kalau bisa membuat hidup kita menjadi lebih praktis," ujar Ridzki.

Teknologi juga menunjang pekerjaannya agar lebih cepat selesai serta bisa berkoor dinasi dengan tim. Kerja keras memang menjadi sebuah keharusan, tetapi seseorang tetap memerlukan waktu untuk menghibur dirinya sendiri.

Begitulah Ridzki menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Sedapat mungkin, ia selalu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat sehingga bisa menikmati waktu bersama keluarga.

Sebab, tak ada momen paling bahagia selain bisa berkumpul dengan keluarga. Di waktu senggang, Ridzki lebih suka mengisinya dengan menonton film. "Saya paling suka film yang ada unsur komedinya," kata Ridzki. Film berbumbu komedi lebih terasa menghibur dan menyenangkan untuk disaksikan.    rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement